BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Latest Post

Gagal Manfaatkan Momen

Written By gusdurian on Sabtu, 31 Januari 2009 | 12.26

PELUANG EMAS, Striker timnas Indonesia TA Musafri (atas) melepas tembakan ke arah gawang tanpa mampu dicegah gelandang Australia, Matt Thompson, pada Kualifikasi Grup B Piala Asia 2011 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, tadi malam.


JAKARTA (SINDO) – Timnas Indonesia tak mampu memanfaatkan keuntungan bermain di kandang pada laga Kualifikasi Grup B Piala Asia 2011 tadi malam.

Meski bermain dengan dukungan puluhan ribu penonton yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), skuad Merah Putih harus puas berbagi nilai satu setelah imbang 0-0 melawan Australia. Hasil imbang ini membuat Indonesia untuk sementara mengemas nilai dua dari dua laga.

Pada pertandingan sebelumnya, Charis Yulianto dkk juga bermain tanpa gol melawan tuan rumah Oman di Muscat,Senin (19/1). ”Kami sebenarnya berharap menang, apalagi timnas banyak peluang.Hasil seri sudah bagus. Bagaimanapun Australia tim kelas dunia.Kami akan memanfaatkan waktu yang ada agar bisa mengoptimalkan angka pada pertandingan berikutnya,” ujar pelatih timnas Indonesia Benny Dollo seusai laga.

Seperti diketahui, Socceroos—julukan Australia—bertengger di posisi 29 FIFA, 115 posisi di atas Indonesia yang berada pada urutan 144 dunia. Skema 4-3-3 yang diterapkan timnas tadi malam sebenarnya cukup efektif. Namun lemahnya penyelesaian akhir di kotak penalti Socceroos membuat pertandingan harus berakhir tanpa gol.

Di lain pihak, Socceroos menganggap skor 0-0 merupakan pencapaian maksimal. Pelatih timnas Australia,Pim Verbeek, pun memuji solidnya pertahanan Indonesia. ”Kami kesulitan menembus. Secara keseluruhan mereka bermain bagus,”ujar Verbeek yang puas dengan perolehan satu angka dari SUGBK karena skuadnya tak memiliki banyak kesempatan berlatih bersama.

”Kami senang dengan hasil imbang. Kami tidak kehilangan angka. Pemain banyak melakukan kesalahan. Komunikasi antarpemain tidak berjalan,” lanjut pelatih berpaspor Belanda tersebut. Verbeek memang tak bisa berbuat banyak karena amunisi bintang Socceroos seperti Tim Cahill yang merumput untuk klub Liga Primer Inggris, Everton, tak bisa dimainkan di Kualifikasi Piala Asia.

”Kami tetap tidak bisa menggunakan pemain yang merumput di Eropa. Kami terbentur aturan. Mereka hanya bisa dipanggil untuk Piala Dunia,”ujarnya. (mohammad sahlan/wahyu argia)



http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/208933/38/

Gencatan Senjata Israel-Hamas Terancam

Gencatan Senjata Israel-Hamas Terancam
"Takkan ada perdamaian di Timur Tengah tanpa keterlibatan Hamas."
KAIRO -- Utusan Khusus Amerika Serikat di Timur Tengah, George Mitchell, kemarin mengatakan bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas dalam keadaan kritis. Karena itu, dia mendesak agar Mesir terus mendorong upaya perdamaian di wilayah rawan konflik tersebut. Hal itu disampaikan Mitchell selepas bertemu dengan Presiden Mesir Husni Mubarak di Kairo.

"Kondisi gencatan senjata yang akan diperpanjang masa berlakunya ini sangat kritis," tutur diplomat berumur 71 tahun itu. Mitchell tak berlebihan. Maklumlah, menjelang lawatannya ke Timur Tengah, jet-jet tempur Israel kembali membombardir wilayah perbatasan Gaza dan Mesir. Israel mengklaim serangan itu bertujuan menghancurkan terowongan Hamas.

Sehari sebelumnya, seorang tentara Israel tewas akibat ledakan di dekat Gaza. Jaringan televisi Al-Arabiya menyebutkan insiden itu juga melukai tiga serdadu Yahudi lainnya. Bom meledak setelah menghantam satu patroli militer di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza. Sejumlah saksi mata mengatakan bahwa ledakan itu disusul dengan baku tembak.

Adapun pemerintah Israel mengancam akan melindungi diri dari sejumlah serangan yang datang menyusul tewasnya seorang prajurit mereka. "Israel menginginkan perdamaian di wilayah selatan terus berlanjut," ujar juru bicara pemerintah Israel, Mark Regev, kepada kantor berita AFP. "Tapi kemarin sebuah serangan mematikan berupaya merusak perdamaian itu."

Regev mewanti-wanti bahwa Israel tidak segan-segan bertindak guna melakukan perlindungan. "Dalam menghadapi provokasi seperti itu, Israel tentu akan bertindak," ujarnya. Komentar itu disampaikan beberapa jam sebelum Mitchell tiba di Israel, sebagai bagian dari lawatan pertamanya setelah diutus Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama.

Sepekan setelah dilantik, Presiden Obama mengatakan bahwa ia tak mau berharap terlalu tinggi terhadap kemajuan yang dicapai setelah serangan Israel ke Gaza. Namun, Obama optimistis kemajuan masih bisa dicapai. "Inilah saatnya untuk kembali ke meja perundingan," kata Obama kepada Al-Arabiya.

Obama juga berjanji akan lebih aktif dalam menjalankan diplomasi Timur Tengah ketimbang pendahulunya, George Walker Bush. Itu sebabnya, Obama mengutus Mitchell berkunjung ke Israel, Tepi Barat Palestina, Yordania, dan Arab Saudi. "Tujuan Senator Mitchell adalah memperkukuh upaya kita mengupayakan kemajuan di Timur Tengah," katanya.

Sementara itu, bekas presiden Jimmy Carter mengatakan bahwa Hamas bisa dipercaya untuk memegang teguh hasil perdamaian. "Takkan ada perdamaian di Timur Tengah tanpa keterlibatan HAMAS," kata Carter mewanti-wanti dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi NBC. Kata Carter lagi, Hamas tak pernah menyimpang dari kesepakatan. AP | AFP | BBC | HAREETZ | ANDREE PRIYANTO

AKIBAT SERANGAN ISRAEL

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan perlu dana jutaan dolar Amerika guna memberikan bantuan kemanusiaan kepada lebih dari sejuta warga Gaza selepas serangan militer Israel ke wilayah yang dikuasai faksi Hamas itu. Jumlah itu belum termasuk miliaran dolar Amerika untuk pembangunan tempat berteduh bagi pengungsi dan warga yang rumahnya hancur dibombardir roket Israel, termasuk sejumlah fasilitas infrastruktur yang ikut jadi debu manakala Negeri Yahudi tersebut melancarkan serangan bersenjata ke Jalur Gaza selama tiga pekan. Berikut ini perincian kerusakan itu. AP | GRAPHICNEWS | DRE

KORBAN PALESTINA

Tewas: 1.300
Terluka: 5.500
Hilang: 500
HAMAS:
Versi Israel: 100 lebih
Versi Hamas: 48

ISRAEL:

Tewas: 13 (10 di antaranya tentara)
KERUSAKAN:

Bangunan hancur: 4.000
Bangunan rusak: 20.000
Fasilitas medis yang rusak: 21
Fasilitas PBB yang rusak: 50
Kehilangan rumah: 100.000 jiwa
Tanpa air bersih: 400.000 jiwa

GEORGE MITCHELL

KELAHIRAN:
Maine, 20 AGUSTUS 1933
Ayah Irlandia dan ibu Libanon

PENDIDIKAN:
1954: Bowdoin College
1961: Sarjana hukum Georgetown University Law Center

KARIER:

1954-1956: Angkatan Bersenjata Amerika Serikat
1960-1962: Pengacara Divisi Hak Monopoli Departemen Kehakiman
1962-1965: Asisten Eksekutif Senator Edmund S. Muskie
1965-1977: Pengacara di Portland, Maine
1977-1979: Jaksa Federal Distrik Maine
1980-1988: Senator
1989-1995: Pemimpin Mayoritas Senat
1995: Ditunjuk Presiden Bill Clinton sebagai Utusan Khusus untuk Irlandia Utara. Menghasilkan kesepakatan damai Good Friday yang mendamaikan umat Katolik dan Protestan di Irlandia Utara.
2000-2001: Memimpin komisi penyelesaian konflik bersenjata Israel-Palestina dengan kesimpulan diakhirinya aktivitas pendudukan Israel. Sebaliknya Palestina diminta untuk memadamkan serangan militan Islam dan menghukum milisi yang terlibat.
2006-2007: Menyelidiki pemakaian steroid di arena basket yang berujung pada skorsing beberapa bintang lapangan di sana.
2009: Ditunjuk Presiden Barack Hussein Obama menjadi Utusan Khusus untuk Timur Tengah.




http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/29/Internasional/krn.20090129.155118.id.html

Obama dan Perjuangan Melawan Rasisme

Obama dan Perjuangan Melawan Rasisme
Mustofa Liem,
DEWAN PENASIHAT JARINGAN TIONGHOA UNTUK KESETARAAN


“All men are created equal; that they are endowed by their Creator with certain unalienable rights; that among these are life, liberty, and the pursuit of happiness.”
(Thomas Jefferson).

Obama adalah semacam “brand” global yang punya kedekatan dengan Indonesia. Bukan hanya karena pernah tinggal di negeri ini lalu bersekolah di Menteng. Tapi, seperti sudah diketahui, Obama juga punya adik tiri berdarah Indonesia, yakni Maya Sutoro (saudara seibu, beda ayah). Ikatan darah itu menjadi penghubung abadi antara sosok Obama, Amerika Serikat, dan kita bangsa Indonesia. Tak mengherankan, misalnya, saat Obama menelepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan menyatakan kangen dengan nasi goreng, bakso, dan rambutan, semua media kita serentak memuat beritanya, tak terkecuali koran ini (Koran Tempo, 26 November 2008).

Memang sebelum dan sesudah menang dalam pemilihan presiden AS pada 4 November 2008 dan menjadi Presiden AS ke-44 serta menjadi presiden berkulit hitam pertama, sudah banyak hal ditulis tentang sosok berumur 47 tahun itu. Dari berbagai hal menarik tentang Obama, ada satu kalimat yang ditulis Obama sendiri yang menarik untuk dielaborasi. Dalam buku The Dream from My Father, Obama menulis bahwa hidupnya diwarnai dengan cacian rasialis. Stanley Ann Dunham, ibu Obama yang berkulit putih, dan Barack Hussein, ayahnya yang berkulit hitam, beragama Islam, serta beristri empat, membuat Obama tak bebas dari sentimen ras. Kita sudah membaca bagaimana isu Islam dan warna kulitnya begitu dimainkan kubu Hillary dan McCain dalam upaya menuju Gedung Putih.

Syukurlah, mayoritas warga AS terbukti mau memakai akal sehatnya, sehingga tidak menjadikan isu Islam atau warna kulit Obama sebagai kendala untuk memilihnya sebagai presiden baru AS. Namun, jangan lupa, ada sebagian kecil warga AS yang terus mengungkit-ungkit masalah ras ini. Bukti terbaru menunjukkan bahwa rasisme meningkat sejak Obama terpilih (AFP, 19 November 2008).

Memang sebagian kecil warga kulit putih AS, khususnya pengikut Ku Klux Klan dan Council of Conservative Citizens yang masih mengagungkan superioritas ras kulit putih, merasa negara AS yang dirintis nenek moyang mereka (kaum imigran asal Eropa) sejak 200-300 tahun lalu kini sudah dirampas oleh orang berkulit hitam seperti Obama. Kaum rasis itu juga takut dominasi warga kulit putih AS (kini 52 persen dari 300 juta populasi AS) suatu saat juga akan tergeser oleh warga kulit hitam (Afro-Amerika, 24 persen), keturunan Hispanik (14 persen), dan sisanya (7 persen) yang merupakan keturunan Asia, termasuk Timur Tengah.

Tidak aneh jika spirit “White, Anglo-Saxon, Protestant” (WASP) sebagai identitas nasional AS sekarang justru menguat lagi. Jadi bukan malah berakhir, seperti diungkapkan para analis politik masalah internasional. Dan dalam berbagai segi, bangkitnya spirit WASP berarti mengandung makna diskriminasi. Jadi, walau AS sudah punya presiden berkulit hitam, negeri itu masih belum akan bebas total dari persoalan diskriminasi atau rasisme.

Apalagi, dalam sejarah negeri itu, perjuangan warga kulit hitam agar hak-haknya bisa setara dengan warga kulit putih masih relatif belum begitu lama. Perjuangan itu dipelopori Martin Luther King Jr sejak 1955, tapi baru pada 10 Mei 1963 ada Perjanjian Birmingham, yang melahirkan “Civil Rights Act” pada 1964 yang mengakhiri praktek segregasi atas kaum kulit hitam. Lalu, pada 1965 lahir “Voting Rights Act”, hak bagi warga kulit hitam untuk ikut pemilu. Tragisnya, pada 4 April 1968, Martin Luther King Jr justru tewas ditembak pada tenggorokannya oleh James Earl Ray atas nama kebencian ras. Inilah ironi AS yang dalam deklarasi kemerdekaannya mengutip kalimat Thomas Jefferson bahwa “semua orang diciptakan setara, bahwa mereka dianugerahi oleh sang Pencipta hak pasti yang tak boleh dirampas orang lain, yakni hak akan kehidupan, kebebasan, dan kebahagiaan” (teks aslinya seperti di atas).

Jadi, seperti diprediksi oleh Anthony Giddens dan sudah penulis sebutkan di atas, AS setelah terpilihnya Obama masih akan menghadapi sentimen ras. Tapi, untungnya, regulasi di AS cukup tegas, ada jaminan negara secara tertulis bahwa siapa pun yang melakukan praktek rasisme akan divonis atau dihukum sesuai dengan undang-undang.

Apa yang bisa kita timba di sini? Lewat berbagai regulasi, pemerintah SBY juga punya good will mengakui kesetaraan antarwarga negara. Sebagaimana “Civil Rights Act” di AS, UU Kewarganegaraan No. 12/2006 yang disahkan oleh Presiden SBY pada 1 Agustus 2006 juga menjamin kesetaraan setiap warga negara, termasuk keturunan Tionghoa yang lahir di negeri ini sebagai WNI. Undang-Undang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis juga baru disahkan oleh DPR akhir Oktober lalu.

Namun, perjuangan menghapus diskriminasi, rasisme, serta segala bentuk kebencian rasial lainnya di negeri ini belum berarti sudah selesai. Ini perjuangan panjang dan berliku. Yang penting, regulasi kita harus tegas menghukum siapa pun yang melakukan praktek diskriminasi atau rasisme. Jadi, baik Obama maupun kita di sini sama-sama punya panggilan mulia mewujudkan kesetaraan dan mengakhiri segala bentuk diskriminasi atau rasisme yang melecehkan keluhuran martabat manusia.

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/28/Opini/krn.20090128.155041.id.html

Banjir bisa lebih parah daripada tahun-tahun sebelumnya, menurut pemodelan ITB.

FEBRUARI SUDAH TIBA
Banjir bisa lebih parah daripada tahun-tahun sebelumnya, menurut pemodelan ITB.
JAKARTA -- Februari kembali menjelang. Jakarta, seperti biasa, bakal menerima kiriman spesial berupa banjir. Bedanya, tahun ini kiriman bukan cuma datang dari hulu-hulu sungai, tapi juga dari laut dan langitnya sendiri. Ya, awal Februari nanti banjir di ibu kota bisa lebih parah daripada tahun-tahun sebelumnya.

Isyarat itu dilontarkan Armi Susandi, Ketua Program Studi Meteorologi di Institut Teknologi Bandung. Berdasarkan sistem pemodelan mutakhir yang dikembangkannya, Armi yang ditemui beberapa kali sejak pekan lalu mengungkapkan bahwa potensi wilayah cakupan banjir di Jakarta tahun ini naik 20-30 persen. "Jakarta bakal lumpuh di pekan pertama Februari," katanya.

Armi menyatakan bahwa angka curah hujan bulanan pada periode Januari-Februari dari tahun ke tahun semakin pasti merangkak meninggalkan kisaran tradisionalnya: 300-400 milimeter. Tahun ini, Armi menambahkan, model prediksi cuaca yang dia modifikasi menggunakan rumus-rumus lama dan baru matematika serta perhitungan Fast Fourier Transform memberikan konfirmasi kisaran rata-rata curah hujan pada periode itu hanya berkutat di angka 400 milimeter.

Angka itu ikut disumbang dari awan yang diendus Armi bakal berkumpul di atas Laut Jawa pada periode yang sama. Kawanan awan, yang sejatinya berarak ke selatan itu, keburu menumpahkan isinya di atas Jakarta karena beratnya muatan uap air. Tingginya tingkat polusi di udara Jakarta memungkinkan tumpahan itu. Dalam hal ini, polutan SO2 (sulfur dioksida) berperan menjadi inti pembentukan titik-titik hujan.

Merangseknya hujan ke tengah kota--tidak lagi terbatas di sekeliling Jakarta--juga merupakan kecenderungan baru. Perpaduan konsentrasi awan hujan di langit Jakarta dan Laut Jawa itu diperhitungkan berpotensi mengguyur wilayah utara, timur, dan selatan Jakarta dengan hujan yang lebih deras.

"Kombinasi ini tidak muncul tahun lalu sehingga Jakarta luput dari ancaman banjir besar walau intensitas hujan cukup merata di semua wilayah hingga mencapai 400 milimeter per bulan pada Februari," jelas Armi.

Armi, yang juga Wakil Ketua Kelompok Kerja Adaptasi Perubahan Iklim di Dewan Nasional Perubahan Iklim, mengatakan kumpulan awan hitam di utara itu semestinya bisa diterima sebagai sinyal bagi warga ibu kota untuk siaga banjir. Hujan yang mungkin tertumpah di laut, katanya lagi, juga bisa bahu-membahu dengan gaya tarik bulan untuk membangkitkan rob yang akan memperparah banjir di dalam kota.

Jika hujan yang jatuh di hulu sungai (selatan) dan dari langit Jakarta disusul siraman hujan di laut (utara) serta rob menerjang dalam kurun kurang dari enam jam, inilah yang diprediksi Armi bakal melumpuhkan Jakarta. Berdasarkan pola hujan yang dirumuskannya sampai "begadangan" bersama para ahli matematika, informatika, dan koleganya di bidang meteorologi itu, genangan diperkirakan bisa bertahan hingga empat hari. "Seminggu atau dua minggu setelah kejadian mungkin baru akan pulih," kata doktor ilmu cuaca itu.

Menilik klaim yang diajukan bahwa tingkat akurasi model itu mencapai 90 persen, warga Jakarta mungkin cuma bisa berdoa agar selang jatuhnya hujan di lokasi-lokasi itu tidak terlalu dekat. "Jika ketiganya muncul dalam selang 12 jam atau lebih, kondisi Jakarta tidak bakal separah yang diperkirakan," begitu kata Armi.

Karena kalau jaraknya cuma enam jam, fasilitas sekaliber kanal banjir sekalipun tak bisa menolong. Sebaliknya, dengan kondisi yang sudah separah itu, kanal justru bisa beralih rupa menjadi sumber masalah lain dengan gerakan balik airnya.

Armi mengatakan tidak ada cara dan rekayasa yang bisa mengurangi curah hujan di Jakarta. Pemakaian teknologi modifikasi cuaca terlalu mahal pun tingkat keberhasilannya kecil. Lagi pula, katanya, jarang ada orang yang memakai alat tersebut ketika sudah masuk musim hujan.

"Satu-satunya cara adalah menyiapkan sarana dan prasarana mengatasi banjir di dalam kota," katanya. Sarana itu bisa berupa jebakan air yang berfungsi mengurangi debit banjir. "Jebakan air adalah semacam kolam berukuran 200-1.000 meter persegi sedalam enam meter. Entah kenapa pemerintah belum membuatnya juga sampai sekarang," katanya lagi.

Heru Widodo, meteorolog yang juga spesialis pemodelan di Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, mengungkapkan pihaknya pernah diundang rapat kerja oleh Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Daerah DKI Jakarta. "Mereka sudah tahu kok tentang pemodelan-pemodelan ini," katanya. Tapi, sekali lagi, entah kenapa belum ada aksi pemanfaatannya. WURAGIL | ANWAR SISWADI (BANDUNG)

Banjir Jakarta Versi Lainnya

Februari, dua tahun lalu. Sebuah anomali terjadi di tengah musim hujan. Massa udara dingin yang melaju kencang dari Laut Cina Selatan terpecah dan bablas "menabrak" Pulau Jawa. Jakarta lumpuh dibekap banjir.

Dengan radar baru, cold surge, nama fenomena itu, bisa dipantau kembali kedatangannya pada tahun ini oleh Fadli Sjamsuddin dan kawan-kawannya di program Harimau (Hydrometeorological Array for Intraseasonal Variation Monsoon Automonitoring) BPPT.

Program yang berusaha memahami variasi-variasi yang mungkin terjadi dalam setiap musim itu bekerja sama dengan JAMSTEC, Jepang, mengungkap bahwa hujan deras pada 12-15 Januari lalu adalah buah tangan angin kesasar itu.

Tapi, kali ini, cukup sampai di sana. "Dalam satu sampai dua pekan ke depan, ada kemungkinan cold surge lebih rendah sehingga kami memprediksi tidak ada banjir besar lagi (awal Februari)," kata Fadli, ahli oseanografi fisik dan pemodelan laut secara numerik, kemarin.

Prediksi yang sama juga diberikan Heru Widodo, ahli meteorologi di Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan di BPPT. "Banjir Februari tahun ini kami prediksi tidak sampai sebesar 2002 dan 2007," kata Koordinator Prediksi Banjir dengan metode kecerdasan buatan ANFIS (Adaptive Neurobased Fuzzy Inference System) di kantornya itu.

Peta potensi banjir senada juga dihasilkan di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Institusi ini bahkan sudah punya peta untuk Maret. Hanya, Endro Santoso, Kepala Bidang Informasi Klimatologi dan Kualitas Udara BMKG di Jakarta, mengungkapkan bahwa peta-peta itu dibangkitkan pada lokasi-lokasi yang memang sudah langganan banjir.

Data curah hujan yang diperhitungkan juga insitu. Belum memperhitungkan hujan yang jatuh di laut ataupun hulu sungai. "Itu sebabnya, kami selalu memperbaruinya menggunakan data ramalan yang lebih jangka pendek," katanya. WURAGIL | TJANDRA

Masih Berani Bilang Cuma Hujan Air?

Januari, terutama Februari, adalah periode ketika Jakarta biasa dikepung banjir. Utara, selatan, belakangan malah dari pusatnya juga. Armi Susandi dan timnya mengaku harus begadang selama empat hari untuk menghasilkan rumus pola hujan yang akurat untuk menyusun modelnya.

Pekerjaan sendiri sudah dimulai sejak tahun lalu. "Akurasinya baru 90 persen, karena data di BMG (sekarang BMKG) masih kurang," katanya. Idealnya, tim itu membutuhkan data curah hujan Jakarta hingga 30 tahun ke belakang dan berlaku harian, bukan bulanan seperti yang digunakan saat ini.

Berikut adalah potensi hujan dan banjir Jakarta, Februari 2009, keluaran dari model itu.

MEMBACA AWAN

Hujan di Jakarta, Bogor, dan di Laut Jawa biasanya terjadi pada sore atau malam. Untuk mengetahui lebat-tidaknya hujan dan potensi banjir yang mungkin ditimbulkan, bacalah tanda-tanda awan itu pada pagi-siang hingga sore.

Jika awan gelap dan menggumpal luas di atas Laut Jawa, itu artinya bakal turun hujan lebat. Lamanya berkisar 4-8 jam. Intensitasnya 100-150 milimeter per hari. Potensi menimbulkan rob sangat tinggi. Mereka yang di pesisir bisa bersiap.

Awan tebal yang menggantung di atas kota biasanya merepresentasikan hujan selama 2-5 jam, dengan intensitas umumnya 80 milimeter per hari. Tapi bisa saja sampai 150 milimeter.


Curah hujan di Bogor masih cukup tinggi seperti tahun lalu. Intensitasnya mencapai 100 milimeter per hari. Dengan curah hujan sebesar itu, volume air yang mengalir dari hilir ke muara mencapai 1.600 meter kubik per detik. Untuk diketahui, daya tampung banjir kanal dan timur masing-masing hanya 300 meter kubik air per detik.
Intensitas curah hujan akan turun beragam di lima wilayah Jakarta. Kisarannya 50-400 milimeter per bulan.
Intensitasnya 200-350 milimeter atau hampir dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu (100-200 milimeter). Berpotensi menyebarkan rob di wilayah utara Jakarta. BMKG juga memprediksi bahwa bibit-bibit badai di utara Australia bisa menularkan awan di tempat ini.
Jika rob sampai bertabrakan dengan arus air dari utara dan hasil hujan di kota, jantung ibu kota yang berada di dataran rendah bisa terendam tiga sampai empat hari.
"Ini serupa dengan kondisi banjir 2007," kata Armi. Ada kemungkinan terjadinya 52 persen. Sedangkan perkiraan untuk kondisi lumpuh mencapai 20 persen.
Sedikit berbeda dengan tahun lalu, wilayah banjirnya agak bergeser ke timur karena perubahan pola tekanan angin laut. Pergerakan hujan dari laut ke arah selatan itu juga berubah. Bentuknya agak melengkung ke timur sehingga warga di wilayah Bekasi dan Cibubur harus siap berkemas. Wilayah barat bisa dituju karena selain kontur yang tinggi, curah hujannya juga tidak lebat.


http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/30/Ilmu_dan_Teknologi/krn.20090130.155218.id.html

RUU Susduk belum Tuntas Panja ke AS dan Jerman

RUU Susduk belum Tuntas Panja ke AS dan Jerman

Tugas belum selesai, anggota DPR malah pelesir ke Amerika Serikat dan Jerman.

K ALI ini, yang berangkat adalah anggota dewan yang masuk Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-Undang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD (RUU Susduk) "Tak ayal lagi, keberangkatan anggota panja tersebut mengejutkan publik. Pasalnya, tidak ada pemberitahuan sebelumnya," ungkap Direktur Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) Ronald Rofiandri di Jakarta, kemarin.
Kepergian ke AS dan Jerman pada 25 hingga 31 Januari adalah hasil kesepakatan rapat intern panja yang berlangsung dua hari (20-21 Januari 2009) di Wisma Kopo, Bogor.

Anggota panja yang berangkat dibagi menjadi dua tim. Tim pertama ke AS adalah Wakil Ketua Pansus Susduk Nursanita Nasution (F-PKS), Hajriyanto Y Thohari, Azhar Romli, dan Tyas Indyah Iskandar (F-PG), Wila Chandrawila Supriadi (FPDIP), FX Soekarno dari F-PD, Sayuti Asyathri (F-PAN), dan Fahri Hamzah dari F-PKS. Sedangkan tim kedua berangkat ke Jerman diketuai Mufid Busyairi dari F-KB.

Harusnya, kata Ronald, studi banding yang pertama kali untuk tahun anggaran 2009 itu tidak menjadi prioritas Panja RUU Susduk mengingat alokasi kerja anggota DPR semakin pendek. Apalagi, beban kerja anggota DPR pada masa sidang yang berakhir 6 Maret itu sangat berat. Mereka harus merampungkan tunggakan 82 RUU. Jumlah itu belum termasuk RUU yang berkaitan dengan ratifikasi perjanjian internasional dan RUU akibat putusan Mahkamah Konstitusi.

Bahkan pada masa sidang III tahun sidang 2008-2009 menjelang pelaksanaan Pemilu 9 April 2009, hanya tersedia 32 hari kerja bagi anggota DPR.

Ronald menyesalkan keputusan Panja RUU Susduk karena tidak ada pemberitahuan ke publik sebelumnya. Menurutnya, Panja RUU Susduk seyogianya memberi contoh yang baik terhadap alat kelengkapan DPR lainnya.

Pasalnya, RUU Susduk merupakan pintu masuk perubahan DPR ke arah yang lebih baik.

Anggota Panja Susduk yang tidak ikut melakukan studi banding, Eva Kusuma Sundari (F-PDIP), menepis anggapan studi banding akan menghambat proses pembahasan. "Justru karena kita mau ngebut, saya menyarankan kepada teman-teman untuk studi banding dulu."

Menurutnya, agenda studi banding sangat padat. Ada tujuh agenda yang akan dibahas dalam studi banding tersebut, di antaranya mengenai fungsi Ketua DPR sebagai speaker of the house, format badan urusan rumah tangga (BURT), dan Sekretariat Jenderal DPR.

Hal yang sama disampaikan Nursanita. "Acara dari pukul 09.00 hingga pukul 18.00 dan suhu di Amerika -10 derajat celsius. Jadi tidak memungkinkan para anggota untuk melakukan wisata dan tidak boleh ada yang membawa keluarga."

Aji mumpung Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang menilai sikap Panja Susduk hanya sebuah kegenitan. "Harusnya, mereka memfokuskan untuk merumuskan klausul yang akan dimasukkan ke RUU Susduk. Itu hanya aji mumpung, mumpung masih ada waktu dan anggaran," tukasnya.

Menurut dia, keberangkatan itu akan menghambat proses pembahasan RUU Susduk yang ditargetkan selesai sebelum masa sidang III DPR berakhir. "Saya tidak yakin studi banding akan membawa hasil maksimal," ujar Sebastian. mustain@mediaindonesia.com



http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/MI/MI/2009/01/29/ArticleHtmls/29_01_2009_002_001.shtml?Mode=1

Presiden Larang Pejabat Fasilitasi Kampanye

Presiden Larang Pejabat Fasilitasi Kampanye
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melarang pejabat pusat dan daerah memanfaatkan, memerintahkan, atau memfasilitasi kampanye partai politik dan calon presiden tertentu. "Jangan ada perintah atau (tindakan) memfasilitasi dari pejabat negara," kata Yudhoyono saat memberikan pengarahan dalam rapat pimpinan TNI/Polri di Istana Negara kemarin.

Pejabat negara dilarang memenangkan partai politik atau calon presiden. "Jangan melanggar sumpah jabatan," kata dia. "Biarkan rakyat memilih sesuai dengan pilihannya masing-masing."

Presiden menegaskan, aturan kampanye bagi pejabat negara dipatuhi, tak terkecuali oleh dirinya dan Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku incumbent. Aturan juga berlaku bagi gubernur, bupati, dan wali kota. "Aturan kampanye bagi pejabat negara sudah jelas," kata dia.

Dalam pengarahannya, Yudhoyono mengungkapkan kekecewaannya atas adanya sejumlah oknum pejabat TNI/Polri yang mengganggu netralitas lembaga pada Pemilu 2004. Ia berharap kejadian itu tak terulang. "Saya pernah merasakan betapa sakitnya ketika ada oknum pejabat TNI dan Polri mengeluarkan kebijakan atau instruksi yang mengganggu netralitas TNI/Polri. Itu terjadi pada Pemilu 2004," kata dia. "Bukan organisasi, tetapi oknum."

Menurut Yudhoyono, dalam pemilu yang lalu ada forum komandan satuan di lingkungan TNI. Forum itu meminta anggotanya tak memilih salah satu partai. Oknum menunjukkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai yang dimaksud. "Saya tahu pasti bukan kebijakan Panglima waktu itu," kata dia. Ia menekankan, netralitas bukan hanya harapan presiden dan panglima, tapi juga elite politik. NININ DAMAYANTI | GUNANTO ES



http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/30/Nasional/krn.20090130.155284.id.html

Mohamad Hasan: Krisis Ekonomi Dunia Karena Orang Semakin Serakah

Mohamad Hasan:
Krisis Ekonomi Dunia Karena Orang Semakin Serakah

Krisis ekonomi global saat ini memunculkan kekhawatiran banyak pihak. Ada yang menduga, krisis ekonomi --terutama yang dialami Amerika Serikat--bakal berlangsung satu hingga dua tahun. Namun ada pula yang memprediksi akan berlangsung lama, empat hingga lima tahun.

Satu di antara mereka yang memperkirakan krisis ekonomi di Amerika Serikat akan berjalan lama adalah Mohamad Hasan. "Karena borok ekonomi mereka, baru satu atau dua sektor saja yang terkuak. Borok yang lain, di sektor asuransi dan kartu kredit misalnya, dan borok ekonomi yang lain, saya perkirakan akan bermunculan," kata penasihat di sejumlah institusi bisnis yang dikelola anak-anak muda itu.

Berikut perbincangan wartawan Gatra Dwitri Waluyo dengan Ketua Umum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia itu di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Sabtu lalu. Bob Hasan, begitu para koleganya memanggil, tengah berjalan santai bersama beberapa atlet junior. "Mereka anak-anak muda yang potensial yang harus dibimbing dengan baik," kata Bob Hasan seraya menyebutkan slogan: "Atletik yes, smoking no, narkotik no, no, no!" Petikannya:

Apa kesibukan Anda saat ini?
Saya lebih banyak di lapangan. Selain membina para atlet atletik, saya juga butuh memulihkan kesehatan. Saya baru saja dioperasi jantung (bypass) oleh Prof. Munawar dan Dokter Alfaferi Santoso di sebuah rumah sakit di Kampung Melayu, Jakarta.

Kok, orang sekelas Anda berobat di kampung? Kenapa tidak berobat di luar negeri seperti yang lain?
Berobat di luar negeri kan membuang-buang devisa. Kita harus memberi kesempatan dokter, perawat, bekerja. Ahli-ahli kita lebih hebat dari yang di luar negeri.

Dunia sedang dilanda krisis. Menurut Anda, apa yang menjadi sebabnya?
Ini karena orang semakin serakah.

Maksud Anda?
Menurut saya, krisis global saat ini disebabkan oleh ulah nakal para spekulan. Mereka sibuk dengan transaksi derivatif, mengejar untung besar dengan melakukan rekayasa-rekayasa keuangan. Yang mereka perdagangkan hanya impian-impian saja, tidak ada investasi di sektor riil, tidak ada barang yang diproduksi, ya, akhirnya mati.

Menurut Anda, berapa lama krisis ini akan berlangsung?
Menurut saya cukup lama, bisa empat sampai lima tahun.

Kenapa begitu lama?
Sekarang ini kan baru sebagian saja borok ekonomi Amerika yang muncul. Borok-borok ekonomi lain, saya pikir, masih akan bermunculan. Kedua, dulu, di luar negeri, kan kita tahu ada banyak perusahaan blue chips, seperti Lehman Brother. Tapi mereka rugi sangat besar. Sudah hancur. Untuk bisa pulih, jelas butuh waktu lama.

Sementara itu, penyelesaian kasus subprime mortgage juga masih butuh waktu. Belum lagi penyelesaian atas orang-orang yang terkena PHK.

Bagaimana dengan harga minyak?
Harga minyak, menurut saya, masih tetap akan melemah. Ini karena penurunan produksi 1 juta barel yang dilakukan OPEC masih belum seimbang dengan penurunan 2 juta barel konsumsi minyak Amerika Serikat. Jadi, selama produksi masih lebih tinggi dari tingkat konsumsinya, harga masih melemah. Kecuali masih ada masalah keamanan di negeri Afrika, Rusia, dan Timur Tengah.

Bagaimana masa depan industri besar di luar negeri?
Industri besar di luar negeri, apakah di Jerman, Prancis, Inggris, akan mendapat kesulitan. Karena gaji direksi besar, jaminan sosial juga besar. Jadi, hasil operasional perusahaan tidak ngejar biaya-biaya itu.

Untuk menggerakkan roda ekonomi akibat krisis, salah satu cara yang ditempuh Pemerintah Amerika Serikat adalah mem-bailout tiga industri otomotif (GM, Ford, dan Chrysler). Bagaimana pandangan Anda?
Saya tidak setuju industri di-bailout. Pertama, tiga perusahaan otomotif Amerika Serikat itu mengalami kesulitan bukan karena krisis, melainkan karena kesalahan direksi. Mereka telah salah mengurus perusahaan. Ini terlihat dari kompensasi dan bonus mereka yang terlalu tinggi.

Kedua, organisasi buruh industri mobil terlalu kuat. Bargaining power mereka kuat, sehingga sulit menurunkan gaji yang tinggi. Nah, bagaimana mereka bisa survive melawan industri mobil Asia.

Masalahnya, kalau pemerintah membiarkan begitu saja, akan banyak karyawan terkena PHK. Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan?
Di Amerika Serikat, dikenal yang namanya Chapter 11. Jadi, pertama-tama, harus melihat ke Chapter 11. Biarkan saja mereka pailit, baru kemudian diambil alih. Direksi yang tidak becus diganti dan mereka harus mempertanggungjawabkan kesalahannya. Penyimpangan yang ada lalu direvisi agar perusahaan bisa sehat dan efisien.

Melongok ke perekonomian Indonesia, apa pendapat Anda?
Secara fundamental, ekonomi Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain. Pasar dalam negeri kita yang besar merupakan modal yang sangat baik. Lagi pula, ketergantungan ekonomi kita pada ekspor hanya 30%. Katakanlah, kita tidak bisa ekspor sama sekali, masih ada 235 juta konsumen di dalam negeri yang bisa jadi pasar potensial. Hanya saja, kita harus meningkatkan daya beli masyarakat, terutama di pedesaan.

Sekarang, mari kita lihat indikator-indikator ekonomi yang ada. Semuanya masih dalam angka bagus. Cadangan devisa kita ada di sekitar US$ 50 milyar. Lihat juga neraca berjalan kita masih US$ 10,210 milyar. Bandingkan dengan Inggris yang minus US$ 111,000 milyar atau Amerika yang minus US$ 731,200 milyar. Tetangga kita, Australia, neraca berjalannya juga negatif (minus US$ 50,960 milyar). Dengan sesama negara Asia, seperti Korea Selatan (US$ 3,700 milyar) atau Thailand (US$ 8,169 milyar), jauh di bawah Indonesia. Jadi, kita masih lebih baik.

Menurut Anda, apa yang harus dilakukan masyarakat dan Pemerintah Indonesia agar bisa maju?
Krisis ini menjadi momentum kita untuk melakukan gerakan irit. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Berobat, misalnya, nggak usah ke luar negeri. Saya saja operasi jantung di dalam negeri. Aman juga, kok.

Kedua, di bidang pertanian. Semua bibit pertanian harus dikembangkan di dalam negeri. Transportasi desa diperbaiki, sehingga produk pertanian bisa disalurkan ke kota dengan lancar.

Ketiga, di bidang perikanan. Semua ikan harus diproses di dalam negeri. Ekspor ikan mentah harus dilarang, karena nilai tambahnya kecil. Sementara untuk kapal penangkapan mesti diatur agar awaknya 100% orang Indonesia.

Makan juga cukup yang produksi lokal: ikan bakar, ayam Mbok Berek, soto, gudeg, rawon, pempek, rendang, soto conro, dan lain-lain. Tidak usah makan makanan impor atau makan di restoran franchise asing yang menggunakan bahan-bahan impor. Sebab daging impor yang mengandung hormon bisa menimbulkan penyakit. Demikian juga konsumsi buah-buahan, cukup yang lokal, sebab buah impor yang hasil transgenik bisa berbahaya bagi kesehatan.

Intinya, kita mesti membeli produk yang asal dalam negeri: bibit tanaman, buah-buahan, dan lain-lain.

Bagaimana dengan pariwisata?
Kita ini punya 17.000 pulau. Itu potensi besar yang harus bisa dimanfaatkan untuk industri wisata. Mulai dari pulaunya, laut, pantai, ikan, serta kekayaan yang ada adalah objek wisata menarik. Kita harus meniru Spanyol yang bisa menarik wisatawan asing hingga 60 juta orang per tahun, padahal penduduknya hanya 50 juta. Coba bayangkan, kalau masing-masing wisatawan belanja US$ 1.000, maka sudah ada US$ 60 milyar satu tahun.

Yang kita tahu, kamar hotel di luar negeri minimal US$ 150 per malam. Di Indonesia, tarif hotel kan Rp 500.000. Kalau didolarkan (kurs Rp 9.000-Rp 10.000 per US$), kan kurang dari US$ 50 per malam. Mana ada di luar negeri tarif hotel semurah itu.

Kalau pariwisata berkembang, yang diuntungkan adalah petani dan nelayan. Karena wisatawan itu perlu makan, demikian juga penginapan. Dan kalau mereka membeli cenderamata, maka para perajin akan hidup.

[Laporan Utama, Gatra Nomor 11 Beredar Kamis, 22 Januari 2009]


http://gatra.com/artikel.php?id=122401

Mohamad Hasan: Krisis Ekonomi Dunia Karena Orang Semakin Serakah

Mohamad Hasan:
Krisis Ekonomi Dunia Karena Orang Semakin Serakah

Krisis ekonomi global saat ini memunculkan kekhawatiran banyak pihak. Ada yang menduga, krisis ekonomi --terutama yang dialami Amerika Serikat--bakal berlangsung satu hingga dua tahun. Namun ada pula yang memprediksi akan berlangsung lama, empat hingga lima tahun.

Satu di antara mereka yang memperkirakan krisis ekonomi di Amerika Serikat akan berjalan lama adalah Mohamad Hasan. "Karena borok ekonomi mereka, baru satu atau dua sektor saja yang terkuak. Borok yang lain, di sektor asuransi dan kartu kredit misalnya, dan borok ekonomi yang lain, saya perkirakan akan bermunculan," kata penasihat di sejumlah institusi bisnis yang dikelola anak-anak muda itu.

Berikut perbincangan wartawan Gatra Dwitri Waluyo dengan Ketua Umum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia itu di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Sabtu lalu. Bob Hasan, begitu para koleganya memanggil, tengah berjalan santai bersama beberapa atlet junior. "Mereka anak-anak muda yang potensial yang harus dibimbing dengan baik," kata Bob Hasan seraya menyebutkan slogan: "Atletik yes, smoking no, narkotik no, no, no!" Petikannya:

Apa kesibukan Anda saat ini?
Saya lebih banyak di lapangan. Selain membina para atlet atletik, saya juga butuh memulihkan kesehatan. Saya baru saja dioperasi jantung (bypass) oleh Prof. Munawar dan Dokter Alfaferi Santoso di sebuah rumah sakit di Kampung Melayu, Jakarta.

Kok, orang sekelas Anda berobat di kampung? Kenapa tidak berobat di luar negeri seperti yang lain?
Berobat di luar negeri kan membuang-buang devisa. Kita harus memberi kesempatan dokter, perawat, bekerja. Ahli-ahli kita lebih hebat dari yang di luar negeri.

Dunia sedang dilanda krisis. Menurut Anda, apa yang menjadi sebabnya?
Ini karena orang semakin serakah.

Maksud Anda?
Menurut saya, krisis global saat ini disebabkan oleh ulah nakal para spekulan. Mereka sibuk dengan transaksi derivatif, mengejar untung besar dengan melakukan rekayasa-rekayasa keuangan. Yang mereka perdagangkan hanya impian-impian saja, tidak ada investasi di sektor riil, tidak ada barang yang diproduksi, ya, akhirnya mati.

Menurut Anda, berapa lama krisis ini akan berlangsung?
Menurut saya cukup lama, bisa empat sampai lima tahun.

Kenapa begitu lama?
Sekarang ini kan baru sebagian saja borok ekonomi Amerika yang muncul. Borok-borok ekonomi lain, saya pikir, masih akan bermunculan. Kedua, dulu, di luar negeri, kan kita tahu ada banyak perusahaan blue chips, seperti Lehman Brother. Tapi mereka rugi sangat besar. Sudah hancur. Untuk bisa pulih, jelas butuh waktu lama.

Sementara itu, penyelesaian kasus subprime mortgage juga masih butuh waktu. Belum lagi penyelesaian atas orang-orang yang terkena PHK.

Bagaimana dengan harga minyak?
Harga minyak, menurut saya, masih tetap akan melemah. Ini karena penurunan produksi 1 juta barel yang dilakukan OPEC masih belum seimbang dengan penurunan 2 juta barel konsumsi minyak Amerika Serikat. Jadi, selama produksi masih lebih tinggi dari tingkat konsumsinya, harga masih melemah. Kecuali masih ada masalah keamanan di negeri Afrika, Rusia, dan Timur Tengah.

Bagaimana masa depan industri besar di luar negeri?
Industri besar di luar negeri, apakah di Jerman, Prancis, Inggris, akan mendapat kesulitan. Karena gaji direksi besar, jaminan sosial juga besar. Jadi, hasil operasional perusahaan tidak ngejar biaya-biaya itu.

Untuk menggerakkan roda ekonomi akibat krisis, salah satu cara yang ditempuh Pemerintah Amerika Serikat adalah mem-bailout tiga industri otomotif (GM, Ford, dan Chrysler). Bagaimana pandangan Anda?
Saya tidak setuju industri di-bailout. Pertama, tiga perusahaan otomotif Amerika Serikat itu mengalami kesulitan bukan karena krisis, melainkan karena kesalahan direksi. Mereka telah salah mengurus perusahaan. Ini terlihat dari kompensasi dan bonus mereka yang terlalu tinggi.

Kedua, organisasi buruh industri mobil terlalu kuat. Bargaining power mereka kuat, sehingga sulit menurunkan gaji yang tinggi. Nah, bagaimana mereka bisa survive melawan industri mobil Asia.

Masalahnya, kalau pemerintah membiarkan begitu saja, akan banyak karyawan terkena PHK. Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan?
Di Amerika Serikat, dikenal yang namanya Chapter 11. Jadi, pertama-tama, harus melihat ke Chapter 11. Biarkan saja mereka pailit, baru kemudian diambil alih. Direksi yang tidak becus diganti dan mereka harus mempertanggungjawabkan kesalahannya. Penyimpangan yang ada lalu direvisi agar perusahaan bisa sehat dan efisien.

Melongok ke perekonomian Indonesia, apa pendapat Anda?
Secara fundamental, ekonomi Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain. Pasar dalam negeri kita yang besar merupakan modal yang sangat baik. Lagi pula, ketergantungan ekonomi kita pada ekspor hanya 30%. Katakanlah, kita tidak bisa ekspor sama sekali, masih ada 235 juta konsumen di dalam negeri yang bisa jadi pasar potensial. Hanya saja, kita harus meningkatkan daya beli masyarakat, terutama di pedesaan.

Sekarang, mari kita lihat indikator-indikator ekonomi yang ada. Semuanya masih dalam angka bagus. Cadangan devisa kita ada di sekitar US$ 50 milyar. Lihat juga neraca berjalan kita masih US$ 10,210 milyar. Bandingkan dengan Inggris yang minus US$ 111,000 milyar atau Amerika yang minus US$ 731,200 milyar. Tetangga kita, Australia, neraca berjalannya juga negatif (minus US$ 50,960 milyar). Dengan sesama negara Asia, seperti Korea Selatan (US$ 3,700 milyar) atau Thailand (US$ 8,169 milyar), jauh di bawah Indonesia. Jadi, kita masih lebih baik.

Menurut Anda, apa yang harus dilakukan masyarakat dan Pemerintah Indonesia agar bisa maju?
Krisis ini menjadi momentum kita untuk melakukan gerakan irit. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Berobat, misalnya, nggak usah ke luar negeri. Saya saja operasi jantung di dalam negeri. Aman juga, kok.

Kedua, di bidang pertanian. Semua bibit pertanian harus dikembangkan di dalam negeri. Transportasi desa diperbaiki, sehingga produk pertanian bisa disalurkan ke kota dengan lancar.

Ketiga, di bidang perikanan. Semua ikan harus diproses di dalam negeri. Ekspor ikan mentah harus dilarang, karena nilai tambahnya kecil. Sementara untuk kapal penangkapan mesti diatur agar awaknya 100% orang Indonesia.

Makan juga cukup yang produksi lokal: ikan bakar, ayam Mbok Berek, soto, gudeg, rawon, pempek, rendang, soto conro, dan lain-lain. Tidak usah makan makanan impor atau makan di restoran franchise asing yang menggunakan bahan-bahan impor. Sebab daging impor yang mengandung hormon bisa menimbulkan penyakit. Demikian juga konsumsi buah-buahan, cukup yang lokal, sebab buah impor yang hasil transgenik bisa berbahaya bagi kesehatan.

Intinya, kita mesti membeli produk yang asal dalam negeri: bibit tanaman, buah-buahan, dan lain-lain.

Bagaimana dengan pariwisata?
Kita ini punya 17.000 pulau. Itu potensi besar yang harus bisa dimanfaatkan untuk industri wisata. Mulai dari pulaunya, laut, pantai, ikan, serta kekayaan yang ada adalah objek wisata menarik. Kita harus meniru Spanyol yang bisa menarik wisatawan asing hingga 60 juta orang per tahun, padahal penduduknya hanya 50 juta. Coba bayangkan, kalau masing-masing wisatawan belanja US$ 1.000, maka sudah ada US$ 60 milyar satu tahun.

Yang kita tahu, kamar hotel di luar negeri minimal US$ 150 per malam. Di Indonesia, tarif hotel kan Rp 500.000. Kalau didolarkan (kurs Rp 9.000-Rp 10.000 per US$), kan kurang dari US$ 50 per malam. Mana ada di luar negeri tarif hotel semurah itu.

Kalau pariwisata berkembang, yang diuntungkan adalah petani dan nelayan. Karena wisatawan itu perlu makan, demikian juga penginapan. Dan kalau mereka membeli cenderamata, maka para perajin akan hidup.

[Laporan Utama, Gatra Nomor 11 Beredar Kamis, 22 Januari 2009]


http://gatra.com/artikel.php?id=122401

Presiden Ungkap Isu Asal bukan Capres 'S' di TNI-AD

S UHU politik menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 8 Juli 2009 kian memanas.
Petinggi TNI dan Polri mulai ditarik-tarik ke ranah politik praktis untuk mendukung calon presiden tertentu.

Adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang membeberkan informasi keterlibatan pejabat TNI dan Polri dalam politik praktis. "Saya mendengar informasi ada seorang petinggi TNI-AD yang mengatakan ABS (asal bukan calon presiden berinisial S)," kata Panglima Tertinggi TNI itu.

Informasi itu diungkapkan Presiden saat memberi pengarahan dalam Rapat Pimpinan TNI dan Rapat Koordinasi Polri di Istana Negara, Jakarta, kemarin.

Presiden tidak menyebut identitas calon presiden berinisial S itu. Sejauh ini, figur berinisial S yang beredar di bursa calon presiden antara lain Susilo Bambang Yudhoyono, Sutiyoso, dan Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Selain menyangkut keterlibatan petinggi TNI, Presiden mendengar informasi ada petinggi Polri yang membentuk tim sukses untuk calon presiden tertentu. Meski demikian, Kepala Negara mengatakan tidak memercayai informasi itu dan menganggap isu yang didengarnya tidak benar. "Saya yakin informasi itu tidak benar," katanya.

Presiden pun membeberkan keberpihakan anggota TNI dan Polri yang terjadi pada Pemilu 2004. "Saya sendiri pernah merasakan betapa sakitnya ketika ada oknum pejabat TNI dan Polri, ada semacam kebijakan dan instruksi yang mengganggu netralitas TNI dan Polri. Itu terjadi pada Pemilu 2004," tutur Presiden.

Ungkapkan Identitas Isu yang diungkapkan Presiden itu dikhawatirkan bisa memicu keresahan di kalangan TNI dan Polri. Karena itulah, pemerhati politik Kastorius Sinaga mengharapkan agar Presiden tidak menyampaikan pesan yang multitafsir. Ia berharap Presiden mengungkapkan identitas petinggi TNIAD dan petinggi Polri yang bermain politik praktis. "Buka saja agar tidak memunculkan keresahan," pintanya.

Meski demikian, Kastorius yakin pesan yang ingin disampaikan Presiden adalah agar TNI dan Polri tetap bersikap netral dalam pemilu.

Pakar politik Arbi Sanit juga sependapat bahwa pesan yang disampaikan Presiden itu meminta TNI dan Polri untuk tetap bersikap netral. Karena itulah, Presiden mengingatkan petinggi TNI dan Polri untuk tidak mendukung calon presiden tertentu.

Anggota Komisi I DPR yang membidangi antara lain masalah militer, Andreas Pareira, khawatir pernyataan Presiden itu memicu sikap saling curiga di antara petinggi TNI dan Polri. Pernyataan itu, kata dia, justru menjadi faktor yang menimbulkan keresahan baru.

Sebagai Panglima Tertinggi TNI, kata Pareira, Presiden mestinya langsung menindak petinggi TNI dan Polri yang tidak netral.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso yang ditemui seusai acara di Istana Negara mengaku belum mendengar informasi yang dilontarkan Presiden tersebut.

"Sampai saat ini saya belum mendengar hal itu. Presiden sendiri juga tidak yakin," ujarnya.

Meski demikian, menurut Djoko, hal itu akan menjadi catatan baginya untuk menjaga netralitas TNI selama pelaksanaan Pemilu 2009.

"Itu akan jadi catatan buat saya," pungkas Djoko yang sehari sebelumnya menolak menjadi calon wakil presiden pendamping Megawati Soekarnoputri yang diusung PDIP.

Mabes TNI-AD enggan mengomentari pernyataan Presiden. "Tidak ada tanggapan dari tentara untuk pertanyaan politis. Kami ini prajurit, tentara profesional. Kami berkomitmen menjaga netralitas," kata Kepala Dinas Penerangan TNIAD Brigjen Christian Zebua.

http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/MI/MI/2009/01/30/ArticleHtmls/30_01_2009_001_009.shtml?Mode=1

Menertibkan Pejabat Publik untuk Pemilu Berkualitas

Aturan tentang pejabat negara yang berkampanye dalam pemilu adalah bagian dari syarat terlaksananya proses elektoral yang demokratis.


Dalam istilah ”demokratis” ini sudah tercakup prinsip keadilan (artinya adil terhadap setiap para kandidat yang terlibat dalam kampanye karena pejabat tidak boleh diberi kemudahan karena jabatannya), prinsip kesetaraan (bahwa setiap kandidat atau yang terlibat dalam pemilu adalah warga negara yang memiliki hak yang sama dan harus diperlakukan sama oleh hukum negara), dan prinsip etika jabatan (bahwa jabatan publik adalah alat untuk melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan penciptaan kepentingan publik yang sudah menjadi tuntutan dan risiko dari peran yang lahir dari suatu jabatan publik tertentu).

Aspek etika jabatan ini akan banyak kita bahas dalam tulisan ini karena persis inilah salah satu masalah mendasar yang sering dilupakan oleh hampir seluruh institusi elektoral dalam pemilu.KPU dan Bawaslu, termasuk partai politik sendiri,sering tidak mampu mengategorikan praktik-praktik politik yang sebetulnya merupakan pelanggaran terhadap etika jabatan.

Wali kota/bupati atau gubernur,wakil rakyat,termasuk presiden, dengan sengaja dan tidak sengaja melakukan kampanye dengan menggunakan fasilitas negara dan memanipulasi peran publik untuk kepentingan parsial. Ini pengalaman yang sudah biasa di Indonesia. Pelanggaran yang vulgar barangkali mudah dilihat dan diukur, tapi bagaimana dengan pelanggaran yang sifatnya abstrak?

Sebagai contoh dan ini cukup mencolok belakangan adalah kunjungan resmi kenegaraan ke daerah-daerah yang disambi kegiatan kampanye untuk menghadapi pemilu berikutnya.Adakah aturan yang bisa merangkum isu seperti ini? Adakah aturan yang bisa menakar bobot pelanggaran dalam kasus seperti ini?


Aturan yang sekarang dibuat Menteri Dalam Negeri, yang katanya akan selesai disahkan pada pekan ini, sepintas hanya mengatur hal-hal yang di permukaan.Misalnya seorang menteri tidak boleh menggunakan uang departemen dalam mengampanyekan kader dari partainya atau seorang presiden tidak boleh menggunakan uang negara untuk mendanai partai asalnya.

Tapi bagaimana dengan menteri yang menggunakan alokasi dana publikasi di departemennya untuk mengiklankan calon presidennya dengan mengatasnamakan program departemen? Ini juga tidak jelas.

*** Seperti apa pun aturan yang akan disahkan pekan ini, tetap saja tidak akan menjadi alat efektif dalam mengontrol perilaku pejabat publik dalam masa-masa menjelang pemilu. Maka ada beberapa hal paling penting yang harus diperhatikan bersama, terutama oleh institusi elektoral seperti Badan Pengawas Pemilu.

Kelompok pemantau independen juga perlu mempertimbangkannya sebagai masukan. Pertama, memahami materi undang-undang tidak hanya secara harfiah, tapi secara substantif. Memahami tidak hanya kata per kata,tapi pesan dan kemungkinan interpretasi yang lahir dari kata per kata dalam undang-undang.

Ini memang tidak mudah karena pastinya akan menuntut keseriusan dan komitmen dalam melakukan pengawasan. Selama ini,baik dalam pilkada di tingkat lokal maupun pemilu di tingkat nasional, pelanggaran sulit diproses, termasuk yang merupakan pelanggaran pidana karena pengawas tidak mampu mendefinisikan persoalan pelanggaran itu sendiri.

Ketidakmampuan mendefinisikan materi pelanggaran bisa karena ketidakpahaman terhadap undangundang dan bisa juga karena ketidakseriusan dalam bekerja. Tentu ada kemungkinan lain yang paling parah,yakni praktik kejahatan pemilu (electoral crime). Praktik macam ini rentan terjadi dalam pemilu, tidak hanya di negara berkembang, tapi juga di negara maju.

Kasus Watergate di Amerika Serikat yang melibatkan Presiden Nixon adalah contoh kasus yang besar dalam sejarah demokrasi modern. Kasus kejahatan pemilu yang paling sering adalah pencurian suara dan pemalsuan surat suara. Persoalan macam ini hanya bisa diungkap dan diproses melalui jalur hukum kalau pengawas betul-betul netral secara politik dan bekerja dengan keras.

Saya tidak melihat ada keseriusan Bawaslu saat ini melihat banyaknya kemungkinan pelanggaran yang dilakukan partai politik dan calon presiden,mulai dari iklan sampai pada penebaran spanduk di jalan-jalan. Kedua, menjaga independensi. Pengawas dalam pemilu selalu menjadi pihak penting untuk membuat sebuah konspirasi politik, selain KPU itu sendiri.

Kalau kedua lembaga ini tercemar alias tidak independen dari seluruh kepentingan yang bermain, pemilu atau pilkada dengan sendirinya kehilangan substansi.Proses elektoral hanya formalitas reguler yang tidak akan pernah lebih dari sekadar prosedur.

Kasus pilkada Bengkulu Selatan tahun 2008 kemarin adalah contoh yang paling nyata betapa institusi elektoral yang tidak netral menghancurkan demokrasi dan masyarakat. Bupati yang terpilih adalah bekas terpidana atas kasus pembunuhan dengan hukuman lebih dari lima tahun (dan dipenjara di Cipinang).

Itu terjadi karena KPUD, panwasda, dan kepolisian setempat berkonspirasi. Kasusnya berakhir di Mahkamah Konstitusi dengan pembatalan kemenangan oknum bupati yang terpilih. Ketiga, pentingnya melakukan investigasi. Pelanggaran tidak bisa dideteksi hanya dengan melihat apa yang terjadi dan telah terjadi (post factum).

Pelanggaran harus diprediksi, lalu diamati, bahkan diinvestigasi jika sudah ada preseden ke arah pelanggaran. Misalnya, kalau ada iklan dari departemen tertentu,perlu ditelusuri sebelum itu menjadi pelanggaran terbuka,apakah dana yang dipakai transparan atau tidak.

Atau, apakah dana yang digunakan benarbenar dana publikasi atau janganjangan mengambil alokasi dari bidang lain yang lebih penting.Untuk mengetahui ini, perlu ada niat dan kemauan untuk melakukan investigasi.

Pejabat sendiri tentu tak mau membuka semua kegiatannya sebelum dipertanyakan. Tiga hal ini penting diperhatikan dalam rangka menjamin kualitas proses elektoral yang tinggal 70 hari lagi jika benar pemilu legislatif dilaksanakan pada 9 April mendatang.(*)

Boni Hargens
Direktur Lembaga Pemilih Indonesia,
Dosen Ilmu Politik UI


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/209256/

33 Perguruan Tinggi RI Masuk 5.000 Terbaik Dunia

SEMARANG (SINDO) – Sebanyak 33 perguruan tinggi negeri dan swasta Indonesia masuk kelompok 5.000 PT terbaik dunia berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan Webometrics yang berkantor pusat di Madrid, Spanyol.


Berdasarkan hasil pemeringkatan yang dikeluarkan Januari 2009 pada situs www.webometrics.info kemarin,tiga perguruan tinggi negeri (PTN) terkemuka menempati posisi teratas untuk lingkup Indonesia,yakni UGM,ITB,dan Universitas Indonesia (UI). UGM berada di posisi ke-623 disusul ITB di urutan 676, kemudian UI di posisi 906.

Perguruan tinggi swasta (PTS) Universitas Gunadarma Jakarta berada di posisi ke-4 secara nasional dengan peringkat Webometrics di urutan 1.604. Capaian Gunadarma ini cukup mengejutkan karena posisinya jauh melampaui capaian PTN terkemuka seperti IPB yang berada di urutan 2.063, ITS (1.762), Universitas Brawijaya (2.152), dan Universitas Airlangga (2.672), yang selama ini dianggap sebagai PT papan atas.

Sementara itu, 50 perguruan tinggi terbaik dunia versi Webometrics diborong PT Amerika Serikat (AS). Bahkan mulai peringkat 1–23 ditempati PT terkemuka negara yang dipimpin Barack Obama itu. Massachusetts Institute of Technology (MIT) berada di posisi 1, disusul Stanford University (2), Harvard University (3).

Di bawahnya University of California Berkeley Cornell University, University of Michigan, California Institute of Technology, dan PT terkemuka di AS lainnya. Kepala Humas Universitas Negeri Semarang (Unnes) Nugroho Trisnu Brata mengatakan,Unnes pada 2009 masuk peringkat ke-4.800 berdasarkan pemeringkatan Webometrics.

” Hasil ini jauh lebih baik karena pada tahun-tahun sebelumnya Unnes tidak masuk 5.000 PT terbaik versi Webometrics,”paparnya di Semarang kemarin. DirekturInstitute for Education Reform (IER) Universitas Paramadina Utomo Dananjaya mengatakan peringkat perguruan tinggi Indonesia termasuk rendah jika dibanding negara-negara tetangga seperti Singapura,Hong Kong,India, dan China.

”Kita masih kalah jauh dibanding mereka.Perguruan tinggi kita belum mampu bersaing,”ujarnya ketika dihubungiSINDOtadimalam. Menurut Utomo, hal ini akibat ketidak pedulian pemerintah terhadap pendidikan tinggi.Terlebih dengan disahkannya Undang-undang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) yang memperlihatkan pelepasan tanggung jawab pemerintah untuk membiayai perguruan tinggi.

”Saya pikir untuk tahun-tahun mendatang peringkat perguruan tinggi kita akan semakin merosot ke level rendah,” katanya. Dalam UU BHP, lanjut Utomo, perguruan tinggi malah diberikan keleluasaan untuk mencari modal.Sementara pemerintah diberikan porsi yang lebih ringan dalam pembiayaan pendidikan tinggi.

Utomo berharap pemerintah yang memiliki anggaran besar dapat lebih bijaksana dan mau berkorban membiayai pendidikan tinggi.”Mengembangkan ilmu dan pendidikan memang butuh biaya besar. Siapa lagi yang memiliki uang kalau bukan pemerintah,”tandasnya. (rendra hanggara/ant)


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/209269/38/

Gesekan Caleg Mulai Muncul

JAKARTA(SINDO) – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mulai menemukan kasus gesekan dan saling jegal antarcalon anggota legislatif (caleg).


Ketua Bawaslu Nur Hidayat Sardini mengungkapkan, ada beberapa caleg di daerah melaporkan caleg saingannya, baik sesama partai politik (parpol) maupun dari luar partai.”Di antaranya terjadi di Banjarnegara 2 kasus dan Kebumen 2 kasus,” ungkap Sardini saat sosialisasi pengawasan pemilu pada parpol peserta Pemilu 2009, kemarin di Jakarta.

Keempat kasus itu, jelas dia,merupakan indikasi awal adanya strategi saling jegal terhadap kompetitornya dalam merebut suara.Di Banjarnegara misalnya, seorang caleg melaporkan caleg lain dalam satu parpol di satu daerah pemilihan (dapil). Bahkan, caleg yang melapor tersebut justru mengungkapkan pelanggaran yang dilakukan caleg saingannya tersebut.

Meski demikian, Sardini mengatakan bahwa Bawaslu tetap akan memproses laporan tersebut,terutama jika cukup bukti.”Jika kasusnya administratif maka akan diteruskan ke KPU (Komisi Pemilihan Umum),tapi kalau pidana akan diteruskan ke kepolisian,” jelasnya. Anggota Bawaslu Bambang Eka Cahya Widodo berpendapat, gesekan atau saling jegal antarcaleg diprediksi semakin marak pada Pemilu 2009.

Hal ini salah satunya disebabkan adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang penetapan caleg terpilih dengan suara terbanyak. ”Pascaputusan MK, maka yang terpenting adalah caleg. Bahkan, black campaign antarcaleg dalam satu partai akan meluas,” tandasnya. Bambang mengatakan, saat ini sudah ada beberapa caleg yang melaporkan caleg lain dalam satu parpol yang sama.

Pelaporan tersebut diduga dilakukan agar caleg saingannya di parpol yang bersangkutan gagal meraih suara.” Misalnya ada caleg yang melaporkan caleg lainnya atas dugaan politik uang,”jelasnya. Menurut Bambang, pola black campaign yang saat ini terjadi berbeda dengan pola pada Pemilu 2004 lalu. Pada pemilu lalu,black campaign justru terjadi antarparpol peserta pemilu.

Sementara Pemilu 2009, black campaignterjadi antarcaleg di satu parpol dalam satu dapil. Menanggapi temuan Bawaslu, Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Sahar L Hassan mengakui putusan MK membuat rawan gesekan antarcaleg. Namun, PBB sudah mengantisipasinya secara maksimal.

”Kita tetapkan, silakan antarcaleg bersaing. Silakan sosialisasikan ke masyarakat, tapi jangan diskreditkan sesama caleg,” katanya. Dia mengungkapkan, dengan imbauan seperti itu, persaingan caleg di PBB akan berlangsung secara sehat. ”Sampai saat ini belum ada bentuk black campaign antarcaleg di PBB,”ujarnya.

Dalam acara sosialisasi tersebut, tidak semua parpol peserta Pemilu 2009 hadir. Beberapa parpol yang tidak hadir adalah PNI Marhaenisme, Partai Sarikat Indonesia, Partai Keadilan Sejahtera, PKB, PPIB, Barnas, Partai Hanura, PDIP, PIS, dan PMB. ”Mungkin mereka tidak perlu sosialisasi. Kalau PDIP sudah konfirmasi ada rakernas,” kata anggota Bawaslu Agustiani Tio (kholil)


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/209262/

Mengubah Lahan Kosong Menjadi Kampung Belimbing

Kademi
Mengubah Lahan Kosong Menjadi Kampung Belimbing
“Di luar dugaan, biji buah yang dibuang di halaman belakang tumbuh menjadi benih.”
Tangan terampil Kademi, 60 tahun, cukup cekatan mengemas buah belimbing ke dalam kotak. Dalam waktu singkat, sebanyak 40 kilogram belimbing jenis bangkok merah sudah berpindah ke dalam peti kayu. Siang itu, Kademi harus menyelesaikan pengemasan 425 kotak belimbing yang akan dikirim ke Bandung. "Kalau pengemasannya terlalu lama, bisa membusuk," kata Kademi, Rabu lalu, kepada Tempo.

Dibantu sembilan tetangga yang sekaligus menjadi karyawannya, Kademi menyelesaikan pengemasan ribuan buah belimbing di teras rumahnya. Beberapa peti kayu terpaksa diletakkan di luar pagar karena tak tertampung seluruhnya di halaman rumah Kademi yang hanya seluas 7 x 3 meter.

Rutinitas seperti ini telah dijalani Kademi sejak 1985 silam. Meski tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang pertanian, mantan pedagang makanan ringan ini mencoba menanam benih belimbing bangkok merah hasil buah tangan saudagar ayam di kampungnya Kelurahan Karangsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.

"Seussai berlibur di Bangkok, saudagar itu pulang membawa buah belimbing merah. Di luar dugaan, biji buah yang dibuang di halaman belakang tumbuh menjadi benih," kata Kademi yang hanya lulus sekolah dasar ini.

Dari situ, Kademi mulai mencoba mengembangkan benih belimbing bangkok. Selain ukuran buahnya yang sangat besar, rasa manis yang jauh melebihi buah lokal menjadi alasan utama Kademi untuk mencoba peruntungan di bidang pertanian. Sejak itulah ia menghabiskan waktu dengan mengutak-atik metode pembenihan untuk menghasilkan tunas yang bagus.

Setelah melalui berbagai eksperimen, Kademi berhasil menciptakan benih belimbing merah yang sempurna. Memanfaatkan sisa tanah di pojok teras rumahnya yang belum disemen, Kademi menanam benih tersebut di lahan 1 x 1 meter. Dalam waktu tujuh bulan, benih itu telah berubah menjadi pohon belimbing yang sangat rindang dengan produktivitas buah yang lebat.

"Pak Lurah akhirnya tertarik untuk membagi-bagikan benih saya kepada warga dan menjadikannya program desa," kata ayah dua orang anak ini.

Inilah cikal-bakal terbentuknya kampung belimbing, yakni sebanyak 300 kepala keluarga di dalamnya berprofesi sebagai petani belimbing. Untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat, setiap rumah diwajibkan menanam pohon belimbing di sela lahan mereka. Langkah ini cukup berhasil. Para tetangganya mulai berbondong-bondong memanfaatkan sela dapur dan kamar mandi mereka untuk menanam belimbing.

Perawatan pohon belimbing ini tidaklah rumit. Belimbing tergolong cukup tangguh terhadap serangan penyakit. Pemupukan juga hanya perlu dilakukan tiga kali dalam tujuh bulan.

Buah ini juga cukup familiar di masyarakat. Tak mengherankan jika belimbing ini banyak mengubah kehidupan ekonomi Kademi. Kini, ia telah memiliki 60 pohon di lahan seluas 1.000 meter persegi.

Jika kondisi alam mendukung, Kademi mematok hasil panennya dengan harga Rp 2.500 per kilogram. Harga ini bisa meningkat tajam hingga Rp 7.000 per kilogram di sejumlah swalayan Bandung yang menjadi pelanggannya. Kademi baru menaikkan harga jualnya menjadi Rp 4.000 per kilogram jika musim kemarau tiba.

Meski tergolong cukup mahal, buah jenis ini cukup banyak diminati masyarakat. Ukuran buahnya mencapai 7 ons per buah. Bahkan, ada yang bisa mencapai 1 kilogram setiap 3 buahnya untuk jenis belimbing super. Dengan perawatan yang benar, setiap pohon rata-rata mampu menghasilkan 60 buah setiap kali panen.

Selain memenuhi kebutuhan swalayan di Bandung, pesanan mengalir dari sejumlah pedagang di Surabaya, Semarang, dan wilayah Jawa Timur lainnya.

Dalam satu pekan, Kademi harus mengirimkan 150 kotak yang terdiri atas 40 kilogram belimbing setiap kotaknya ke Bandung, 180 kotak ke Surabaya, dan 75 kotak ke Semarang.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Kademi mengumpulkan seluruh hasil panen di kampungnya agar bisa didistribusikan. Langkah inilah yang memudahkan para petani belimbing di Kelurahan Karangsari untuk menjual hasil panen mereka.

"Bagi warga yang hanya memiliki dua pohon tentu kesulitan untuk menjual sendiri," kata Kademi.

Denyut pertanian inilah yang dalam perjalanannya memancing animo Pemerintah Kota Blitar untuk memberikan pembinaan. Dengan menerjunkan staf Dinas Pertanian yang memiliki pengetahuan budidaya belimbing, pemerintah daerah mencoba menawarkan diversifikasi belimbing menjadi aneka jenis minuman dan jamu tradisional. Sayangnya, usaha ini tidak disertai dengan dukungan pemasaran yang konkret sehingga warga tetap mengandalkan relasi kerja yang dirintis Kademi sebagai mata rantai penjualan.

Demikian pula dengan permodalan. Para petani rata-rata kesulitan modal untuk mengembangkan usaha ini. Meski pemerintah berulangkali mengumunkan bantuan lunak, hingga kini mereka masih bergantung pada lembaga keuangan swasta dengan bunga yang cukup tinggi. Akibatnya, tidak sedikit warga yang kehilangan jaminan mereka karena tidak mampu membayar cicilan.

Kepeduliannya pada sesama petani belimbing inilah yang mengantarkan Kademi sebagai pengepul terbesar di kelurahan itu. Hampir seluruh petani mempercayakan hasil panen mereka kepada Kademi. Tak mengherankan jika sebagian warga menyebutnya sebagai "Insinyur Belimbing". HARI TRI WASONO

Mendidik Preman Kampung

Kerja keras Kademi untuk membangun kampung belimbing tidak semudah membalikkan telapak tangan. Selain menuai kegagalan berulang kali, usaha pengirimannya nyaris diobrak-abrik preman kampung. Menurutnya, kawasan pemukiman padat penduduk yang ditempatinya banyak melahirkan remaja pengangguran yang gemar mabuk-mabukan. Bahkan, ia nyaris beradu fisik dengan salah satu preman yang mencoba merusak hasil panennya.

"Tuhan masih melindungi saya untuk berani melawan mereka," kata Kademi, yang kini memiliki empat cucu dari tiga orang anaknya.

Setelah bersitegang dengan Kademi, para preman yang rata-rata masih belia itu justru berubah sikap. Mereka kerap diundang ke rumah Kademi hanya untuk ikut menikmati hasil penjualan belimbing. Rutinitas ini rupanya mengubah kegarangan preman itu. Lalu, mereka mulai tertarik menjadi petani belimbing di bawah bimbingan Kademi.

Kesuksesan ini salah satunya dialami Feri, 25 tahun, salah seorang remaja binaan Kademi. yang kini mulai membangun rumah megah di kampung tersebut. Di usianya yang masih muda, saat ini ia tengah menikmati kehidupan bersama istri dan anaknya dengan berjualan belimbing. Karena tidak memiliki lahan pertanian, Feri memilih menjadi pengepul dengan keuntungan yang relatif besar.

"Pokoknya, cukup untuk mendirikan rumah dan makan sehari-hari," kata Feri saat disinggung nilai penghasilannya.

Di usianya yang semakin senja, Kademi masih berharap bisa melahirkan petani-petani muda di kampungnya. Ia tidak menginginkan usaha yang sudah dirintisnya puluhan tahun silam ini sia-sia. Apalagi, kampung tersebut telah mengantarkan Kota Blitar menjadi daerah penghasil belimbing ternama. HARI TW



http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/31/Berita_Utama_-_Jatim/krn.20090131.155375.id.html

Dampak Ekonomi Pemilu 2009

Dampak Ekonomi Pemilu 2009
Teguh Dartanto
PENELITI LPEM FEUI YANG SEDANG BELAJAR DI UNIVERSITAS HITOTSUBASHI, JEPANG

Dampak buruk krisis ekonomi dunia, yang diawali oleh krisis keuangan di Amerika, pelan namun pasti mulai dirasakan oleh bangsa Indonesia. Bayang-bayang pemutusan hubungan kerja dan kebangkrutan industri sudah mulai terasa akhir-akhir ini. Dampak yang paling terlihat dan terasa adalah penurunan ekspor sektor-sektor primer, seperti minyak sawit dan karet, yang selama ini merupakan penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada 2009, perekonomian Indonesia akan mengalami kontraksi dan diperkirakan tumbuh sekitar 4,5-5,5 persen (Departemen Keuangan, 2008). Sebuah pertumbuhan yang jauh dari cukup untuk menyerap pengangguran dan pengentasan masyarakat miskin di Indonesia.

Kita tidak perlu pesimistis melihat kondisi di atas, karena perekonomian Indonesia tidak akan terpuruk terlalu dalam pada 2009. Pemilu 2009, sebuah hajatan politik dengan dana triliunan rupiah, dapat menjadi kebijakan countercyclical yang dapat menstimulasi kegiatan ekonomi di Indonesia. Dampak pemilu terhadap perekonomian Indonesia sangat bergantung pada seberapa besar dana yang dibelanjakan, baik oleh pemerintah maupun calon anggota legislatif. Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai sistem suara terbanyak ikut mempengaruhi jumlah dana yang dibelanjakan dalam pemilu kali ini. Keputusan MK memberikan insentif bagi semua calon anggota legislatif, baik nomor atas maupun nomor peci, untuk berjuang keras memperoleh suara terbanyak dengan mengeluarkan dana kampanye cukup besar.

Geliat ekonomi
Dana yang bergulir pada Pemilu 2009 diperkirakan mencapai Rp 29-30 triliun. Dana tersebut berasal dari dana APBN, APBD, dan dana yang terbesar adalah dana kampanye para calon anggota DPR/DPRD, DPD, dan calon presiden. Dana anggaran Pemilu 2009 yang berasal dari APBN sekitar Rp 13,5 triliun (Bappenas, 2008). Dana sumbangan pemerintah daerah seluruh Indonesia (APBD) untuk pembiayaan pemilu sekitar Rp 1-2 triliun. Sedangkan dana kampanye calon anggota DPR/DPRD dan DPD seluruh Indonesia sekitar Rp 14-15 triliun. Berdasarkan data KPU pusat, daftar calon tetap DPR sebanyak 11.225 orang dan daftar calon tetap DPD sebanyak 1.116 orang. Dengan asumsi dana kampanye Rp 500 juta per calon anggota DPR dan Rp 1 miliar per calon anggota DPD, akan terkumpul dana sekitar Rp 6,7 triliun. Sedangkan pengeluaran dari calon anggota DPRD provinsi (33 provinsi), dengan asumsi 500 calon per provinsi dan Rp 200 juta per calon, akan terkumpul dana sekitar Rp 3,3 triliun. Sisi lain, pengeluaran calon anggota DPRD kabupaten (349 kabupaten dan 91 kota), dengan asumsi 200 calon per kabupaten dan Rp 50 juta per calon, akan terkumpul dana Rp 4,4 triliun.

Berdasarkan hasil simulasi model Input-Output 2000 (Dartanto, 2009), dampak Pemilu 2009 terhadap perekonomian Indonesia adalah sebagai berikut. Pertama, kegiatan Pemilu 2009 akan mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 1,08 persen, sehingga proyeksi pertumbuhan tahun 2009 sebesar 4-5 persen tidaklah susah diraih. Kedua, pengeluaran pemilu sebesar Rp 30 triliun akan membangkitkan dampak tidak langsung dalam perekonomian sebesar Rp 28 triliun. Jadi total dampak langsung dan tidak langsung Pemilu 2009 adalah Rp 58 triliun. Dampak tidak langsung dihasilkan oleh multiplier effect kegiatan kampanye yang menggairahkan aktivitas ekonomi. Kegiatan percetakan kertas suara, spanduk, pamflet, dan bendera tidak hanya akan mendorong peningkatan aktivitas di sektor-sektor tersebut, tetapi juga meningkatkan aktivitas di sektor-sektor lain yang berkaitan (backward and forward linkage). Ketiga, sektor-sektor yang akan mengalami pertumbuhan tinggi adalah sektor telekomunikasi (7,7 persen), transportasi (5 persen), sektor industri percetakan/kertas (9,4 persen), sektor industri pakaian jadi (3,4 persen), serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran (2 persen). Pertumbuhan yang lumayan tinggi di sektor industri pakaian jadi, percetakan/kertas, dan sektor perdagangan-hotel-restoran diharapkan mampu menahan laju penurunan aktivitas sektor-sektor tersebut sebagai akibat krisis global.

Keempat, dampak Pemilu 2009 terhadap perekonomian di Indonesia sangat bergantung pada alokasi dana kampanye. Kampanye melalui iklan televisi dan koran memiliki multiplier effect yang rendah terhadap perekonomian. Selain itu, manfaat ekonominya lebih banyak dinikmati oleh pengusaha-pengusaha media. Sedangkan model kampanye langsung turun ke bawah, seperti membagi-bagikan sembako, kaus, dan pengobatan gratis, menghasilkan multiplier effect yang tinggi terhadap perekonomian. Para calon anggota DPR/DPRD/DPD jangan pernah takut dituduh melakukan money politics jika melakukan kampanye-kampanye turun ke bawah seperti model di atas. Sebab, secara teori ekonomi dan pemasaran, fungsi sembako, kaus, obat gratis, dan buku tulis yang ditempeli lambang partai atau nama calon anggota legislatif sama dengan fungsi televisi/koran, yaitu sebagai media iklan.

Kita semuanya hanya bisa berharap semoga Pemilu 2009 dapat berjalan lancar, aman, damai, dan mampu menghasilkan wakil rakyat/pemimpin yang berkualitas serta menjaga amanah, sehingga mampu menggairahkan kembali aktivitas ekonomi Indonesia pada 2010.



http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/30/Opini/krn.20090130.155262.id.html

KPK akan menin- daklanjuti temuan BPK tersebut.

KPK akan menin- daklanjuti temuan BPK tersebut.

D EPARTEMEN Dalam Negeri (Depdagri) tidak pernah melaporkan uang hasil upah pungut di lingkungannya yang jumlahnya Rp200 miliar lebih kepada negara.
Padahal, sesuai aturan, dana hasil upah pungut tersebut seharusnya dilaporkan kepada negara atau masuk terlebih dahulu ke anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebelum dialokasikan untuk sejumlah pos pengeluaran.

"UU sudah mengatur, segala jenis pungutan harus masuk ke APBN," kata auditor utama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Syafrie Adnan kepada Media Indonesia, kemarin.

Hasil audit BPK pada 2007 menemukan bukti pemakaian dana upah pungut pajak daerah sebesar Rp264,484 miliar untuk membiayai berbagai kegiatan di lingkungan Depdagri dan tidak satu pun yang dilaporkan dalam APBN.

Sebagai contoh, dalam laporan audit yang dapat diakses melalui situs BPK itu diperlihatkan adanya empat rekening dana penunjang pembinaan (DPP) dengan total dana Rp50,007 miliar. Rekening yang menampung DPP itu dicantumkan sebagai aset lain-lain dalam laporan keuangan Depdagri per 31 Desember 2007.

Pada rekening itu juga terdapat uang tunai di bendahara sebesar Rp4,490 miliar sehingga saldo keseluruhan DPP (kas dan bank) per 31 Desember 2007 sebesar Rp54,497 miliar.

"Kami perkirakan dari 20022007 itu (jumlah dana hasil upah pungut) mencapai Rp200an miliar," ujar Syafrie.

Sumber DPP berasal dari alokasi upah pungut pajak daerah bagian Tim Pembina Pusat (TPP) di Depdagri. Terakhir alokasinya berdasarkan Kepmendagri No 35/2002.

Kepmendagri No 35/2002 itu mengatur bahwa penerima upah pungut hanya gubernur, wakil gubernur, sekretaris daerah, dan dinas pendapatan daerah serta unsur penunjang, yakni Polda Metro Jaya.

KPK minta informasi Hal senada diungkapkan pula Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan Chandra M Hamzah. Menurut dia, pendapatan negara berasal dari pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

"Upah pungut salah satunya (pendapatan negara) harus masuk ke negara," ungkapnya.

Oleh karena itu, KPK akan segera meminta informasi lebih lanjut ke BPK terkait dengan hasil audit tersebut. Bagaimanapun kasus ini berkaitan dengan uang rakyat dan rasa keadilan masyarakat.

Dalam menanggapi hasil temuan BPK, juru bicara Depdagri Saut Situmorang mengatakan pihaknya tidak mencantumkan laporan pengeluaran dananya sejak 2002 hingga 2006. Pasalnya, itu sudah menjadi kewenangan pemda. "Ikut APBD," kilahnya.

Tetapi hasil audit BPK tersebut menyatakan dengan tegas bahwa DPP digunakan untuk membiayai TPP yang bertugas di pusat. (X-7) rindu@mediaindonesia.com



http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/MI/MI/2009/01/28/ArticleHtmls/28_01_2009_012_001.shtml?Mode=1

Pasal Iklan Rokok Digugat ke MK

Pasal Iklan Rokok Digugat ke MK
”Makin dikenal, makin membuat anak penasaran.”
JAKARTA — Komisi Nasional Perlindungan Anak mengajukan permohonan hak uji materi atau judicial review terhadap Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran ke Mahkamah Konstitusi. Komnas meminta agar Pasal 46 ayat 3 huruf c sepanjang frase ”yang memperagakan wujud rokok” dalam undang-undang itu dibatalkan karena bertentangan dengan konstitusi.

Dalam Pasal 46 ayat 3 huruf c Undang-Undang Penyiaran disebutkan, ”Siaran iklan niaga dilarang melakukan promosi rokok yang memperagakan wujud rokok.” Frase ”yang memperagakan wujud rokok”, menurut Koordinator Tim Litigasi Komnas Anak M. Joni, mengakibatkan iklan rokok masih dibolehkan. “Dengan dihapusnya frase itu, semua iklan rokok tidak boleh lagi,” kata Joni saat mendaftarkan permohonan di Mahkamah Konstitusi kemarin.

Joni menyatakan, ketentuan yang membolehkan iklan rokok tersebut bertentangan dengan pasal 28-A, 28-B ayat 1, 28-C ayat 2, 28-F, dan 28-G Undang-Undang Dasar 1945.

Selain oleh Komnas Anak, permohonan diajukan oleh dua anak, yakni Alvian dan Sekar. Mereka juga merasa dirugikan oleh ketentuan tersebut. Saat mendaftar, mereka tidak hadir, tapi diwakili kedua orang tuanya. ”Mereka mempunyai hak konstitusional mengajukan permohonan,” kata Joni.

Permohonan uji materi ini diajukan saat perdebatan fatwa perihal merokok dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia. Sidang pleno ijtima' Komisi Fatwa MUI ke-3 di Padang Panjang, Sumatera Barat, yang berakhir Ahad lalu, memutuskan hukum merokok, yakni makruh (sebisa mungkin dihindari) dan haram (dilarang). Menurut Ketua Komisi Fatwa MUI Sumatera Barat Gusrizal Gazahar, merokok haram bila dilakukan di tempat umum, serta haram bagi anak-anak dan wanita hamil.

Namun, sejumlah daerah menolak fatwa tersebut. Contohnya, Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menegaskan tidak akan menerapkan larangan merokok sesuai dengan fatwa Majelis Ulama. ”Hak pribadi seseorang untuk merokok atau tidak,” kata Wali Kota Balikpapan Imdaad Hamid, dua hari lalu.

Bagi Ketua Komnas Anak Seto Mulyadi, pemerintah perlu segera membuat peraturan yang tegas dengan menghapus iklan rokok di semua media. ”Selama iklan rokok masih melintas di benak anak-anak, sulit menjaga mereka dari rokok,” kata Seto seusai Seminar Pendidikan Anak di Islamic Center, Serang, Banten, kemarin.

Meski bukan pengkonsumsi utama rokok, kata dia, pengaruh iklan di media membuat anak-anak mudah mengenal rokok. ”Makin dikenal, makin membuat anak penasaran,” ujarnya. Selain faktor media, kata Seto, pengaruh orang tua juga dominan. SUTARTO | MABSUTI IBNU MARHAS | SUKMA



http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/30/Nasional/krn.20090130.155291.id.html

Cak Nun : Rekor Masuk Neraka

Andaikan makhluk yang bernama fatwa sudah sejak dulu menemani bangsa Indonesia, tentu masyarakat kita menjadi terbiasa bergaul dengannya sehingga tidak mudah uring-uringan seperti yang hari-hari ini terjadi.


Misalnya pada awal 1900-an kaum ulama melontarkan fatwa bahwa Kebangkitan Nasional bangsa Indonesia itu wajib hukumnya (sehingga tidak bangkit itu haram hukumnya). Demikian juga mempersatukan seluruh pemuda Indonesia itu fardhu kifayah( semua orang tidak bersalah asal ada sebagian yang menjalankannya).

Sumpah Pemuda itu fardhu ‘ain, kewajiban bagi setiap orang, kalau tidak bersumpah bergabung dalam persatuan Indonesia haram hukumnya. Berikutnya begitu Hiroshima- Nagasaki dibom atom, ulama Indonesia sigap melontarkan fatwa bahwa memproklamasi kan kemerdekaan Republik Indonesia itu wajib sehingga masuk neraka bagi siapa saja yang menolak 17 Agustus 1945.

Lantas diikuti oleh ratusan atau bahkan ribuan fatwa berikutnya: demokrasi itu wajib (meskipun di dalamnya ada komunisme itu haram).Tidak menaati UUD 1945 itu haram. Konstituante dan Piagam Jakarta dicari formula fatwanya. Katakanlah sejak pra-Kebangkitan Nasional hingga era Reformasi sekarang ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menelurkan lebih dari 5.000 fatwa.

Makhluk Suci dari Langit

Sementara kita simpan di laci dulu perdebatan tentang positioning antara negara dengan agama. Kita istirahat tak usah bergunjing ulama itu sejajar dengan umara (pemerintah) ataukah di atasnya ataukah di bawahnya. Juga kita tunda menganalisis lebih tinggi mana tingkat kekuatan fatwa kaum ulama dibandingkan undang-undang dan hukum negara.

Entah apa pun namanya makhluk Indonesia ini: negara sekuler, demokrasi religius, kapitalisme sosialis atau sosialisme kapitalis,atau apa pun. Kita mengandaikan saja bahwa produk kaum ulama,khususnya MUI, berposisi sebagai inspirator bagi laju pasang surutnya pelaksanaan kehidupan bernegara dan berbangsa.

Sebutlah ulama adalah partner pemerintah. Kaum ulama adalah makhluk suci berasal dari langit, memanggul amanat Allah sebagai khalifatullah fil ardli Indonesia. Kita semua pun bersyukur karena dalam menjalankan demokrasi kita ditemani oleh utusan-utusan Tuhan.Dulu para rasul dengan mandat risalah, para nabi dengan mandat nubuwah, dan para ulama dengan mandat khilafah.

Tidak semua soal kehidupan mampu diilmui oleh akal manusia, maka kita senang Tuhan kasih informasi dan tuntunan, terutama menyangkut hal-hal yang otak dan mental manusia tak sanggup menjangkau dan mengatasinya. Kaum ulama dalam majelisnya terdiri atas segala macam ahli dan pakar.

Ada ulama pertanian, ulama ekologi, ulama perekonomian, ulama kehutanan, ulama kesehatan dan kedokteran, ulama, ulama kesenian dan kebudayaan, ulama fiqih, ulama tasawuf dan spiritualisme, ulama olahraga, dan segala bidang apa pun saja yang umat manusia menggelutinya karena memang seluruhnya itulah lingkup tugas khilafah atau kekhalifahan.

Tradisi Fatwa dalam Negara

Akan tetapi tradisi itu tak pernah ada.Fatwa terkadang nongol dan sangat sesekali. Mendadak ada fatwa tentang golput tanpa pernah ada fatwa tentang pemilu, pilkada, pilpres dengan segala sisi dan persoalannya yang sangat canggih. Tiba-tiba ada fatwa tentang rokok tanpa ada fatwa tentang pupuk kimia, tentang berbagai jenis narkoba, suplemen makanan dan minuman,penggusuran,pembangunan mal, industri, kapitalisasi lembaga pendidikan,serta seribu soal lagi dalam kehidupan berbangsa kita.

MUI mengambil bagian yang ditentukan tanpa pemetaan konteks masalah bangsa, tanpa skala prioritas, tanpa pemahaman konstelasi serta tanpa interkoneksi komprehensif antara berbagai soal dan konteks. Itu pun fatwa membatasi diri pada ”benda”. Makan ayam goreng halal atau haram? ”Dak tamtoh,” kata orang Madura.Tak tentu.Tergantung banyak hal.Kalau ayam curian,ya haram.

Kalau seseorang mentraktir makan ayam goreng sementara teman yang ditraktirnya hanya dikasih makan tempe, lain lagi hukumnya. Makan ayam goreng secara demonstratif di depan orang berpuasa malah bisa haram, bisa makruh, bisa sunah. Haram karena menghina orang beribadah. Makruh karena bikin ngiri orang berpuasa.

Sunah karena dia berjasa menguji kesabaran orang berpuasa. Beli sebotol air untuk kita minum, halal haramnya tak terletak hanya pada airnya. Kalau mau serius berfatwa perlu dilacak air itu produksi perusahaan apa, modalnya dari uang kolusi atau tidak, proses kapitalisasi air itu mengandung kezaliman sosial atau tidak?

Kalau kencing dan buang air besar mutlak wajib hukumnya. Sebab kalau orang menolak kencing dan beol, berarti menentang tradisi metabolisme tubuh ciptaan Allah SWT. Berzikir tidak wajib, bahkan bisa makruh atau haram. Misalnya suami rajin salat dan berzikir siang malam, istrinya yang setengah mati cari nafkah. Atau kita wiridan keraskeras di kamar ketika teman sekamar kita sedang sakit gigi.

Hak Tuhan

Butuh ruangan lebih lebar untuk menguraikan berbagai perspektif masalah yang menyangkut fatwa. Negara dan masyarakat tak perlu mencemaskan fatwa karena ada jarak serius antara fatwa dengan agama, apalagi antara fatwa dengan negara dan hukumnya.Terlebih lagi jarak antara fatwa dengan Tuhan.

Yang berhak me-wajib-kan, menyunah- kan, me-mubah-kan, memakruh- kan dan meng-haram-kan sesuatu hanya Tuhan.Ulama dan kita semua hanya menafsiri sesuatu. Kalau MUI bilang ”rokok itu haram”, itu posisinya beliau-beliau berpendapat bahwa karena sesuatu dan lain hal, maka diperhitungkan bahwa Tuhan tidak memperkenankan hal itu diperbuat.

Setiap orang, sepanjang memenuhi persyaratan metodologis dan syar’i, berhak menelurkan pendapat masing-masing tentang kehalalan dan keharaman rokok dan apa pun. Muhammadiyah dan NU pun tidak merekomendasikan pengharaman rokok. Artinya, para ulama dari dua organisasi Islam terbesar itu memiliki pendapat yang berbeda.

Sebelum saya mengambil keputusan untuk mewakili pendapat Tuhan untuk mewajibkan menghalalkan atau mengharamkan sesuatu hal, sangat banyak persyaratan yang harus saya penuhi. Terutama persyaratan riset, sesaksama mungkin dan ini sungguh persoalan sangat besar, ruwet, luas, detail.

Kemudian andaipun persyaratan itu mampu saya penuhi, saya tidak punya hak untuk mengharuskan siapa pun saja sependapat dengan saya atau apalagi melakukan dan tidak melakukan sesuatu sejalan dengan pandangan saya.Nabi saja tidak berhak mewajibkan siapa pun melakukan salat.

Hak itu ada hanya pada Tuhan, Nabi sekadar menyampaikan dan memelihara kemaslahatannya. Para ulama dan kita semua bisa kelak teruji, ternyata sependapat dengan Tuhan,bisa juga akan terlindas oleh peringatan keras Allah: ”Lima tuharrimu ma ahallallohu lak”,kenapa kau haramkan sesuatu yang dihalalkan oleh Tuhan untukmu?

Tapi jangan lupa bisa juga terjadi sebaliknya: kenapa aku halalkan yang Allah haramkan? Mungkin benar rokok itu haram dan saya akan masuk neraka karena itu, bersama ulama agung Indonesia Buya Hamka,perokok yang jauh lebih berat dibandingkan saya yang sama sekali tidak nyandu rokok. Juga ada teman saya di neraka almarhum Kiai Mbah Siroj Klaten yang hingga usianya 94 tahun merokok empat bungkus sehari. Dengan demikian bangsa Indonesia akan tercatat sebagai pemegang rekor tertinggi masuk neraka karena rokok.(*)

Emha Ainun Nadjib
Cendikiawan Muslim


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/209257/

Obama-Obama Kita

Obama-Obama Kita
Emha Ainun Nadjib
BUDAYAWAN

Sungguh gembira hati ini menyaksikan semakin bermunculan para calon pemimpin bangsa. Panggung demi panggung terbangun. Terkadang mereka tampak bersaing ketat, tetapi kemudian nyata sekali bahwa mereka sesungguhnya bukan memikirkan eksistensi, kepentingan, atau ambisinya masing-masing, melainkan bersama-sama mengkonsentrasikan diri pada kepentingan bangsa.

Lihatlah itu Dewan Integritas Bangsa: Salahuddin Wahid, Bambang Sulistomo, Marwah Daud Ibrahim, Rizal Ramli, dan masih banyak lagi. Kompetisi di antara mereka bukanlah yang terpenting, melainkan kebersamaannya untuk siap memimpin bangsa. Begitu tampak wajah Gus Sholah, muncul kalimat di hati: "Gus Dur sudah uzur? Masih ada Gus Sholah." Sekilas wajah Rizal Ramli membuat decak kagum: "Gila, ini orang berani menantang debat Presiden SBY." Marwah Daud? "Kartini abad ke-21, intelektual, lihat ketangkasan geraknya di panggung nasional." Dan Bambang Sulistomo: "Bung Tomo saja sudah bikin geger dunia. Apalagi putra beliau!"

Megawati gegap-gempita lagi: lantang vokalnya, brilian pemikirannya, keluasan perspektif gagasan-gagasannya, dari gerakan mega mendung hingga naik turunnya yoyo. Sri Sultan X membuat dada mongkog dan wajah banyak orang berbunga-bunga. Prabowo yang mantap, Sutiyoso yang rawe-rawe rantas, malang-malang tuntas, Wiranto kesatria yang kalem. Hidayat Nurwahid sang ustad ahli ushulul-fiqh sehingga mendahului Majelis Ulama berpikir tentang halal-haramnya golput. Dan Pak SBY sendiri, jangan tanya: beliau semakin piawai bagaimana melangkahkan kaki dan melambaikan tangan.

Sebagian mereka datang ke Mega bukan untuk audisi semacam Pildacil agar dipilih jadi calon wakil presiden. Kehadiran beliau-beliau mencerminkan kerendahan hati dan kebesaran jiwa, bahwa yang utama bukanlah self-dignity, melainkan pengabdian terhadap segala kemungkinan yang terbaik bagi bangsa.

Memang ada sebagian rakyat kita merasa pesimistis, atau apatis, terhadap Pemilu 2009. Itu normal, bisa dimafhumi: hak-hak dasar untuk sejahtera sebagai warga negara memang belum cukup terpenuhi selama ada negara Indonesia dengan berkali-kali ganti pemerintahan dan kepemimpinan. Tapi Indonesia akan bangun. Salah satu tanda-tandanya, sejak tahun lalu sudah bergulir suatu “historical refreshment”, gagasan pencerahan zaman yang mendambakan kaum muda segera tampil memimpin bangsa. Itu bagai tembang “Bang-bang Wetan”: matahari baru semburat di timur.

Memang kecakapan dan kedewasaan tidak selalu berbanding lurus dengan usia. Kalau memang bangsa ini menjumpai ada pemimpin sudah 70 tahun tapi ia paling capable, apa salahnya. Tapi kan sangat banyak orang usia tua tapi tak dewasa, atau awet remaja bahkan tetap kekanak-kanakan. Dan bukankah justru banyak anak muda yang secara mental dan ilmu bergerak cepat melampaui usianya?

Jadi, ayolah: “bang-bang wetan!” A new “install”. Buka pintu anak-anak muda untuk bikin set-up baru sejarah dan peradaban. Rizal “Chelly” Mallarangeng, Fajrul Rahman, Ratna Sarumpaet, Marwah Daud Ibrahim, siapa pun kaum muda yang akan naik panggung? Chelly punya seabrek pengalaman aktivisme dari Yogya hingga negeri Obama, ia sanggup menarik garis dari penjual wedang, satpam Akademi AU, hingga istana neoliberalisme. Fajrul penuh nyali dan ilmu yang memadai. Sarumpaet sangat menguasai “teater global” dan “drama kehidupan”. Marwah malang-melintang dari high-tech hingga santri Tebuireng.

Mereka bukan hanya layak tanding, tapi pasti unggul secara fenomenologis dan futurologis. Anak-anak muda ditakdirkan oleh “kebiasaan” Tuhan untuk pada zaman apa pun membawa paradigma baru. Mereka pelopor dan perintis. Mujtahid, aktivis ijtihad, kata Islam. Mereka adalah Obama-Obama Indonesia. Andaikan saja ada persediaan ilmu dan metodologi untuk mengerti apa hubungan kepresidenan Obama dengan tiga tahun ia di Jakarta. Tetapi jelas anak-anak muda Indonesia, untuk mencapai puncak kepemimpinan Negara, tidak harus menempuh 12 tahun persiapan sebagaimana Obama penggemar teks Pancasila membutuhkannya sebelum menjadi presiden kulit hitam "not too black" pertama di negeri adikuasa elang macannya jagat raya.

Indonesia adalah anak bungsu suatu bangsa besar yang pernah melahirkan Bandung Bondowoso yang sanggup membikin seribu candi hanya dalam waktu satu malam. Kaum muda cucu Bondowoso bisa menjadi presiden kapan saja, bahkan secara instan, karena kita bukanlah bangsa dengan kemampuan “konvensional” sebagaimana bangsa-bangsa lain. Penduduk NKRI bukanlah bangsa burung "emprit", melainkan "garuda".

Bung Karno cukup lulusan Bandung, tidak perlu kuliah di Belanda dan bergabung dalam kelompok aktivis "Perhimpunan Indonesia" untuk menjadi pemimpin terbesar mengungguli Bung Hatta dan tokoh-tokoh siapa pun yang lain. Soeharto cukup menyerap saripati tari Bedoyo Ketawang untuk mempecundangi kita semua selama 32 tahun. Habibie bahkan naik takhta "min haitsu la yahtasib" alias "blessing in disguise". Gus Dur “wong agung” dengan kebesaran dan kaliber ekstra di mana Indonesia bergulir-gulir seperti butiran kelereng di genggaman tangannya. Megawati tidak perlu berkeringat dan mengerahkan ilmu, kekuatan atau aji-aji apa pun saja untuk sanggup menjadi pemimpin puncak. Dan beliau pemimpin hari ini, Susilo Bambang Yudhoyono, tangkai bandul, penjaga keseimbangan, pembersih wajah zaman agar senantiasa resik dan berkilau.

Tentu saja bagi calon-calon pemimpin muda itu bukan ringan bersaing melawan presiden yang sekarang, yang sangat peka momentum kapan kasih BLT, kapan menaikkan dan menurunkan harga minyak, kapan tanam pohon, kapan menggratiskan pendidikan. Ia jugalah konseptor reformasi TNI dan prajurit bangsa yang paling awal merintis pemikiran dan aspirasi reformasi.

Wiranto, Prabowo, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Sutiyoso, Yusril Ihza Mahendra, karena mereka juga cucu bangsa besar sebagai adik-adiknya, memiliki ajian pinunjul-nya sendiri-sendiri. Wiranto gagah perkasa menentang perintah Presiden Soeharto untuk memberangus gerakan mahasiswa dan makar jarah 1998. Prabowo tegak punggungnya, tajam pandangan mripatnya, sunyi menanggung risiko terbanting dari tembok rumah keluarganya, dan ia memiliki keanggunan serta kegagahannya sendiri jika nanti sebagai presiden berdiri berjejer di hadapannya para pembalak triliunan rupiah uang rakyatnya.

Sri Sultan jangan diragukan lagi, “keris” di tangan kirinya sebagai "Khalifatullah ing Bhumi Ngayogyakartahadiningrat" dan “pedang” di tangan kanannya sebagai Presiden Republik Indonesia: jika kedua “kesaktian” sejarah itu bergerak, rakyat percaya beliau akan membukakan pintu-pintu perubahan yang tak terduga. “Keris” itu lambang kesadaran nenek moyang dan estafet pencapaian-pencapaian peradaban, “pedang” adalah garda depan ilmu dan kecakapan modern.

Sutiyoso dipandang oleh segala parameter rasional modern sangat tepat dan cakap menjadi presiden, karena sukses besarnya menjaga keseimbangan Ibu Kota selama dua periode, dengan terobosan-terobosan yang susah dicari tandingannya. Yusril "Cheng Ho" ahli hukum tata negara adalah “panglima” yang mengerti persis bagaimana membangunkan kembali sejumlah kebesaran bangsa yang pernah muncul dalam demokrasi era 1950-an, dengan formula yang terukur dosisnya dan pada proporsi yang relevan untuk kekinian.

Tua atau muda, bangsa kita bergelimang pemimpin. Si pemuda ganteng Yuddy Chrisnandi dengan ragam pengalaman aktivismenya, Rizal Ramli dengan keempuannya di bidang yang paling urgen dari permasalahan bangsa: kebangkitan ekonomi. Dan Bambang Sulistomo, putra Bung Tomo yang menggegerkan dunia dari Surabaya dengan “ilmu sihir” yang menggulingkan rumus ibu perang modern. Itu baru Bung Tomo, belum putra beliau yang pasti jauh lebih berkaliber kependekarannya dibanding bapaknya.

Alhasil, kita optimistis menjalani 2009 ke atas. Kalau Anda mengajak bertanding untuk mengkritik dan menemukan kekurangan atau keburukan para calon pemimpin kita, saya abstain. Sebab, bagi saya sekarang, yang tepat adalah membesarkan hati seorang dan setiap calon pemimpin.

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/31/Opini/krn.20090131.155389.id.html

Putin Kritik Keserakahan Kapitalis

Putin Kritik Keserakahan Kapitalis
Cina memberikan sedikit optimisme.
DAVOS - Perdana Menteri Cina Wen Jiabao dan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin kemarin mengkritik ekses kapitalis Amerika Serikat, yang memicu krisis ekonomi dunia ketika berbicara dalam pembukaan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

Putin mengatakan, "Piramida harapan ini cepat atau lambat akan ambruk. Pada kenyataannya hal itu sudah terjadi di depan mata kita."

Wen menilai "perburuan buta mengejar laba" telah membawa resesi terburuk sejak depresi akbar pada 1930-an. Dia menyalahkan "kebijakan makroekonomi yang tak tepat dari beberapa ekonomi" serta "tabungan rendah yang diperpanjang dan konsumsi tinggi", sehingga pemimpin Cina itu menyerukan reformasi lembaga keuangan internasional yang lebih cepat dan pembentukan "tata dunia baru" bagi ekonomi.

Sekitar 2.500 tamu, termasuk para eksekutif senior dari bank-bank terbesar dunia serta 40 kepala negara dan kepala pemerintahan, menghadiri forum ini. Sebagian besar menunjukkan kesuraman perekonomian tahun ini.

"Krisis ini akan bertambah buruk. Harus diambil langkah drastis untuk membaliknya jika dia dapat dibalik segera. Secara pribadi, saya yakin butuh waktu lama," kata Rupert Murdoch, raja media News Corp.

Satu-satunya yang memberi sedikit optimisme adalah Cina. Wen, pejabat tertinggi Cina yang pernah hadir di forum itu sejak Perdana Menteri Li Peng pada 1992, mengumumkan bahwa pemerintahnya telah menetapkan tingkat pertumbuhan 8 persen pada 2009, yang dia sebut "sasaran yang dapat dicapai melalui kerja keras". "Musim dingin yang keras akan berlalu dan musim semi ada di sudut sana," kata Wen.

Adapun Putin menyebut krisis ini sebagai "badai dahsyat". Dia menyatakan tidak mengkritik Amerika Serikat, tapi, "Saya hanya ingin mengingatkan Anda bahwa setahun lalu delegasi Amerika yang berbicara di mimbar ini menekankan stabilitas fundamental ekonomi Amerika dan prospeknya yang cerah."

Condoleezza Rice, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat kala itu, berpidato di Davos tahun lalu dan menyatakan ekonomi Amerika Serikat aman.

Baik Wen maupun Putin menyerukan kerja sama yang lebih besar dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam urusan internasional. Tapi keduanya menolak proteksionisme dan menilai campur tangan pemerintah yang berlebihan akan merusak prospek pemulihan. AFP | AP | BBC | KURNIAWAN

Indeks Kompetitif 2008-2009

Krisis keuangan dan ekonomi yang memburuk semenjak tahun lalu menjadi tema utama pembicaraan di kalangan para pemimpin dunia serta kepala perusahaan dan keuangan utama dunia yang berkumpul kemarin dalam ajang tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Dari sebuah resor di tepi puncak gunung, dalam pertemuan yang kerap digelar sejak empat dekade lalu tersebut, lebih dari 2.000 pemimpin dari sekitar 25 negara dan bos eksekutif perusahaan terkemuka berkumpul dengan agenda utama memperpendek masa resesi global. Indeks kompetitif tahun lalu memperlihatkan Amerika Serikat masih menjadi negara yang secara ekonomi kompetitif di tengah hantaman krisis yang terburuk sejak Great Depression. Seperti apa indeksnya dan apa agenda utama pertemuan maha penting itu? WEF | CI | GRAPHICNEWS | DRE

2008-2009 2007-2008

Amerika Serikat (1)
Swiss (2)
Denmark (3)
Swedia (4)
Singapura (7)
Finlandia (6)
Jerman (5)
Belanda (10)
Jepang (8)
Kanada (13)
Hong Kong (12)
Inggris (9)
Korea (11)
Austria (15)
Norwegia (16)
Prancis (18)
Taiwan (14)
Australia (19)
Belgia (20
Islandia (23)
ISU-ISU UTAMA

RABU, 28 JANUARI
Bilamana Amerika Serikat bersin, apakah negara lain merasa demam? Di tengah krisis ini, akankah Cina dan India mengendalikan pertumbuhan ekonomi dunia?

Sumbang saran ekonomi dunia. Apa ancaman terbesar pertumbuhan ekonomi dunia pada 2009? Bagaimana mengatasinya?

Politik pipa saluran. Bagaimana Rusia dan Asia Tengah memainkan peran dalam menciptakan suplai sumber-sumber energi yang stabil bagi Benua Eropa?

KAMIS, 29 JANUARI
Mitos dan realitas dari Lembaga Investasi Pemerintah (Sovereign Wealth Fund/SWF). Apa dampak SWF--diharapkan mencapai US$ 12 triliun pada 2015--pada perekonomian dunia?

Membangun kembali merek Amerika Serikat. Bagaimana presiden Amerika Serikat memperbaiki anjloknya kepercayaan dunia kepada Amerika Serikat?

Risiko Keuangan Sistemik.Sebagaimana dunia terhuyung-huyung akibat krisis kredit perumahan (subprime mortgage) maka isu-isu dan inovasi seperti apa yang memerlukan perhatian saksama?

Kutub Utara: sedikit es, banyak minyak. Apa yang perlu dilakukan dunia guna memperhatikan problem geopolitik dan lingkungan di Kutub Utara?

JUMAT, 30 JANUARI
Evaluasi risiko keuangan. Seiring dengan upaya terus-menerus untuk menyelesaikan problem pasar kredit dunia, seperti apa rasio peranan badan-badan dunia?

Nasionalisme dan sumber-sumber daya alam.Seberapa penting peranan pasar dan institusi multilateral dalam mengelola negara-negara yang kaya sumber daya alam yang ingin suaranya didengar di panggung ekonomi dunia?

Masa depan teknologi yang mobile. Bagaimana menyatukan komunikasi, teknologi GPS, dan sistem pembayaran dalam satu media--telepon seluler--dalam mempersempit cakupan konsumen?

SABTU, 31 JANUARI
Peranan bank sentral. Apakah bank-bank memperhitungkan risiko dengan menyuplai uang jangka pendek dan memperkecil rasio bunga bank guna merangsang pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan?

Ancaman terhadap sistem perdagangan dunia. Bagaimana industri dan pemerintah bekerja sama guna meraup dukungan publik yang lebih luas dalam berdagang dan berinvestasi secara lebih luas?



http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/30/Internasional/krn.20090130.155235.id.html