BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Latest Post

Polisi Paling Banyak Dilaporkan

Written By gusdurian on Sabtu, 03 Januari 2009 | 12.17

Catatan OmbudsmanPolisi Paling Banyak Dilaporkan
Menurut polisi, tak semua laporan ke Ombudsman benar.
Jakarta - Kepolisian dan pemerintah daerah menjadi dua instansi pemerintah yang paling banyak dilaporkan masyarakat kepada Ombudsman Republik Indonesia. Sebanyak 30,73 persen laporan masyarakat terkait dengan kinerja kepolisian, dan 28,43 persen tentang pemerintah daerah. Selebihnya soal lembaga peradilan sampai komisi negara.
Ketua Ombudsman Republik Indonesia Antonius Sujata dalam siaran persnya mengungkapkan bahwa persentase laporan tahun 2008 tidak berbeda jauh dengan tahun sebelumnya. Yang menarik, kata dia, ada peningkatan jumlah laporan atas pemerintah daerah. "Laporan masyarakat mulai bergeser dari penegakan hukum ke pelayanan administrasi pemerintahan," kata Sujata.
Selama 2008, Ombudsman menerima 1.244 ribu laporan. Laporan itu datang dari masyarakat maupun hasil investigasi inisiatif Ombudsman, yang dikirim melalui surat (523 laporan), laporan langsung (461), telepon (219), Internet (30), dan inisiatif (11). "Laporan yang merupakan inisiatif Ombudsman diambil dari media," kata dia.
Laporan yang banyak disampaikan masyarakat meliputi banyak hal. Paling banyak adalah penundaan berlarut (41,62 persen). "Masih banyak masyarakat yang menjadi korban maladministrasi akibat lambatnya pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara negara. Ini bisa jadi pintu masuk tindakan koruptif yang melibatkan aparat pemberi pelayanan publik," kata Sujata.
Dia menilai "penundaan berlarut" harus mendapat sorotan utama dalam upaya pencegahan korupsi. Ia juga menilai, perlu ada pengaturan mengenai standar pelayanan minimum di setiap instansi agar masyarakat dapat mengetahui bagaimana prosedur untuk permohonan pelayanan, berapa lama proses layanan dilakukan, berapa biayanya, serta bagaimana mengajukan keluhan atas pelayanan itu.
Soal-soal yang dilaporkan meliputi tindakan sewenang-wenang (18,99 persen), tidak menangani (12,93 persen), bertindak tidak adil (11,72 persen), penyimpangan prosedur (11,52 persen), permintaan imbalan uang atau korupsi (7,27 persen), tidak kompeten (6,06 persen), melalaikan kewajiban (5,86 persen), bertindak tidak layak (4,44 persen), dan penyalahgunaan wewenang (2,42 persen). Lainnya soal keberpihakan nyata, persekongkolan, dan sebagainya.
Hingga akhir periode Triwulan IV 2008, Ombudsman telah menangani 91,73 persen dari seluruh laporan masyarakat. Tindak lanjut yang dilakukan berupa rekomendasi (9,19 persen), permintaan klarifikasi kepada terlapor (32,67 persen), pemberitahuan kepada pelapor bahwa substansi laporan yang disampaikan bukan wewenang Ombudsman (12,16 persen), dan permintaan agar pelapor melengkapi data (15,13 persen).
Pada 2007, instansi yang dilaporkan lambat memberikan tanggapan terhadap laporan masyarakat. Sedangkan pada 2008, banyak instansi yang memberikan penjelasan, baik yang bersifat penyelesaian masalah maupun sanggahan atas laporan. "Sebanyak 80 persen instansi mengirimkan tanggapan. Kepolisian sebagai lembaga yang paling dilaporkan juga menjadi instansi yang paling responsif menindaklanjuti laporan masyarakat." kata Sujata.
Juru bicara Markas Besar Kepolisian RI, Inspektur Jenderal Abubakar Nataprawira, ketika dihubungi secara terpisah, mengatakan tidak semua laporan yang masuk ke Ombudsman benar. "Ada yang benar dan ada juga yang salah," kata Abubakar kemarin. Ia menyatakan semua laporan, jika terbukti benar, akan ditindaklanjuti. "Supaya kinerja polisi membaik," kata Abubakar. REH ATEMALEM SUSANTI

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/02/Nasional/krn.20090102.152513.id.html

Peneliti "Nyambi" Ditertibkan

Peneliti "Nyambi" Ditertibkan
10 Karyawan BPPT Diberhentikan

Jakarta, Kompas - Karyawan lembaga penelitian pemerintah yang bekerja sambilan mulai tahun 2009 akan ditertibkan. Mereka yang bekerja mendua ini harus memilih, bila ingin tetap bekerja di luar lembaga riset akan diberikan solusi dengan basis menang-menang.
Hal ini dikemukakan Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman seusai melantik Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang baru, Marzan Aziz Iskandar, di Auditorium Gedung II BPPT Jakarta, Rabu (31/12).
Marzan (50) menggantikan Said D Jenie yang wafat pada Juli 2008. Selama proses seleksi untuk mengisi kekosongan jabatan itu ditunjuk Wahono Sumaryono yang juga Deputi Bidang Agroindustri dan Bioteknologi BPPT sebagai pelaksana tugas.
Marzan yang diangkat berdasarkan Keppres pada 30 Desember 2008 bergabung di BPPT pada tahun 1985 sebagai staf yang terlibat dalam proyek pengembangan bahan bakar etanol atau gasohol di Lampung. Ia pernah menduduki jabatan Kepala Biro Perencanaan dan Sekretaris Utama. Pendidikan doktornya bidang pengendalian sistem tenaga listrik dengan fuzzy logic diraih di Jepang tahun 1997.
Lebih lanjut Kusmayanto mengatakan, ”Orang BPPT bukan hanya berkantor di lingkungan BPPT, tetapi juga di tempat lain. Ini bukan rumor, tetapi fakta. Saya pikir ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Karena itu, saya perintahkan mulai tahun 2009 ketertiban harus ditegakkan dengan segala risiko.”
Peneliti yang ingin tetap di BPPT harus melepaskan pekerjaan sambilannya, tetapi yang memilih bekerja di luar akan dicarikan solusi dengan basis menang-menang. Penertiban ini sebagai bagian dari penertiban aparatur negara yang tentunya wajib dijalankan oleh setiap kementerian dan lembaga pemerintah.
Namun, para peneliti yang tetap bergabung di BPPT, ia meminta agar mereka ditempatkan dalam lingkungan yang kondusif dan mendapat kompensasi memadai.

Kusmayanto yang pernah menjadi Rektor ITB mengambil contoh dosen yang ”nyambi” bisa dikelola dengan pendekatan korporasi. Ini bermanfaat untuk dosen dan juga institusi ITB, bahkan untuk mahasiswa karena bisa magang atau praktik lapangan.
Penertiban aparat
Penertiban aparat di BPPT, kata Marzan, yang sebelumnya menjabat Deputi Teknologi Informasi, Energi, dan Material (TIEM), telah dilakukan dalam dua tahun terakhir ini. Di kedeputiannya ia mengeluarkan ketentuan bila dalam dua minggu karyawan tidak hadir akan diberi peringatan lisan, bila tidak diindahkan diberikan peringatan tertulis hingga tiga kali, sebelum akhirnya diberhentikan dengan tidak hormat.
”Dalam dua tahun ini di kedeputian TIEM 10 karyawan yang diberhentikan dengan hormat, beberapa di antaranya bertitel doktor,” ungkapnya.
Mereka yang menyambi, lanjutnya, umumnya beralasan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Jumlah mereka hanya sebagian kecil. Berlanjutnya kasus tersebut, menurut Marzan, karena kebijakan pimpinan yang lalu memberi toleransi.
Namun, Marzan menyadari, gaji dan tunjangan perekayasa BPPT memang masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka sehari-hari.
”Secara umum, penghasilan peneliti atau ilmuwan PNS memang masih sangat memprihatinkan. Mudah-mudahan reformasi birokrasi yang akan bergulir tahun 2009 akan memperbaiki juga sistem remunerasi bagi perekayasa dan peneliti,” ujarnya. (YUN)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/01/02/01120198/peneliti.nyambi.ditertibkan

Apa cerita janji SBY?

WASPADA ONLINEJAKARTA - Presiden SBY berjanji akan berbicara soal politik mulai Januari 2009. Janji itu malah menuai kritik. Daripada berbicara politik lebih baik SBY memenuhi janji-janjinya kepada rakyat."Tidak boleh hanya berbicara politik tapi harus penuhi janji-janjinya. SBY harus mengeluarkan kebijakan yang bisa meringankan beban rakyat miskin," cetus pengamat politik dari UI Boni Hargens, tadi siang.SBY, kata Boni, harus merevisi UU BHP yang dianggap 'membunuh' orang-orang miskin untuk tidak bisa sekolah. Hanya kalangan berduit saja yang dapat mengenyam pendidikan.Di samping itu, Boni memandang pernyataan SBY tersebut sebagai sikap yang bijaksana. Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu tidak ingin terlena dengan berbagai hasil survei yang menunjukkan dirinya masih berada dipuncak popularitas.Pemilu 2009 yang semakin dekat ini, SBY dihimbau untuk tidak hanya sekedar beriklan. Hal ini untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan jabatan. SBY sebagai pejabat negara harus menunjukkan milik semua, bukan hanya milik partainya saja.
"Di sisa waktunya menjabat sebagai presiden, SBY harus bekerja keras mengurusi rakyatnya. Masyarakat bisa menilai hasil kinerjanya selama ini. Dan itu bisa berdampak di Pilpres 2009," cetusnya.

http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=59484&Itemid=30

Intelektual Metroseksual & (Calon) Pemimpin Kita

Modernisasi dan industrialisasi telah menimbulkan pergeseran sosial, gaya hidup dan perubahan sikap mental dalam rangka penyesuaiandengan lingkungan baru. Ini tercermin dari kehidupan desa-kota yang sama tercerabutdari nilai-nilai tradisional dan kearifan lokalnya. Social capital bangsa timur yang kaya akan norma (norm), kegotong-royongan (networking) dan saling percaya (trust) telah digantikan oleh nilai baratyang individualis, materialis, elitis dan sekuler. Demikianhalnya dengan interaksi pria-wanita serta aspek-aspek privasinya yangmemunculkan fenomena baru yakni Metroseksual. Fenomena ini tumbuh danberkembang pesat di kota-kota besar di Indonesia. Mark Simpson (1994)_penulisdan pengamat lifestyle Inggris_pertamakali mengedepankan hadirnya para pria metroseksual ditengah masyarakat.Menurutnya, metroseksual adalah sosok pria muda berpenampilan dendi yang sangatpeduli dengan penampilan (performance) , tertarik pada fashion dan berani menonjolkan sisifemininnya, senang memanjakan diri dan menjadi pusat perhatian. Umumnya merekasosok yang narsistik, mencintai dirisendiri secara berlebihan dan tergila-gila dengan gaya hidup urban berkualitasmetropolitan. Yangmenarik dari kategori pria "flamboyan" ini, kendati berpenampilan"manis",� mereka ini tidak serta merta seorang gay atau homoseksual. Pengertian metroseksual disini adalah pria muda (antara 20 - 40 tahun) yangpunya uang (untuk dihamburkan) hidup di tengah atau dalam jangkauanmetropolis_di mana terdapat mal, klub, butik, pusat kebugaran, salonkecantikan dan lain-lain (dari berbagai sumber). Mereka ini bisa saja gay, biseksual ataupunheteroseksual. Jadi sama sekali bukan urusan preferensi seksual. Yang menonjoldari pria metroseksual ini adalah mereka menempatkan dirinya sebagai obyekcintanya sendiri. Dalam kehidupan sosial, disampingsebagai pria yang mencintai keluarga, para pria metroseksual ini memang senangmemelihara dan meluaskan pergaulan. Mereka senang berbelanja dan menikmatiliburan bersama istri dan anak-anaknya, bercengkerama dengan teman-teman dikafe, resto ataupun coffee shop.Interaksi pergaulan dilakukan sebagai komunitas dalam bermacam bentuk; mulaidari olahraga, penyuka musik jazz atau rock, motor besar, gadget, kelompokbisnis, kelompok penggemar hewan jinak atau liar dan lain-lain. Tujuan membentukkomunitaspun beragam, di antaranya membangun jaringan dan relasi, membagipengalaman bisnis, berbagi perasaan dan emosi keseharian sampai menyalurkanhobi. Fenomena ini direspon sangat jelioleh kalangan industrialis. Agar hasil produksi laku di pasar, para kapitalisdan organ-organ sistemnya sengaja membuat budaya yang berhubungan dengan hasilproduksinya, di antaranya perlengkapan untuk budaya metroseksual. Perlengkapanyang sebelumnya sebatas kebutuhan sekunder (make-up, menicure, pedicure dsb) dapat menjadi primer. Dari aspek hukumekonomi, pola penyebaran semacam ini sah-sah saja. Dalam sejarah Romawi kita mengenaltokoh seperti Caligula yang senang berpenampilanmetroseksual dan hidup serba "pesta dunia". Penampilanmetroseksual ala Romawi-nya telah dipakai sebagai kedok hatinya yang berciri vampire,-haus darah dan haus kepuasan nafsurendahnya. Rakyat yang sudah menderita tidak jarang dikorbankan demi pestaporanya di istana. Gaya metroseksualnya telah mencerminkan "basic instinct" yang sebenarnyasedang menguasai dirinya. Kalau seorang pemimpin metroseksual bersekutu dengan kaumintelektual metroseksual, tentu tidak aneh. Bahkan memangsudah menjadi kecenderungan kodratnya. Yangperlu dicermati adalah bahwa kecenderungan kultur metroseksual yang hanya menutupi keburukan dan kejahatan sebenarnya sedang menguat dalam "basic instinct" mereka, apalagidikenakan oleh pemimpin yang telah dinyatakan populis karenakebanyakan rakyat telah mengidolakannya. Sangat memprihatinkan pula, bilahal ini menjadi kultur advertisement yang dianggap sebagai simbol profesionalismeintelektual. Semangat menipu (deseptif) dipakai untuk menjamin semangat meng-ilmu.Tak heran saat ini banyak orang ingin menjadi intelektualmetroseksual lewat membeli ijazah dan gelar-gelar akademik. Presidenkita dikenal sebagai orang yang berpenampilan necis. Persis gaya priametroseksual. Media juga turut berhasil mengangkat kepopulerannyadari sekedar penampilan lahiriahnya. Rakyat pemilih terutama ibu-ibu terpikat oleh penampilannya. Seandainya kita mau menempatkan deretan Presiden RI dari ukuran metroseksual, mungkin hanya presiden kita sekaranglahyang memenuhi persyaratan. Untuk menunjang penampilannya, beliau senang mengenakan jas lengkap atau batik nomor wahid. Selain tinggi kekar (macho) dan ganteng, beliau juga seorang jenderal dan bergelar doktor.Bagaimanadengan anda-anda yang akan maju di Pemilu 2009? Apakah anda sudah memenuhisyarat intelektual metroseksual dan mengiklankannya di media massa? Ataukah andatetap sosok rural seksual yangsederhana dan berempati pada kesederhanaan_ seperti harapan kami orang-orang termarjinalkan!
Salam,HerwinBogor

Sebuah Peradaban yang Didasarkan pada Dialog

Akhir-akhir ini berbagai konflik mewarnai dunia. Semua merasa paling benar dan pada akhirnya tercipta kebuntuan yang tentu tak akan mampu meretas konflik.
Banyak yang lupa bahwa ada jalan lain yang terbuka,yaitu dialog. Dialog adalah pertualangan yang dapat diikuti siapa pun. Terkadang dialog menjadi pertualangan yang hasilnya dapat mengubah sejarah. 2.000 tahun lalu,seorang Buddhis di India bernama Nagasena dipanggil menghadap untuk berdialog oleh Raja Milinda, penguasa Yunani dari kerajaan di daerah Barat Laut India.Nagasena menghadap sang raja dan berkata: “Yang Mulia! Ketika berdialog,apakah Anda berbicara sebagai orang arif? Atau Anda berbicara sebagai penguasa?” Kata-kata Nagasena menembus sumber arogansi dogmatis sang raja. Pertanyaannya merupakan cara untuk menuntut agar mereka mengeksplorasi kebenaran pada landasan yang sejajar,sebagai dua manusia yang akan saling belajar dalam dialog yang bijak. Pertemuan ini membuka mata Raja Milinda, mendorongnya untuk mengesampingkan harga diri dan mendedikasikan diri untuk mengembangkan kearifan manusia.Pertukaran pemikiran yang terbuka di antara keduanya menghasilkan pertemuan Timur dan Barat,peleburan poin-poin terbaik daripemikiran Yunaniklasikdanfilosofi India dengan pengaruh abadi pada sejarah spiritual umat manusia. Contoh dramatis dari dialog ini mengandung pelajaran yang harus diindahkan oleh para pemimpin dunia saat ini. Menjadi semakin penting bagi kita untuk saling menginspirasi dengan belajar dari perbedaan kita,atau ketika kita telah memiliki kebutuhan demikian untuk sebuah dialog kreatif dari yang bijak.
*** KTT G-8 Toyako Hokkaido yang diselenggarakan di Jepang Juli tahun lalu mencetak rekor jumlah negara yang berpartisipasi, 22. Mengesampingkan hasil konkret dari pertemuan ini,saya merasa perluasan proses KTT ini memiliki makna besar. Saya telah lama menyerukan keikutsertaan yang lebih luas dalam konferensikonferensi ini karena saya percaya ini adalah salah satu elemen penting dalam menciptakan peradaban berdasarkan dialog. Jalan paling pasti untuk kebaikan seluruh bumi ini adalah dengan memperluas jaringan dialog berdasarkan kesadaran komunitas yang lebih luas, tanggung jawab bersama untuk masa depan. Tanda dari kearifan terletak pada kemampuan untuk mendengar.Terutama saat ini, saat kita dihadapkan pada isu-isu global mendesak yang begitu banyak, sangatlah penting mencurahkan setiap usaha untuk mendengar pendapat dari orangorang yang berbeda posisi dengan kita,terutama semakin rapuhnya apa yang dinamakan “suara-suara tak bersuara”: untuk mengumpulkan kearifan dari semua orang. Pada saat bersamaan, merupakan tanda dari orang bijak untuk melaksanakan kegigihan besar.Ketika kemajuan tidak lancar,kita memerlukan kearifan untuk menemukan pijakan bersama yang realistis dan tekad untuk meneruskan dialog, apa pun yang terjadi. Saya teringat pada Reykjavik Summit antaraMikhailGorbachevdan Ronald Reagan pada 1986. Negosiasi mereka berakhir buntu.Namun dalam konferensi pers setelah pertemuan, Gorbachev menyatakan bahwa mereka telah mencapai langkah pertama menuju negosiasi lebih lanjut. Hal ini memengaruhi pihak Amerika mengadopsi pendirian serupa, mendorong pengharapan menuju pendekatan yang lebih positif dan berpandangan ke depan. Sejarah mencatat bahwa tekad kuat untuk terjun dalam dialog telah memberikan kontribusi. Dari cara yang diam-diam namun mendalam,kepada proses yang menyudahi Perang Dingin. Saat saya bertemu Mikhail Gorbachev, banyak orang meragukan apakah mungkin pertemuan antara seorang Buddhis dan pemimpin negara komunis adidaya bisa menghasilkan hasil yang penuh makna.
Selama pertemuan, kami mendiskusikan kenangan kami mengenai kesengsaraan dan kekejaman perang yang kami alami ketika muda, setuju bahwa generasi kami dapat didefinisikan sebagai “anak-anak hasil perang.” Setelah menemukan titik pijak bersama ini, kami berbicara mengenai tekad bersama untuk mengekstraksi pelajaran-pelajaran berharga untuk masa depan. Apapun etnis dan agama kita, kita semua punya keluarga yang kita cintai; ada masa depan yang ingin kita lindungi.Tidak ada manusia mana pun yang dapat melarikan diri dari irama abadi kehidupan: lahir, tua, sakit,dan mati. Ketika kita berpijak pada pandangan yang paling mendasar mengenai kesamaan kehidupan, kita dapat melampaui perbedaan apa pun dan pasti mencapai empati dan dialog. *** Yang sama dari semua pemikir, pemimpin dari berbagai bidang dan kenegaraan yang mana saya telah berdialog selama bertahun-tahun adalah doa yang sungguh-sungguh dan tekad mendalam untuk melihat abad 21 menjadi abad perdamaian dan dialog, yang bertolak belakang dengan abad peperangan dan kekerasan di abad ke-20. Dialog bukan hanya penekanan sederhana akan posisi kita sendiri, bukan juga berarti membujuk orang lain untuk mengikuti pandangan kita. Dialog akan berhasil bila didasarkan pada penghormatan atas hidup orang lain,dan didorong oleh tekad untuk belajar saat dikonfrontasikan dengan perbedaan kepribadian dan perspektif. Dalam Buddhis terdapat sebuah frase indah: “Ketika kita membungkuk hormat pada cermin,bayangan di cermin pun membungkuk hormat kembali pada kita.” Baik antarindividu ataupun peradaban, jika salah satunya terlalu bangga dan menyesalkan perbuatan berdialog, jika salah satu berhenti belajar, maka tidak ada pertumbuhan, tidak ada kemajuan.Peradaban yang didasarkan pada dialog adalah peradaban yang didasarkan pada pembelajaran pada pertumbuhan. Sebaliknya, kegagalan dialog hanya menjanjikan perpecahan umat manusia melalui egoisme dan ketidakpercayaan, lingkaran kebencian, dan kekerasan yang semakin lama semakin mendalam.
Sejarawan Inggris Arnold Toynbee yakin bahwa dialog adalah kunci untuk menemukan respons manusia terhadap tantangan sejarah. Dia pernah menyatakan,“ Dari semua fenomena manusia, satu yang pada kenyataannya tidak pernah ada pola pasti, yaitu bidang pertemuan dan kontak antara satu kepribadian dengan kepribadian yang lain. Dari perjumpaan dan kontak seperti itulah kreativitas yang benar-benar baru muncul.” Mutlak tidak ada alasan mengapa kita tidak bisa keluar dari krisis memecah belah yang mengonfrontasikan dunia saat ini. Dialog adalah jalan paling pasti menuju perdamaian. Jalan yang terbuka bagi kita semua,dimulai dari mana pun kita berada; dimulai dari sekarang. Dialog adalah pertualangan, cara untuk menemukan keunikan,misteri dan keakraban umat manusia. Dialog adalah sumber penciptaan nilai yang tidak dapat dirintangi dan tiada henti.(*) Dr Daisaku Ikeda Presiden Soka Gakkai Internasional dan Penerima Medali Perdamaian PBB

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/201182/

Kejaksaan Heran Muchdi Bebas

Kejaksaan Heran Muchdi Bebas
Komnas HAM akan melakukan eksaminasi proses persidangan.
JAKARTA -- Jaksa Agung Muda Pidana Umum Abdul Hakim Ritonga mengaku heran terhadap putusan hakim yang membebaskan Muchdi dari dakwaan sebagai orang yang menyuruh Pollycarpus membunuh Munir. "Kenapa peninjauan kembali atas Polly diterima?" kata Ritonga saat dihubungi kemarin. "Padahal buktinya sama."
Vonis 14 tahun atas Polly sempat dibatalkan Mahkamah Agung pada 4 Oktober 2006. Namun, dalam putusan peninjauan kembali pada 25 Januari 2008, para hakim agung menyatakan Polly terbukti bersalah dan ia dihukum 20 tahun penjara.
Kejaksaan menilai putusan hakim dalam sidang Rabu lalu dibuat tanpa mempertimbangkan keterangan saksi dan bukti yang diajukan jaksa penuntut umum. Menurut Ritonga, seharusnya hakim menerima keterangan dan kesaksian Budi Santoso, agen madya Badan Intelijen Negara, yang saat ini bertugas di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Pakistan.
Ritonga mengakui pihaknya tak bisa menghadirkan saksi di persidangan. Tapi, katanya, "Keterangan dia di bawah sumpah yang dibacakan itu kekuatan hukumnya sama dengan saat dia hadir sendiri di persidangan."
Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan juga dinilai tak mempertimbangkan keterangan para anggota BIN lainnya, yang dalam persidangan ramai-ramai dicabut oleh para saksi. "Kalau dipertimbangkan, (pasti) bukan begitu keputusannya," ujar Ritonga. Dia yakin Mahkamah Agung akan mengabulkan permohonan kasasi yang akan diajukan jaksa.
Kepala Kepolisian RI Jenderal Bambang Hendarso Danuri mendukung upaya Kejaksaan Agung mengajukan kasasi atas putusan bebas terhadap Muchdi. "Biarkan proses hukumnya berjalan," kata Bambang di kantornya kemarin.
Menanggapi hadiah kebebasannya di akhir tahun itu, Muchdi mengaku tak terkejut mendengarnya. "Saya yakin (bebas)," ujarnya. Untuk selanjutnya, Muchdi mengatakan hendak berkeliling Indonesia, berkampanye bagi Partai Gerindra. Di partai yang mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden ini, Muchdi menjabat wakil ketua umum. Kuasa hukum Muchdi juga mengancam akan menuntut balik pihak-pihak yang dianggap membuat mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ini terseret dalam kasus pembunuhan Munir.
Sebaliknya, para kolega Munir dan mereka yang selama ini memperjuangkan penuntasan kasus ini menyatakan kecewa. Bahkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berencana melakukan eksaminasi atau pemeriksaan publik terhadap proses persidangan Muchdi. Komisi menilai banyaknya saksi kunci yang menarik keterangan di persidangan sebagai suatu kejanggalan. "Padahal keterangan merekalah yang mendorong polisi untuk menahan Muchdi," kata Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga akan memanggil Jaksa Agung dan Kepala Polri untuk menjelaskan masalah ini dan menyiapkan langkah selanjutnya. Adapun Komisi Yudisial menjadwalkan pertemuan pada Senin mendatang. "Kami akan membahas mengenai kemungkinan terjadinya pelanggaran kode etik dalam keputusan hakim ini," kata Soekotjo Soeparto, salah satu komisioner di lembaga tersebut. TOMI SUTARTO ANTON SEPTIAN
Antiklimaks di Ujung Tahun
Keberanian polisi menangkap Mayor Jenderal (Purnawirawan) Muchdi Purwoprandjono pada 19 Juni 2008 dipuji banyak pihak. Harapan bakal terbongkarnya konspirasi pembunuhan Munir semakin terbuka.
Namun, di ujung tahun, pada Rabu lalu, harapan itu menjadi antiklimaks. Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berpendapat jaksa penuntut umum tak dapat membuktikan dakwaannya. Maka mantan Deputi V Badan Intelijen Negara itu dibebaskan.
Inilah beberapa bukti yang, menurut hakim, tak mengarah pada adanya keterlibatan Muchdi dalam pembunuhan pada 7 September 2004 itu.
Muchdi dianggap punya motif karena sakit hati dan dendam kepada Munir, yang menyebabkan karier militernya tamat setelah kasus penculikan aktivis pada 1997-1998 terungkap.
Ada 41 kali komunikasi telepon antara nomor yang dimiliki Muchdi dan Pollycarpus, sebelum dan sesudah Munir dibunuh.
Surat rekomendasi Badan Intelijen Negara agar Polly dijadikan sebagai personel pengamanan internal penerbangan Garuda Indonesia.
Nama Polly ada dalam daftar kontak di komputer yang disita dari kantor Muchdi.
Kesaksian bekas Direktur Perencanaan dan Pengendalian Operasi BIN ini, Budi Santoso. "Aktivitas Munir menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu orang-orang di BIN," kata Budi dalam berita acara pemeriksaan yang dibacakan jaksa. Dalam persidangan berikutnya beredar surat pencabutan kesaksian atas nama Budi.
Sejumlah saksi lain dari BIN juga kompak menarik keterangan mereka dalam BAP.
NASKAH: TOMMY ARYANTO FOTO: WAHYU SETIAWAN (DIOLAH) INFOGRAFIS: MACHFOED GEMBONG


http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/03/headline/krn.20090103.152637.id.html

Rencana 2008-2018, Pemerintah Setujui RUPTL PLN

Pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro telah menyetujui Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) tahun 2008-2018."Sudah diteken Pak Menteri pada pekan lalu," kata Direktur Utama PT PLN, Fahmi Mochtar, di Jakarta, Kamis (1/1).RUPTL merupakan rencana jangka panjang penyediaan ketenagalistrikan nasional baik yang dilakukan PLN maupun proyek listrik swasta (independent power producer/IPP) sampai 2018.Dalam RUPTL antara lain disebutkan total kebutuhan dana investasi instalasi ketenagalistrikan PLN dan IPP sampai tahun 2018 mencapai 83,7 miliar dolar AS.Kebutuhan dana tersebut terdiri atas pembangkitan tenaga listrik senilai 56,9 miliar dolar AS, transmisi 14,4 miliar dolar AS, dan distribusi 12,4 miliar dolar AS.Perinciannya, pembangkitan 2008 sebesar 4.337,9 juta dolar AS dan pada periode selanjutnya masing-masing sebesar 6.201,7 juta dolar AS (2009), 7.672 juta dolar AS (2010), 7.170,4 juta dolar AS (2011), 6.407 juta dolar AS (2012), 5.114 juta dolar AS (2013), 5.061,3 juta dolar AS (2014), 4.503 juta dolar AS (2015), 4.941 juta dolar AS (2016), 3.494,3 juta dolar AS (2017), dan 1.666,6 juta dolar AS (2018).Kebutuhan dana transmisi pada 2008 adalah 1.955,7 juta dolar AS, 2009 sebesar 2.401,5 juta dolar AS, 2010 sebanyak 1.430,9 juta dolar AS, 2011 sekitar 1.049,7 juta dolar AS, 2012 sejumlah 1.408,4 juta dolar AS, 2013 sebesar 1.866,7 juta dolar AS, 2014 sebanyak 1.531,5 juta dolar AS, 2015 sekitar 1.614 juta dolar AS, 2016 sejumlah 502,7 juta dolar AS, 2017 sebanyak 288,8 juta dolar AS, dan 2018 sebesar 59,1 juta dolar AS.Sedangkan kebutuhan dana distribusi sebesar 703 juta dolar AS (2008), 761,6 juta dolar AS (2009), 959,9 juta dolar AS(2010), 974,5 juta dolar AS (2011), 1.029 juta dolar AS (2012), 1.109,9 juta dolar AS (2013), 1.193 juta dolar AS (2014), 1.260,3 juta dolar AS (2015), 1.375,1 juta dolar AS (2016), 1.496,6 juta dolar AS (2017), dan 1.520,4 juta dolar AS (2018).
Menurut Fahmi, total daya pembangkit yang dibutuhkan sampai 2018 sebanyak 57.442 MW terdiri atas IPP sebesar 22.168 MW dan PLN 35.274 MW.Perinciannya, pada 2009 tambahan daya pembangkit IPP 350 MW dan PLN 3.117 MW, 2010 IPP 934 MW dan PLN 7.740 MW, 2011 IPP 3.192 MW dan PLN 2.071 MW, dan 2012 IPP 3.472 MW dan PLN 3.486 MW.Selanjutnya, pada 2013 adalah IPP 2.088 MW dan PLN 2.825 MW, 2014 IPP 3.490 MW dan PLN 1.552 MW, 2015 IPP 1.435 MW dan PLN 3.289 MW, 2016 IPP 2.861 MW dan PLN 2.963 MW, 2017 IPP 2.879 MW dan PLN 3.202 MW, dan 2018 IPP 1.358 MW dan PLN 4.705 MW.Target bauran energi pembangkit pada 2018 adalah batubara sebanyak 63%, gas 17%, panas bumi 12%, air 6%, dan BBM 2%.Dengan batubara yang dibutuhkan pada tahun 2018 adalah sebesar 107,1 juta ton, gas alam cair 73,9 miliar kaki kubik yang mulai masuk tahun 2015, gas alam 501,2 miliar kaki kubik, solar 1,55 juta kiloliter dan minyak bakar 183.600 kiloliter.Total kebutuhan transmisi sampai tahun 2018 adalah sepanjang 44.257 km sirkuit (kms) yang terdiri atas 500 kV AC sepanjang 4.129 kms, 500 kV AC 350 kms khusus kebutuhan tahun 2016, 275 kV 10.502 kms, 150 kV 26.572 kms, dan 70 kV 2.705 kms.Total kebutuhan trafo sampai 2018 sebanyak 103.000 MVA yang terdiri atas 500/275 kV 1.000 MVA, 500/150 kV 29.832 MVA, 275/150 kV 8.350 MVA, 150/70 kV 910 MVA, 150/20 kV 59.998 MVA, dan 70/20 kV 2.910 MVA.Untuk distribusi, total kebutuhan jaringan tegangan menengah sampai 2018 sepanjang 175.013 kilometer sirkuit (kms), jaringan tengangan rendah 222.018 kms, dan trafo 30.877 MVA.Pertumbuhan listrik pada 2008-2009 bakal dibatasi oleh kemampuan produksi dengan perkiraan tumbuh 6,5% tahun 2008 dan 7,6% tahun 2009.Sedangkan penjualan listrik tahun 2010-2018 tidak dibatasi mengingat pembangkit batubara percepatan telah beroperasi dan PLN akan menyambung permohonan yang masih dalam daftar tunggu.Pada 2018, rasio elektrifikasi ditargetkan mencapai 95,5%.Saat ini kapasitas terpasang pembangkit mencapai 29.885 MW yang dioperasikan PLN mencapai 24.924 MW, IPP 4.044 MW, dan lain-lain 916 MW dengan rasio elektrifikasi 60,78%.
[EL, Ant]

http://gatra.com/artikel.php?id=121630

2009: Masih Tahun Stres

2009: Masih Tahun Stres
Adrianus Meliala
Kriminolog Universitas Indonesia
Bagaimana kita menyebut tahun 2008 yang akan segera kita lalui ini: tahun kegemilangan? Tahun penuh tantangan? Berbeda dengan tahun 2007 yang penuh musibah, tahun 2008 relatif aman dari kejadian-kejadian yang mengindikasikan murka Tuhan. Juga pada tahun ini dunia (begitu pula di Indonesia) tidak memulai konflik baru, walaupun konflik-konflik lokal dan laten tetap saja berlangsung di beberapa belahan dunia yang itu-itu juga.
Dalam kaitan dengan itu, perkenankan penulis mengajukan suatu sebutan bahwa tahun ini adalah tahun stres bagi banyak orang. Dengan kata lain, pada tahun ini banyak muncul stressor (penyebab stres) yang menyebabkan banyak orang bingung, mengalami disorientasi, atau menurun kinerjanya. Itulah tandanya stres menjadi sesuatu yang merugikan (distress), ketimbang menjadi eustress atau yang menyemangatkan dan menggairahkan seseorang.
Beberapa sumber
Terdapat banyak sumber stres yang terjadi tahun ini, sebagai berikut: Pertama, sebagai tahun menjelang Pemilu 2009, banyak yang geregetan, penuh harap, cemas sekaligus tegang. Apa pun yang terjadi di tahun ini terkait dengan pemilu akan amat menentukan hasil tahun depan. Alhasil, pada tahun ini kita pun sudah merasakan masuk dalam suasana pemilu itu sendiri. Calon kuat presiden, misalnya, tentunya tambah stres melihat kandidat penantang yang satu per satu memperlihatkan wajah di tahun ini.
Terkait dengan itu, banyak pihak yang sebal melihat Undang-Undang Pemilu belum kunjung selesai. Atau, melihat kinerja Komisi Pemilihan Umum yang konon membingungkan dan tidak jelas prioritasnya (lebih mementingkan sosialisasi luar negeri ketimbang mengurusi persoalan domestik yang menggunung). Keputusan Mahkamah Konstitusi, yang menetapkan terpilihnya seorang calon legislator berdasarkan suara terbanyak dan bukan nomor urut, bukankah akan kembali membuat pusing banyak orang?

Kedua, kinerja komisioner baru Komisi Pemberantasan Korupsi di bawah pimpinan Antasari Azhar ternyata makin galak saja. KPK pada tahun ini benar-benar bikin banyak pejabat publik tidak bisa lagi tidur nyenyak, mengingat keinginan mempergunakan anggaran belanja secara arbitrer (dengan kata lain, semaunya) tetap saja tinggi. Dewasa ini ada provinsi di mana beberapa wali kotanya telah ada yang menjadi tahanan KPK (serta calon tahanan KPK) plus anggota DPRD dan beberapa pejabat pemda setempat.
Alhasil, tidak hanya mereka yang "kotor" yang stres, mereka yang bersih juga terkena penyakit itu, mengingat selalu mungkin mereka terkena implikasi akibat permainan kotor rekan-rekannya. Ditangkapnya Romli Atmasasmita, pakar korupsi, misalnya, diyakini banyak pihak sebagai akibat tidak langsung dari korupsi Sisminbakum di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dewasa ini.
Ketiga, gonjang-ganjing ekonomi dunia membuat indeks harga saham gabungan turun drastis, demikian pula harga-harga komoditas dunia, termasuk bahan bakar minyak, turun drastis. Tidak hanya pialang, bankir dan pejabat pemerintah juga terpaksa tidak bisa pulang kantor dengan teratur karena harus melakukan rekonsolidasi penerimaan maupun pengeluaran. Juga para investor dan pengusaha.
Menyusul itu, ada berita tentang seorang bapak yang membunuh anak dan istrinya sebelum mengakhiri hidupnya sendiri. Konon, sang bapak kalah main saham. Andaikan ada hal-hal lain sejelas ini, kita tentunya juga akan tahun berapa yang mengalami gangguan jantung atau tekanan darahnya naik-turun akibat krisis ekonomi kali ini.
Keempat, pada tahun ini pula berbagai penyakit masyarakat disikat oleh aparat. Judi, premanisme, dan narkoba ramai disikat polisi. Sementara itu, Satuan Polisi Pamong Praja gencar melibas pengemis, penjual minuman keras, pelacur, serta pedagang kaki lima. Tiga hal di atas lebih membuat stres orang-orang dari kalangan menengah dan atas, sedangkan yang nomor empat ini membuat pusing orang-orang kecil.

Sistem menguat
Agak berkaitan dengan penjelasan di atas, dapat pula dikatakan bahwa stres yang banyak muncul dewasa ini diakibatkan sistem yang menguat di mana-mana. Sebagai contoh, sebelumnya banyak pelanggar hukum yang tenang-tenang saja karena hukum masih bisa ditekuk dan aparat tidak berkutik, tapi agak sulit bersikap serupa dewasa ini. Pada masa Soeharto, pemilu hanya "jurdil" dan "luber" dari motonya saja dan bukan dari prakteknya, sedangkan dewasa ini semuanya harus terefleksi secara nyata. Alhasil, ini menjadi sumber stres bagi mereka yang awalnya ingin coba-coba main kayu.
Implikasi dari sistem yang menguat juga terlihat dari keyakinan masyarakat yang tinggi ketika pemerintah mengatakan harga BBM harus dinaikkan, ketika gas tiba-tiba hilang dari pasar karena pasokan terhenti, atau ketika susu impor dari Cina harus disita dan diserahkan kembali ke pemerintah. Masyarakat tampaknya yakin bahwa itulah yang benar. Tetapi, sekaligus itu menumbuhkan permasalahan berupa stres baru terkait dengan keadaan yang berada di luar kendali masyarakat.
Beberapa waktu belakangan ini terjadi kasus bunuh diri yang dilakukan oleh beberapa anak muda. Konon, tindakan nekat itu terkait dengan kenyataan bahwa mereka tidak lulus ujian atau memperoleh nilai buruk. Menyadari bahwa sistem yang ada di lembaga pendidikan tidak memungkinkan mereka mengubah kenyataan, timbullah stres. Sayang sekali, mereka tidak kuat menanggungnya dan memilih langkah fatal.
Ironis, memang. Pada satu ketika kita menginginkan sistem yang kuat di segala bidang guna menjamin kepastian hukum, efisiensi usaha, kelancaran perjalanan, keamanan transportasi, dan sebagainya, tapi pada saat yang lain ada saja pihak yang "menderita" karena selama ini telanjur enak dengan kondisi seperti itu. Bentuk penderitaan yang sudah pasti menghadang adalah munculnya stres yang bisa berkembang menjadi penyakit ataupun sikap-sikap fatalistik.
Bagaimana 2009
Tahun depan diperkirakan akan memunculkan stres baru sebagai ikutan krisis ekonomi yang sekarang mulai memperlihatkan wajahnya. Ketika industri melesu karena tidak ada order dan ribuan orang terpaksa di-PHK, hanya ada stres yang membayangi hari-hari para mantan karyawan tersebut.

Ribuan calon anggota DPR tingkat I dan tingkat II maupun DPD juga akan semakin stres mendekati hari-hari pemilihan umum. Stres akan mencapai puncaknya ketika sudah jelas bahwa hanya ada beberapa ratus orang yang bisa meraih tiket ke Senayan.
Secara sosial, gejolak konsumerisme, gaya hidup dinamis, maupun tuntutan kebutuhan hidup yang tinggi adalah generator stres yang secara konstan mencengkeram kehidupan orang kota. Pada 2009, hampir tidak mungkin kedua sumber stres ini akan berkurang peranannya. Yang juga menjadi masalah adalah ketahanan orang per orang menghadapi stres yang juga telah jauh berkurang. Ketahanan menghadapi stres umumnya disumbang oleh gaya hidup sehat dan seimbang. Masalahnya, khususnya menyangkut keseimbangan, hidup masyarakat kota sudah jauh dari seimbang. Pergi bekerja pagi hari dan pulang malam hari, tidak pernah berolahraga, dan memakan makanan berkolesterol tinggi adalah gaya hidup yang rentan stres. Alhasil, menghadapi permasalahan yang sedikit saja, masyarakat sudah gampang limbung dan ujung-ujungnya timbul permasalahan baru. *
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/02/Opini/krn.20090102.152482.id.html

Derita Palestina yang Tak Kunjung Berakhir

Derita Palestina yang Tak Kunjung BerakhirMuhammad Bahrunna'im - suaraPembaca


Jakarta - Pasukan Israel menggempur Palestina. Data korban tewas terakhir di pihak Kaum Muslimin Palestina tercatat sudah 200 lebih. Belum terhitung korban luka luka yang dikabarkan mencapai 700-an orang. Itu pun belum terhitung dari korban hilang yang masih tertimbun di gedung-gedung yang dibombardir militer Israel.Pembelaan terhadap Palestina mulai berdatangan dari negara-negara Arab. Meskipun pembelaan dan dukungan sebatas membuka jalur perbatasan (dan seperti biasa "kecaman"), seperti yang dilakukan oleh Mesir yang mulai membuka perbatasan untuk mengangkut korban maupun perbekalan. Di Mesir, Menteri Luar Negeri Ahmed Aboul Gheit menyatakan rasa belasungkawanya yang mendalam terhadap para korban. "Hari ini setiap orang berdiri di samping Palestina," katanya. Ia juga menyerukan dihentikannya serangan militer Israel. Para Menteri Luar Negeri dari sejumlah Negara Arab dilaporkan akan berkumpul di Kairo pada hari Minggu ini. Seperti dikatakan Ketua Liga Arab Amr Moussa. Pembelaan juga dilakukan oleh sekutu Israel yaitu Amerika Serikat (AS) yang menyatakan bahwa aksi militer israel ini dilakukan karena Pemerintahan Hammas yang memulai merusak gencatan senjata. Sikap AS ini dinyatakan Presiden AS George W Bush dalam liburannya di ranch miliknya di Texas melalui Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Condoleezza Rice. Setelah bertemu dengan Bush, Rice mengatakan adalah salah Hammas yang meningkatkan ketegangan di wilayah Gaza. "AS sangat mengecam serangan roket dan mortir berulang-ulang yang melawan Israel, dan menganggap Hammas bertanggung jawab karena menghancurkan gencatan senjata dan memperbarui kekerasan di Gaza," tegas Rice seperti dilansir dari Reuters, Minggu(28/12/2008).Sementara itu Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (Sekjen PBB) Ban Ki-moon mengecam aksi penyerangan Israel ke Jalur Gaza, Palestina. Dia menyerukan kekerasan di Jalur Gaza harus dihentikan. Dalam situs PBB, Ban mengecam Israel yang dinilainya, "Menggunakan kekuatan berlebihan untuk membunuh dan melukai orang-orang sipil".Israel mengatakan serangan ini tidak akan memakan waktu singkat. "Ini tidakakan mudah dan ini tidak akan singkat," ujar Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (27/12/2008). "Ada waktunya kita tenang dan ada waktunya untuk melawan, dan sekarang adalah waktunya melawan," imbuh Barak.Umat Islam Jangan TertipuHal lain yang harus diwaspadai oleh Umat Muslim adalah berlangsungnya upayapendangkalan permasalahan Palestina oleh pihak Barat. Utamanya kalangan media massa. Masalah Palestina sering diopinikan sebagai konflik bangsa Arab dengan Israel. Bahkan, sejak berdirinya Pemerintah Otonomi Palestina masalah itu dianggap sebagai konflik bangsa Palestina dengan Israel. Demikian pula, kata 'konflik' yang lazim dipakai oleh media massa untuk menggambarkan agresi militer Israel adalah jauh dari realita. Sebab, yang tengah terjadi sesungguhnya adalah penjajahan, penindasan, dan teror yang dilakukan bangsa Israel terhadap kaum Muslim Palestina. Berdirinya Negara Israel pada tahun 1948 adalah sebuah penjajahan atas Tanah Palestina. Tidak berbeda dengan penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Belanda, Portugis, dan Jepang atas negeri ini di masa lampau. Umat Muslim juga harus menyadari bahwa musuh yang dihadapi bukanlah hanya Israel. Namun, konspirasi bangsa Barat --terutama Inggris dan AS, yang membidani kelahiran Israel agar menjadi 'kelenjar kanker' dalam tubuh Umat Muslim.Kaum Muslim pun harus menghilangkan cara pandang yang keliru atas permasalahan yang tengah berkecamuk di Palestina. Masalahnya, sebagian orang, tak terkecuali Umat Muslim, memandang bahwa permasalahan utama Palestina adalah merebut kembali al-Quds dari cengkeraman Israel. Sebagian lagi beranggapan bahwa masalahnya adalah bagaimana menghentikan agresimiliter Israel sekaligus berusaha menciptakan perdamaian bagi kedua negara: Israel dan Palestina.Realitanya, masalah Palestina adalah masalah bersama bagi kaum Muslim. Bukan sekadar konflik Arab - Israel. Solusi yang harus diambil bagi permasalahan Palestina adalah dengan tidak pernah mengakui eksistensi Israel seujung kuku pun, kemudian wajib hukumnya melenyapkan Negara Israel dari Tanah Palestina secara total. Bukan sekadar mengembalikan al-Quds ke tangan Kaum Muslim. Apalagi melakukan internasionalisasi Jerusalem seperti usulan PBB. Oleh karena itu, pengakuan atas keberadaan Israel --termasuk melakukan perundingan dengan mereka, jelas merupakan sebuah kebatilan. Bukankah dulu bangsa ini juga menolak tawaran kompromi dengan Belanda, walaupun sekadar menerima bentuk negara RIS? Logika yang sama pun harus dipergunakan terhadap bangsa Israel. Apalagi, hal ini diperkuat dengan Perjanjian Illiyyah ('Ihdat Umariyyah) saat itu yang salah satu klausulnya menyepakati 'larangan bagi orang Yahudi untuk tinggal satu malam pun di Jerusalem'. Perjanjian ini berlaku dan mengikat kaum Muslim hingga Hari Kiamat.'Haram' Gencatan Senjata Terhadap Kafir Harbi IstiLah kafir harbi, musta'min, dan ahl adz-dzimmah menjelaskan tentang macam-macam kaum kafir dalam I konteks interaksi mereka dengan negara Khilafah (Darut Islam). Hanya saja, istilah musta'min lebih umum, sebab mencakup musta'min kafir dan musta'min Muslim. Setiap istilah tersebut mengandung konsekuensi hukum dan perlakuan yang berbeda. Sikap umatIslam terhadap kaum kafir didasarkan pada kategorisasi kaum kafir berdasarkanistilah-istilah tersebut.Kafir harbi adalah setiap orang kafir yang tidak masuk dalam perjanjian (dzimmah) dengan kaum Muslim, baikseorang mu'ahid atau musta'min atau pun bukan mu'ahid dan bukan musta'min (An-Nabhani, 1994: 232). Mu'ahid adalah orang kafir yang menjadi warga negara kafir yang mempunyai perjanjian (mu'ahidah) dengan negara Khilafah. Musta'min adalah orang yang masuk ke dalam negara lain dengan izin masu, baik Muslim atau kafir harb (An-Nabhani, 1994: 234).Kafir harbi, yang kadang disebut juga dengan ahl al-harb atau disingkat harb saja (Haykal, 1996:1411), dikategorikan lagi menjadi kafir harbi hukman (kafir harbi secara hukum/ de jure) dan kafir harbi haqiqatan/ kafir harbi fi'lan (kafir harbi secara nyata/ de facto). Kategorisasi ini didasarkan pada kewarganegaraan orang kafir dengan tempatberdomisili yang tetap. Jika Khilafah mengadakan perjanjian dengan suatu negara kafir, warga negaranya disebut kaum mu'ahidin (An-Nabbani, 1994: 232). Negara mi disebut ad- dawlah al -mu'uml hidah (negara yang mempunyai perjanjian dengan negara Khilafah). Istilah lain kafir mu 'ahid, sebagaimana disebut oleh al-Qayyim dalam kitabnya, Ahkam Ahl Adz-Dzimmah, adalah ahl al-hudnah atau ahl ash-shulh (Ibn al-Qayyim, 1983: 475), atau disebut juga kaum al-muwadi'in (Hayqal, 1996: 701).Orang yang tergolong mu'hid ini tergolong kafir harbi hukman. Sebab, hanya berakhirnya perjanjian dengan negara Khilafah akan kembali menjadi kafir harbi sebagaimana kafir harbi lainnya (kafir harbi fi'lan), yang negaranya tidak mengikat perjanjian dengan negara Khilafah.Hubungan umat Islam dengan kafir harbi hukman didasarkan pada apa yang terkandung dalam teks-teks perjanjian yang ada. Hanya saja, dalam interaksi ekonomi, umat Islam (baca: Daulah Islamiyah) tidak boleh menjual senjata atau sarana-sarana militer kepada kafir harbi hukman --jika hal ini dapat memperkuat kemampuan militer mereka sedemikian sehingga akan mampu mengalahkan umat Islam. Jika tidak sampai pada tingkat tersebut Umat Islam boleh menjual senjata atau alat-alat tempur kepada mereka. Khususnya ketika Daulah Islamiyah mampu memproduksi berbagai persenjataan militer dan menjualnya ke luar negeri sebagaimana yang dilakukan oleh negara-negara adidaya saat ini. Jika dalam perjanjian ada pasal yang membolehkan penjualan senjata yang dapat memperkuat kemampuan militer kaum kafir harbi hukman sehingga mereka mampu mengalahkan umat Islam pasal itu tidak boleh dilaksanakan. Sebabnya, pasal itu bertentangan dengan hukum syariat. Padahal, setiap syarat yang bertentangan dengan hukum syariat adalah batal dan tidak boleh dijalankan (An-Nabhani, 1990: 291-292; 1994: 232).Adapun kafir harbi haqiqatan adalah warga negara dan negara yang tidak mempunyai perjanjian dengan Daulah Islamiyah. Negaranya disebut ad-dawlah al-firah l-harbiyh (negara kafir harbi yang memerangi umat Islam). Negara ini dibagi lagi menjadi dua. Pertama, jika negara tersebut sedang berperang secara nyata dengan Umat Islam, ia disebut ad-dawlah al-kafirah al harbiyah al-muhribah bi al-fi'li (negara kafir harbi yang benar-benar sedang memerangi Umat Islam secara nyata). Kedua, jika sebuah negara kafir tidak sedang terlibat perang secara nyata dengan umat Islam dikategorikan sebagai ad-daw'ah al-kafirah alharbiyah ghayru al-muharibah bi al-fi'li (negara kafir harbi yang tidak sedang terlibat perang secara nyata dengan umat Islam) (AnNabbani, 1994: 233).Perbedaan hukum di antara kedua negara ini adalah jika sebuah negara kafir masuk kategori pertama, yakni sedang berperang secara nyata dengan dengan umat Islam, maka asas interaksinya adalah interaksi perang. Tidak boleh ada perjanjian apa pun dengan negara kafir seperti ini. Misalnya penjanjian politik (seperti hubungan diplomasi), perjanjian ekonomi (seperti ekspor impor), dan sebagainya. Perjanjian hanya boleh ada setelah ada perdamaian (ash-shulh). Warga negaranya tidak diberi izin masuk ke dalam negara Khilafah kecuali jika dia datang untuk mendengar kalamullah (mempelajari Islam), atau untuk menjadi dzimmi dalam naungan negara Khilafah. Jika warga negara dari negara kafir ini tetap masuk ke negara Khilafah, bukan untuk mendengar kalamullah, juga bukan untuk menjadi dzimmi, maka jiwa dan hartanya halal, yaitu dia boleh dibunuh, atau dijadikan tawanan, dan hartanya boleh diambil (AnNabhani, 1990: 293).Sebaliknya, jika termasuk kategori kedua, yaitu tidak sedang berperang dengan umat Islam maka negara Khilafah boleh mengadakan perjanjian dengan negara kafir seperti ini. Misalnya perjanjian dagang, perjanjian bertetangga baik, dan lain-lain. Warga negaranya diberi izin masuk ke negara Khilafah untuk berdagang, rekreasi, berobat, belajar, dan sebagainya. Jiwa dan hartanya tidak halal bagi umat Islam. Namun, jika warga negara tersebut masuk secara liar, yaitu tanpa izin negara Khilafah, maka hukumnya sama dengan warga negara yang sedang berperang dengan umat Islam, yakni jiwa dan hartanya halal (An-Nabhani, 1990: 293). Jika warga negara tersebut masuk dengan izin negara dia tidak boleh tinggal di negara Khilafah kecuali dalam jangka waktu tertentu, yaitu di bawah satu tahun (An-Nabhani, 1994: 233).Pengkhianatan Pemimpin Arab Alih-alih membela sikap rakyat Palestina yang menentang keberadaan Negara Israel Raja Yordania Abdullah malah menyerukan agar Pemerintah Persatuan Palestina yang baru harus mengakui Israel dan meninggalkan tindakan kekerasan bila ingin diakui. Abdullah berkata, "terkandung pendapat umum Internasional, bukan saja pada negara-negara Barat, melainkan juga di kalangan negara-negara Arab dan selebihnya juga kalangan Muslim --yang yakinbahwa harus ada kriteria tertentu di mana pemerintahan baru Palestina harus mau menerima, jika ingin maju dalam proses perdamaian" (VOA, 25/02/2007).Saudi Arabia pun mengeluarkan fatwa tentang bolehnya berdamai dengan Israel yang secara tidak langsung merupakan pengakuan terhadap Negara Israel. Berikutnya beberapa Negara Arab dan negeri-negeri Islam lainnya pun secara terbuka atau diam-diam berhubungan dengan Israel. Memang, dari sejarah diketahui Raja Abdullah (Transjordan), Raja Farauk (Mesir), memiliki hubungan yang erat dengan Inggris dan Amerika Serikat. Ayah Raja Abdullah Sharif Husin sebelumnya telah bersekutu dengan Inggris untuk memerangi Khilafah Usmaniah. Kakaknya, Faisal, sebelumnya memiliki hubungan dengan pemimpin Zionis Chaim Weisman. Perlu diketahui pula Abdullah dan Ben Gurion (Perdana Menteri Pertama Israel) pernah belajar bersama di Istambul. Pembentukan Negara Saudi Arabia misalnya tidak lepas dari campur tangan negara-negara Barat dalam hal ini Inggris. Kerja sama ini telah dilakukan antara Dinasti Sa'ud (rezim keluarga Saudi Arabia) dengan Inggris sekitar tahun 1782-1810. Pada saat itu, Inggris membantu Dinasti Sa'ud untuk memerangi Daulah Khilafah Islam. Dengan bantuan Inggris, Dinasti Sa'ud berhasil menguasai beberapa wilayah Damaskus. Kerja sama Dinasti Sa'ud dengan Inggris ini semakin jelas saat keduanya melakukan perjanjian umum Inggris - Arab Saudi yang ditandatangani di Jeddah (20 mei 1927). Dalam pernjanjian itu Inggris yang diwakili oleh Clayton mempertegas pengakuan Inggris atas kemerdekaan lengkap dan mutlak Ibnu Saud, hubungan non agresi dan bersahabat, pengakuan Ibnu Sa'ud atas kedudukan Inggris di Bahrain dan di keemiran teluk (lihat George Lenczowsky, Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia, hlm 351). Pola-pola yang hampir mirip terjadi pada negara-negara Arab yang lain. Pembentukan Negara Kuwait tidak lepas dari pernjanjian Mubarak al Sabah dengan Inggris pada tahun 1899. Dalam perjanjian itu ditetapkan Kuwait sebagai negara yang merdeka di bawah lindungan Inggris. Negara-negara Arab lainnya juga menjadi rebutan pengaruh negara-negara Besar yang sangat mempengaruhi independensi penguasa negara-negara tersebut. Negara Mesir dibentuk setelah terjadinya kudeta militer terhadap Raja Farauk (yang dekat dengan Inggris) oleh Gamel Abdul Nasser (yang kemudian banyak dipengaruhi oleh AS). Tak jauh beda dengan Libya, yang dibentuk oleh Itali sebagai daerah koloninya pada tahun 1943. Setelah itu Libya menjadi rebutan negara-negara Barat. Terakhir, Raja Idris yang dekat dengan AS dikudeta oleh Khadafi (yang menamatkan pendidikannya di Inggris). Pengkhianatan Negara Arab juga telah menjadi penyebab dirampasnya dengan mudah tanah-tanah Palestina maupun negeri Arab lainnya oleh Israel tanpa ada perlawanan yang berarti. Direkayasa pula berbagai perang dengan Israel dengan berbagai tujuan antara lain untuk menunjukkan kehiraun rezim Arab tersebut terhadap Palestina. Kenyataan sebenarnya adalah pengkhianatan. Sebenarnya tidak pernah terjadi perang yang habis-habisan. Empat perang yang pernah terjadi 1948, 1956, 1967, 1975, semuanya berakhir cepat dan dihentikan dengan intervensi Internasional. Wilayah kaum muslimin pun diserahkan kepada Israel dengan alasan kalah perang. Dalam perang tahun 1967, Raja Husein dari Yordania menyerahkan Tepi Barat Yordan kepada Israel tanpa berperang. Pada tahun yang sama Gamel Abdul Nasser menyerahkan Gurun Sinai dan Jalur Gaza. Hafedz Assad dari Suriah menyerahkan Dataran Tinggi Golan.Dari kekalahan perang yang direkayasa ini pun dibuat mitos bahwa Israel tidak akan pernah terkalahkan. Hal ini kemudian dijadikan legalisasi rezim-rezim Arab untuk tidak berperang kepada Israel. Oleh sebab itu seakan-akan perdamaian dengan Israel adalah sesuatu yang tidak bisa ditolak. Padahal nyata-nyata tujuan dari berbagai perdamaian itu justru untuk mengokohkan keberadaan Negara Israel.Solusi Palestina Hanya dengan Mobilisasi MassaMenyangkut persoalan mutakhir yang dihadapi Palestina maka setidaknya ada tiga persoalan besar yaitu: 1) Menolong rakyat Palestina yang kelaparan, luka, kekurangan obat, 2) Menghentikan kebrutalan Israel, 3) Membebaskan seluruh Palestina (bukan hanya al-Aqsha) dari cengkeraman Yahudi Israel.Melihat ketiga persoalan tersebut berarti tidak cukup solusi yang ditempuh hanya sekadar menggalang dana untuk bahan makanan dan obat-obatan. Jika hanya itu yang dilakukan berarti kita membiarkan Israel terus membunuhi kaum Muslim Palestina. Sementara kita hanya mengobati mereka yang masih selamat.Kita hendaknya menyadari bahwa bangsa Israel adalah orang-orang kafir yang secara nyata memerangi kita. Mereka adalah kafir muharriban fi'lan. Terhadap mereka, Allah SWT secara tegas dan jelas telah memerintahkan kita untuk menutup hubungan dengan mereka dalam bentuk apa pun, kecuali satu: jihad! Allah SWT berfirman: "Perangilah oleh kalian di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, (tetapi) janganlah melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Bunuhlah mereka di mana saja kalian jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mana saja mereka telah mengusir kalian. Sesungguhnya fitnah (kekufuran) itu lebih besarakibatnya dari sekadar pembunuhan (orang-orang kafir)." (TQS. al-Baqarah [2]: 190-191).Dimotori oleh Hammas, para pejuang Palestina tidak surut menghadapi kecanggihan senjata dan kekejaman Israel. Mereka terus melakukan serangan roket ke kota-kota Israel yang masuk jangkauan roket mereka. Mereka terus melakukan perlawanan sengit dan keras setiap kali pasukan Israel masuk wilayah mereka. Mereka terus melakukan aksi bom syahid terhadap sasaran-sasaran Israel.Solusi Total Palestina: Jihad KhilafahApa yang akan kita lakukan jika rumah kita dirampas oleh segerombolan penjahat kemudian mereka pura-pura berbelas kasihan dengan menawarkan satu ruangan untuk kita diami. Akankah kita terima tawaran tersebut? Bukankah umat Islam Indonesia telah memperlihatkan sikap tegas dengan mengusir kaum kolonialis asing dari Tanah Air ini dan tidak menyisakan tanah untuk mereka kuasai, walaupun seujung kuku sekali pun?Oleh karena itu, tidak ada jalan lain kecuali mengusir Israel dari seluruh tanah Kaum Muslim dengan berjihad yang dilakukan oleh negara-negara Muslim dengan mengirimkan pasukan regulernya. Bukan dengan langkah perdamaian. Sebab, langkah perdamaian seperti yang diusulkan para pemimpin Arab, termasuk Arafat, jelas bukan solusi, tetapi bahkan semakin menambah ruwetnya permasalahan Palestina itu sendiri.Namun sayang, pada faktanya, tidak ada satu pun penguasa Negeri Muslim yang melakukan hal tersebut dengan berbagai dalih yang dibuat-buat. Oleh karena itu kita saat ini memerlukan penguasa yang benar-benar mau membela Kaum Muslim sekaligus mampu mengusir Israel dan menghancurkan pengaruh AS. Penguasa yang dimaksud adalah Khalifah yakni pemimpin umat yang ada dalam naungan Khilafah Islamiyah. Sayangnya, Khilafah kini belum terwujud kembali di tengah-tengah kita. Oleh karena itu pula, sudah saatnya umat bangkit dan kembali menegakkan supremasi mereka di atas dunia ini dengan mewujudkan Negara Khilafah Islamiyah. Insya Allah, kehinaan dan penderitaan yang kini melekat pada tubuh umat akan segera sirna. Amin.Muhammad Bahrunna'imJl S Indragiri 57 Sangkrah RT 1 RW 1 Pasar Kliwon Surakartakiriputih@telkom.net081913121663

http://suarapembaca.detik.com/read/2009/01/02/100534/1062053/471/derita-palestina-yang-tak-kunjung-berakhir

PKS Kerahkan 200 Ribu Orang ke Kedubes AS

PKS Kerahkan 200 Ribu Orang ke Kedubes ASArifin Asydhad - detikNews

Jakarta - Sesuai janji Presiden PKS Tifatul Sembiring dalam aksi di depan Kedubes AS hari Rabu lalu, PKS akan mengerahkan massa lebih besar hari ini, Jumat (2/1/2009). Sekitar dua ratus ribu kader dan simpatisan PKS akan menyemut menuju Bunderan HI dan Kedubes AS untuk mengecam serangan Israel ke Palestina. Aksi ini adalah sebagai bentuk dukungan kepada rakyat Palestina yang hingga hari ini, belum terlihat adanya petanda dari Israel untuk mengakhiri serangan brutalnya ke Jalur Gaza. Bahkan aksi Israel ini semakin menjadi. Masjid dan rumah sakit pun tidak luput dari serangan bom Israel.Dalam siaran pers PKS yang diterima detikcom, aksi massa PKS akan berlangsung pukul 13.00 WIB. Mereka akan long march dari Bundaran HI menuju Kedubes AS. "Kita bisa melihat bahwa status Israel atas Palestina adalah penjajahan yang sangat mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Jelas sudah bahwa Israel adalah teroris sesungguhnya. Mereka mencaplok tanah Palestina dan membunuh orang seenaknya. Kita teringat pada ulama Palestina Syaikh Ahmad Yasin yang dibunuh saat pulang salat subuh. Dulu beliau ditembak dengan senjata helikopter Apache. Dan ketika itu, dunia tetap bungkam melihat kekejaman Israel," Papar Presiden PKS, Tifatul Sembiring.Tifatul juga menggambarkan bagaimana Israel telah memecah belah rakyat Palestina, mengadu domba antara Hamas dengan Fatah. Israel juga tidak malu dan ragu sedikitpun memblokade Gaza bertahun tahun, menyetop aliran listrik, air, dan bahan bakar.
Lebih dari itu, Israel bahkan menutup arus bantuan kemanusiaan dan pintu perbatasan serta mengurung Gaza dari dunia luar dengan tembok pemisah. Tetapi pejuang palestina tidak mau menyerah. Israel frustasi dan menjatuhkan bom ke Gaza. Akibat serangan ini, 390 orang meninggal dan lebih 1.400 orang terluka. "Umat Islam harus bersatu melawan Israel, Dunia harus bersatu. Hamas dan Fatah harus bersatu melawan Israel. Jika tidak bersatu tidak akan pernah menang," ujar Tifatul.Selain melakukan aksi demonstrasi sebagai bentuk solidaritas dan dukungan, massa PKS juga melakukan penggalangan dana untuk bantuan atas rakyat Pelestina. PKS kembali menggalang program one man one dollar for Palestine. Seluruh bantuan dan yang terkumpul akan disalurkan melalui Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP).(asy/asy)

http://www.detiknews.com/read/2009/01/02/103135/1062058/10/pks-kerahkan-200-ribu-orang-ke-kedubes-as

Bantuan untuk Palestina

Bantuan untuk PalestinaPKS Targetkan Kumpulkan Rp2 Miliar

Aksi damai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berlangsung Jum`at (2/1) siang di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di Jakarta, ditargetkan dapat mengumpulkan dana hingga Rp2 miliar yang akan disumbangkan bagi perjuangan rakyat Palestina.Menurut koordinator aksi Tubagus Arif, di Jakarta, Jum`at (2/1), aksi yang diklaim diikuti oleh 200.000 kader partai politik itu, selain diisi penyampaian aspirasi berupa kecaman atas serangan Israel di jalur Gaza, juga dilakukan pengumpulan sumbangan bagi warga Palestina melalui program "One Man, One Dollar Save Palestina".Dana hasil penggalangan rencananya akan diserahkan kepada rakyat Palestina melalui Komite Nasional untuk Rakyat Palestina dengan target Rp2 miliar. "Mungkin jumlahnya termasuk kecil, tapi rasa solidaritas dan doa rakyat Indonesia kami yakin akan mampu menguatkan rakyat Palestina menghadapi kekejian Israel," kata Tubagus.Salah seorang relawan program "One Man, One Dollar Save Palestina", Yulianti mengaku telah banyak menerima sumbangan berupa uang tunai dalam notifikasi dolar maupun rupiah, perhiasan, dan bahkan telepon seluler. "Meskipun namanya `One Man, One Dollar...`, tapi simpatisan bisa menyumbang dalam bentuk apapun. Rupiah, dolar, bahkan perhiasan pun boleh. Yang penting semangat mereka membantu saudara-saudara kita di Palestina," katanya.Dalam aksi itu, PKS setidaknya mengerahkan 150 relawan yang tersebar di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Sarinah, Bundaran Air Mancur Bank Indonesia, dan di depan Kedubes AS.Hingga sore hari, Jl MH Thamrin dari arah Blok M menuju Monas, dipenuhi ribuan kader PKS, kendaraan roda empat dan roda dua dari peserta aksi damai.Seluruh ruas Jl Medan Merdeka Selatan dipadati peserta aksi damai, bahkan massa meluber hingga ke Jl MH Thamrin. [EL, Ant]

http://gatra.com/artikel.php?id=121655

15 Januari, BBM Bisa Turun Rp500/Liter

JAKARTA (SINDO) – Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar bisa turun masingmasing Rp500 per liter pada 15 Januari 2009. Dengan demikian, harga premium bisa menjadi Rp4.500 per liter dan solar Rp4.300 per liter.
Deputi Direktur ReforMiner Institute Nanda Avianto Wicaksono mengatakan, pemerintah masih memiliki ruang untuk kembali menurunkan harga BBM bersubsidi . Sebab, harga keekonomiannya lebih rendah dibanding harga jual di dalam negeri. Menurutnya, harga keekonomian premium saat ini sekitar Rp3.300 per liter, jauh di bawah harga jual yang ditetapkan pemerintah, Rp5.000. ”Setelah dipotong pajak, sebetulnya pemerintah masih bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp1.000 per liter. Nah, kalau saja keuntungan itu dipotong Rp500 untuk subsidi, pemerintah masih bisa untung,” ujarnya di Jakarta kemarin. Sumber SINDO di pemerintahan memastikan pemerintah dalam waktu dekat segera menurunkan harga premium dan solar. Pengumuman harga BBM yang baru akan disampaikan pertengahan bulan ini. ”Untuk premium batas minimal penurunannya Rp500, solar juga sama,”ujarnya. Dia menuturkan, saat ini kebijakan penurunan kembali harga BBM masih dalam tahap pengolahan.Pemerintah berharap penurunan harga BBM untuk yang ketiga kali ini dapat mendorong penurunan harga-harga, termasuk tarif angkutan umum. ”Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal saat ini terus merundingkan soal penurunan tarif ini dengan pengusaha angkutan umum, terutama Organda. BBM kan mau turun lagi, jadi kalau nanti angkutan umum nggak turun juga, itu sangat keterlaluan,” katanya.
Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro menuturkan, pemerintah akan meninjau ulang harga premium dan solar pada 15 Januari 2009. Peninjauan ulang ini sebagai bentuk penerapan formula penetapan harga BBM yang dilakukan setiap bulan. Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Harry Azhar Azis mendukung rencana penurunan kembali harga BBM. Dalam perhitungannya, apabila harga minyak di pasar internasional bertahan di kisaran USD40 per barel, harga solar bisa turun Rp500 per liter pada 15 Januari 2009. Namun, untuk harga premium hanya bisa turun Rp200 dari harga saat ini Rp5.000 menjadi Rp4.800 per liter. ”Pada masa tiga bulan ini harga minyak mentah dunia kemungkinan bisa stabil di kisaran USD40 per barel,” ujarnya kepada SINDO di Jakarta kemarin. Dia mengatakan, kendati harga BBM kembali diturunkan, pemerintah masih bisa menghemat sekitar Rp1,25 triliun dari subsidi energi yang dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Namun dia mengingatkan, penghematan subsidi sebaiknya tidak dibelanjakan seluruhnya, tetapi disisihkan untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan harga minyak mentah dunia pada waktu mendatang. ”Sisakan sekitar 15–20%,” katanya.Sisa dari penghematan tersebut dapat dipakai untuk menambah subsidi energi saat harga minyak mentah kembali tinggi. Dengan demikian, nanti pemenuhan subsidi tidak melalui pemotongan anggaran sektor lain. Biaya Transportasi Nanda Avianto Wicaksono menilai penurunan harga BBM bersubsidi sebanyak dua kali pada Desember 2008 lalu belum berdampak optimal dalam mendorong kegiatan ekonomi di dalam negeri. Dia beralasan, penurunan itu belum diikuti penyesuaian biaya transportasi. ”Pemerintah tidak tegas mendorong asosiasi perusahaan transportasi menyesuaikan tarif dengan penurunan harga BBM.Akibatnya, dampak penurunan harga BBM masih belum bisa terasa optimal,”ujarnya. Menurut Nanda, penurunan harga BBM bersubsidi seharusnya bisa mendorong kegiatan ekonomi di dalam negeri.Sebab, besaran harga yang diturunkan terbilang signifikan dalam memangkas biaya ekonomi masyarakat.
Per 1 Desember lalu,harga jenis premium diturunkan sebesar Rp500 menjadi Rp5.500 per liter. Lalu pada tanggal 15 di bulan yang sama, pemerintah kembali menurunkan harga premium sebesar Rp500, sehingga harga jualnya tinggal Rp5.000 per liter. Pemerintah juga menurunkan harga solar menjadi Rp4.800 per liter dari sebelumnya Rp5.500 per liter. ”Melihat besaran penurunannya (harga BBM), sebetulnya tidak ada alasan bagi sektor transportasi untuk tidak menyesuaikan tarif. Terlebih kontribusi biaya transportasi mencapai 12– 15% dari total biaya hidup harian masyarakat,” kata Nanda. (rarasati syarief/meutia rahmi/zaenal muttaqin)

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/201462/38/

Raja tanpa Kuasa di Indonesia

Raja tanpa Kuasa di Indonesia
Di Indonesia, hingga kini tercatat sedikitnya ada 150 kerajaan. Meski ada, sebagian besar rajanya tak lagi punya kekuasaan. Inilah beberapa di antara mereka. ------------Salah satu dari raja tersebut adalah Sultan Palembang Darussalam, Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin. Berkunjung ke istananya di Griya Keraton, Jl Terpedo Palembang, dan bertemu dengan dia, jauh dari kesan formal. Raja berusia 42 tahun itu hidupnya terkesan bebas, tanpa aturan keraton yang kaku. Para tamu leluasa keluar masuk istananya. Di sana tak ada pengawalan khusus atau tentara keraton yang berjaga-jaga. Tamu yang datang bisa langsung duduk di ruang tamu griya yang luasnya mencapai 1.200 meter persegi itu. Masuk pintu utama, mata akan tertuju ke singgasana Sultan yang disampingnya terdapat foto Sultan dengan pakaian kebesaran khas Palembang. Sehari-hari Sultan seperti rakyat biasa. Pakai kaus oblong dan rambut panjangnya dibiarkan tergerai sebahu. Plus jenggot tipis menghiasi wajahnya. "Ayo, silakan masuk. Wah, griya lagi berantakan. Ada beberapa bagian yang sedang direnovasi," kata Sultan yang lahir di Palembang, 23 Februari 1966, ketika ditemui Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group) di istananya. Dalam daftar penguasa di Kesultanan Palembang, Iskandar masuk dalam urutan ke-22. Anak keempat dari lima bersaudara pasangan RH M. Harun dan Hj Nyayu Rogayah itu mengaku sebagai keturunan dari tiga sultan yang pernah berkuasa di Palembang. Tiga sultan itu adalah Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminim Sayyidul Imam, Sultan Muhammad Mansyur Jaya Ing Lago, dan Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo. Sehari-hari Sultan memilih sebagai pengusaha ketimbang profesi lain. Dia adalah direktur utama tiga perusahaan: PT Kelantan Sakti, PT Adi Pratama, dan PT Gerindro Utama Mandiri. Selain itu, dia menjadi komisaris di PT Mercury Pratama.
Istrinya, Ratu Anita Soviah, membuka butik pakaian hasil rancangan sendiri. Pasangan Sultan-Ratu Anita dikaruniai empat anak. Mereka adalah M. Arga Bayu, 18; RA Siti Delima Ananda Putri, 14; RA Sahidah Damara Venesia, 11; dan RM Galih Rio Purboyo, 6. Kehidupan keluarga Sultan sangat harmonis. Dia juga tidak pernah terlibat dalam hiruk-pikuk politik. Ketika ada pemilihan gubernur beberapa waktu lalu, Sultan berhasil menjaga jarak dengan para kandidat. Dia memilih netral. Sultan juga mengaku sempat ditawari DPP Partai Golkar menjadi caleg untuk DPR. Tapi, dia menolaknya secara halus. "Saya hanya ingin fokus memikirkan kemajuan rakyat Palembang. Melestarikan budaya wong kito dan memperkenalkannya hingga ke luar negeri," kata Sultan bersemangat. Selain memimpin perusahaan, dalam keseharian Sultan disibukkan dengan menjadi narasumber seminar, mulai pendidikan, membedah buku, hingga mengupas sejarah Kerajaan Palembang Darussalam. Dia juga rajin berkunjung ke daerah dalam upaya meningkatkan ekonomi para petani. Iskandar tak pernah mempersoalkan mana wilayah kerajaan yang dia pimpin. "Bagi saya Sultan tidak bisa bikin KTP. Kita hanya mitra pemerintah dalam memfilter pengaruh-pengaruh budaya asing. Tapi, harus diingat, keberadaan Sultan di Palembang sangat penting," katanya diplomatis. Iskandar adalah ketua umum Himpunan Zuriat Kesultanan Palembang Darussalam dan ketua Asosiasi Kerajaan dan Kesultanan Indonesia. Dia diangkat berdasarkan musyawarah mufakat oleh 11 zuriat sultan di Palembang beserta zuriat Melayu di Sumsel (Sumatera Selatan) pada 19 November 2006 di halaman dalem Plaza Benteng Kuto Besak.Kesultanan Iskandar juga direstui oleh ahli nasab Kesultanan Palembang Darussalam, RM Yusuf Prabu Tenaya, yang merupakan zuriat dari Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu bin Sultan Mahmud Badaruddin II. "Jadi, saya bukan diangkat berdasarkan wangsit," kata Iskandar. *** Meski keturunan raja, kehidupan Iskandar di masa muda sempat terseok-seok. Dia pernah menjadi pengamen, berkeliling dari satu kafe ke kafe lain untuk membiayai kuliah. "Itu terjadi sekitar 15 tahun lalu," ungkap Sultan yang menamatkan kuliah di Fakultas Pertanian Jurusan Agronomi di Universitas Muhammadiyah Palembang pada 1989 ini.
Dari hasil mengamennya itu, Iskandar berhasil membiayai semua kehidupannya sendiri. "Ayah saya waktu itu usahanya kolaps. Jadi, saya harus mandiri mencari biaya sendiri," katanya. "Gara-gara mengamen, saya sempat menjadi juara festival band," tambahnya. Sebetulnya, hobi menyanyi Sultan berlanjut hingga sekarang. Hanya, dia tidak lagi menyalurkannya di kafe. "Kalau lagi ada acara, saya sering didaulat nyanyi," katanya lantas tersenyum. Menurut Sultan, darah seni yang mengalir dalam dirinya menyebabkan dia terobsesi untuk terus melestarikan budaya dan adat istiadat Kesultanan Palembang. Salah satunya masalah bahasa. "Sebagai salah satu keturunan penguasa di Palembang, saya melihat 70 persen adat istiadat di Palembang mulai pudar. Ini yang harus terus dibangkitkan lagi," tandasnya.(kemas/jpnn/kum)

http://jawapos.com/halaman/index.php?act=showpage&kat=3

Pesan Politik Tikungan Iblis

Pesan Politik Tikungan Iblis
M. Alfan Alfian
Dosen FISIP Universitas Nasional, Jakarta
Di tengah ancang-ancang memasuki tahun politik 2009, sebuah interupsi hadir dari dunia teater. Di Yogyakarta, Surabaya, dan terakhir di Jakarta, Teater Dinasti mementaskan lakon Tikungan Iblis karya Emha Ainun Nadjib. Kelompok teater serius itu hidup kembali setelah vakum hampir 20 tahun. Gerangan apa yang disampaikan via teater ini? Sebuah otokritik, kritik sosial, bahkan kritik peradaban. Sebuah pertanyaan besar segara hadir, sejauh manakah Indonesia mampu bertahan di tengah-tengah tikungan maut negativitas keserakahan globalisasi?
Globalisasi tidak serakah, kecuali manusianya. Ambruknya bursa saham dan bisnis properti di Amerika Serikat, yang memicu krisis finansial global, merupakan potret dari keserakahan para kapitalis yang meniupkan ekonomi gelembung sabun, yang membesar dan meledak. Akibatnya, "negara" yang dalam mazhab ekonomi liberal, setidaknya neo-liberal, seharusnya tak boleh mengintervensi pasar, terpaksa harus menalangi sejumlah besar kerugian guna menyelamatkan kepentingan ekonomi yang lebih luas. Indonesia memang tidak terlalu mengalami guncangan hebat dibandingkan dengan ketika peristiwa krisis moneter 1997-1998, namun bukan berarti posisi dan kondisi ekonomi nasional sudah "aman betul" dari krisis.
Itu adalah gambaran atas dampak "keserakahan" (greediness) yang menggoyahkan bangunan rumah pasir ekonomi global. Dan keserakahan yang sangat bisa melekat, bahkan menjadi "watak dasar" manusia, tidak berhenti pada keserakahan ekonomi, tapi jauh daripada itu, yakni keserakahan kekuasaan. Saya kira pesan utama dari pementasan Tikungan Iblis jelas: bagaimana melawan keserakahan yang ada pada diri maupun di luar diri sendiri. Keserakahan politik dan kekuasaan itulah yang perlu diwaspadai pada tahun politik 2009, di mana pemilu legislatif dan pemilihan presiden digelar.
Saya tak hendak berburuk sangka terhadap para politikus partai-partai politik atau perseorangan, mengingat saya yakin sebagian besar di antara mereka memiliki niat mulia. Menjadi politikus tentulah merupakan sebuah pilihan yang penuh pertimbangan mendasar, di mana mereka merasa terpanggil untuk ikut terlibat dalam dunia politik, dengan maksud utama bisa membantu memperbaiki negeri ini. Seluruh anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) partai-partai politik tak ada yang "jelek", sebuah "baik", walaupun terkadang "ndhakik-ndhakik" alias hiperbolik.
Meskipun demikian, tidak semua niat mulia itu mengejawantah, menghasilkan suatu sinergi antar-politikus intra dan antar-partai politik, sehingga menjadi suatu kekuatan dahsyat bagi pembangunan kualitas peradaban bangsa Indonesia. Dalam politik, sedemokratis apa pun, ada unsur kompetisi yang menyediakan ruang bagi mengemukanya cara-cara primitif, sebagaimana ditunjukkan oleh anak Nabi Adam, yang terjangkiti keserakahan dan akhirnya menggunakan segala cara menghabisi lawan (Machiavellistik dan Ken Arokistik). Realitas kompetisi politik membuat para elite politik mengembangkan berbagai cara untuk menang secara "zero sum game".
Satu catatan penting, bahwa hampir segala jenis konflik yang pernah dikenal, semakin bertambah hebat apabila telah dimasuki unsur politik di dalamnya. Konflik identitas, primordial, ideologis, agama, atau apa pun, akan berhenti sebatas konflik simbolik manakala tak hadir unsur politik pemicunya (politisasi). Politisasi agama bermuara pada konflik satu sama lain secara fatal, tidak saja bagi para pemeluknya, tetapi hingga jauh di luar itu. Ketika "kebenaran" (klaim kebenaran yang lantas berubah menjadi "pembenaran") yang satu versus "kebenaran" yang lain bertarung, boleh jadi yang menang adalah "iblis" alias mereka yang menjadi provokator pemecah belah.
Kisah Tikungan Iblis setidaknya merupakan oasis atas keringnya pencerahan kebudayaan, akibat rutinitas hidup yang mengejar "uang dan kekuasaan", yang tanpa sadar mengesampingkan etika (akhlak) mulia. Dalam terminologi agama, iblis adalah makhluk yang selalu menggoda manusia untuk berbuat dosa, bahkan secara sistematis. Gagasan dan konsepsi tentang iblis kerap diletakkan dalam konteks normatif-simbolik, sehingga sangat perlu diproyeksikan ke dalam realitas kekinian sehari-hari. Sebagaimana lakon Faust karya sastrawan terkemuka Johann Wolfgang Von Goethe, lakon Tikungan Iblis ini menunjukkan betapa rapuhnya manusia. Atau, betapa mudah manusia menyerah pada godaan iblis untuk diperbudaknya.
Emha Ainun Nadjib pernah berkelakar, betapa iblis-iblis di Jakarta hijrah ke Yogya dan mengadu kepadanya, betapa tugas dan fungsi mereka sudah tergantikan oleh manusia. Akibatnya, iblis-iblis itu menganggur. Anekdot itu lucu, tapi tentu saja segera membuat kita getir. Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius (agamis), tetapi dikenal pula sebagai negara yang tingkat korupsinya tinggi. Apakah mereka yang religius itu ternyata cuma kelihatannya saja? Apakah mereka yang saleh cukup hanya peci atau sorbannya saja?
Bagaimana menerjemahkan Faust dan Tikungan Iblis ke dalam konteks keseharian dan kekinian, seberapa besar dimensi iblis menancap pada perilaku kita, tentu memerlukan permenungan karena pesan-pesannya begitu mendalam. Upaya memahami kedalaman dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kehidupan politik, membutuhkan proses dan ketidakmalasan. Tampilnya para politikus yang "sekadar hadir" tetapi tanpa pemahaman yang memadai tentang hakikat politik dan berpolitik pada akhirnya tidak cuma hanya akan menjadi beban, tapi juga sangat berisiko. Politikus instan yang "tanpa proses" dan "enggan belajar dan berubah" adalah politikus gagap yang diragukan kemampuan dan tanggung jawabnya dalam menyelesaikan masalah.
Yang jelas, kalau dalam konteks politik (sebenarnya dalam konteks apa saja), kita butuh, sebagaimana dikatakan Friedrich Schiller, "manusia-manusia besar", karena memang abad kita adalah "abad besar". “Tikungan Iblis” adalah dilema yang kita hadapi. Sebuah dilema peradaban. Hanya "manusia-manusia besar" yang jiwanya tercerahkanlah yang mampu memilih jalan yang benar dalam mengubah "jalannya sejarah". Iblis selalu menutup "jalan pencerahan" dan menunjukkan "jalan kehancuran".
Pentas Tikungan Iblis setidaknya juga mengingatkan bahwa ancaman dan jebakan-jebakan kehancuran ada di depan mata, apabila kita tidak waspada, salah niat, serakah, sombong, tidak rasional, tanpa perhitungan, dan minus strategi, serta tanpa munculnya "manusia-manusia besar" yang sepadan dengan besarnya tantangan di "abad yang besar" ini.
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/03/Opini/krn.20090103.152594.id.html

Kasus Munir Melalui ”Mahkamah Sejarah”

Di penghujung tahun 2008, harian Seputar Indonesia menobatkan Suciwati Munir sebagai People of the Year bidang hukum bersama-sama dengan Presiden Susilo Bambang Yudoyono (bidang politik), Menteri Keuangan Sri Mulyani (bidang ekonomi),dan Deddy Mizwar (bidang budaya).
Pilihan itu berdasarkan survei dan didukung oleh dewan juri yang kepakarannya tidak diragukan lagi: Prof Dr Hikmahanto Juwana (guru besar Fakultas Hukum UI) sebagai ketua dengan anggota antara lain Prof Dr Taufik Abdullah (mantan Ketua LIPI), Prof Dr Bambang Brojonegoro (Dekan Fakultas Ekonomi UI), dan Taufiqurrahman Ruki (mantan Ketua KPK) beserta beberapa juri lainnya. Pilihan terhadap Suciwati itu sungguh kredibel. Janda mendiang Munir itu dengan segenap daya dan tenaga sejak empat tahun terakhir berjuang menuntut keadilan bagi suaminya yang tewas diracun dalam perjalanan untuk studi ke Belanda.Suciwati juga menggerakkan para korban pelanggaran HAM berat Orde Baru dalam berbagai kasus untuk mengungkapkan kebenaran. Di tengah terik matahari dan di bawah guyuran hujan ia memimpin aktivis yang berdemonstrasi di depan Istana. Meskipun diteror, Suciwati tetap tak kenal lelah berbicara memberikan kesaksian di dalam dan luar negeri mengenai pentingnya penegakan hukum dan HAM di Tanah Air.Apa yang dilakukan Suciwati itu hanya melanjutkan apa yang telah diperjuangkan suaminya,Munir pada masa-masa yang amat sulit di akhir Orde Baru. Munir menjadi telinga bagi orang-orang kecil yang menjadi korban kekerasan dan sekaligus mulut untuk menyuarakan perasaan masyarakat yang takut membuka suara.
Munir Said Thalib yang lahir di Malang, 8 Desember 1965, telah merintis karier pembelaan hukum di LBH Malang dan Surabaya sebelum bergabung dengan YLBHI di Jakarta. Sewaktu di Surabaya, mantan aktivis HMI ini menangani kasus pembunuhan terhadap aktivis buruh perempuan yang banyak menarik perhatian masyarakat yakni kasus Marsinah. KontraS yang didirikannya Maret 1998 telah menjadi model organisasi nonpemerintah dalam penanganan kasus kekerasan negara. Namun, kegigihannya telah menyebabkan organisasi itu mampu mengungkapkan penculikan aktivis oleh Tim Mawar, Kopassus. Pengungkapan kasus penghilangan paksa itu telah menyebabkan Letjen TNI Prabowo Subianto dinonaktifkan dan kemudian diberhentikan dari dinas kemiliteran dan Mayjen TNI Muchdi PR hanya sempat beberapa waktu memimpin komando pasukan khusus ini. Munir juga menangani berbagai kasus pelanggaran HAM berat lainnya seperti kasus Tanjung Priok, Aceh,dan Talangsari Lampung. Munir yang berada di garis terdepan dalam upaya pembelaan HAM di Tanah Air memperoleh berbagai penghargaan dari dalam negeri (Yap Tiam Hien Award) dan luar negeri (dari Swedia dan UNESCO).Namun, pada 7 September 2004, Munir meninggal karena diracun di dalam pesawat Garuda dalam perjalanan ke Belanda. Maka, Indonesia berkabung. Presiden Megawati Soekarnoputri mengatakan ”Kita juga melihat beliau sebagai salah seorang pejuang HAM. Selama ini tidak pernah kenal lelah, tak pernah berhenti menyampaikan hal-hal yang beliau yakini”. Coba perhatikan bahwa Presiden Megawati menggunakan kata ”beliau” yang mengacu kepada Munir. Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto mengakui bahwa kritik yang dilontarkan Munir bersifat membangun. Kandidat Presiden (waktu itu) Susilo Bambang Yudhoyono mengenang Munir sebagai tokoh yang kritis,vokal, dan kadang-kadang membuat telinga banyak orang menjadi pedas.
Bagi SBY, keberadaan Munir sangat penting sebagai alat kontrol untuk mencerahkan pikiran kalau ada pihak yang keluar dari nilai-nilai demokrasi. Ketua Dewan Syura PKB Gus Dur mengungkapkan bahwa Munir adalah tipikal pribadi yang sederhana, tak gampang terlena oleh bujukan hidup mewah. ”Dia tidak tergoda kemewahan hidup.Teman-temannya yang lain sudah pada mewah,dia tidak”. Pandangan senada dilontarkan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah A Sjafii Maarif ”Munir telah mewariskan kepada bangsa Indonesia sesuatu yang sangat berharga yakni keberanian dan karakter manusiawi untuk memperjuangkan hal-hal yang baik”. Pengungkapan kasus Munir menghadapi tembok tebal karena melibatkan petinggi Badan Intelijen Negara (BIN).Presiden Susilo Bambang Yudoyono sendiri pernah mengatakan bahwa penuntasan kasus Munir merupakan ”test of our history”. Setelah melalui proses perkara berkepanjangan, akhirnya pilot Garuda, Pollycarpus Budihari Priyanto, dijatuhi hukuman 20 tahun penjara. Untuk apa dan untuk siapa Polly melakukan kejahatan tersebut? Tentu ia tidak akan menghilangkan nyawa seseorang tanpa motif tertentu. Siapa yang menyuruh dan membayarnya? Mantan Deputi BIN Mayjen TNI Muchdi PR ternyata dibebaskan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 31 Desember 2008. Seyogianya Munir diangkat menjadi pahlawan nasional. Bila ini dilakukan. tugas penuntasan kasus pembunuhan tersebut bukan hanya tugas polisi, hakim, dan jaksa, tetapi juga utang sejarah bangsa Indonesia. Kita tidak ingin pengalaman pahit terulang. Menteri negara yang kemudian juga diangkat sebagai pahlawan nasional, Otto Iskandar Dinata, diculik dan dibunuh pada Desember 1945. Kasusnya baru disidangkan pada 1959 ketika sebagian pelaku sudah meninggal. Ada beberapa kemajuan dalam proses pengangkatan pahlawan beberapa tahun belakangan ini.Kesan bahwa pahlawan nasional diutamakan dari pejuang bersenjata sudah bergeser. Seniman musik Ismail Marzuki yang mengarang lagu-lagu perjuangan telah diangkat sebagai pahlawan nasional, demikian pula sastrawan Raja Ali Haji dari Riau.
Penetapan pahlawan itu seyogianya disesuaikan dengan nilai-nilai yang ingin disemai dan dikembangkan oleh pemerintah di dalam masyarakat. Ketika program penegakan hukum dan HAM (termasuk pemberantasan korupsi) digalakkan secara nasional, sungguh tepat bila dalam pengangkatan pahlawan nasional tahun ini juga terdapat pendekar hukum dan HAM.Munir memenuhi syarat untuk itu.Secara gagah berani ia telah membela kebenaran yang ditebus dengan pengorbanan nyawanya. Pemberian tanda jasa dan selanjutnya pengangkatan Munir sebagai pahlawan nasional akan memperlihatkan bahwa penegakan hukum dan HAM memang menjadi komitmen pemerintah. Di sisi lain, status terhormat dalam sejarah ini akan membuat kasus Munir menjadi terbuka selamanya. Suatu bangsa tentu akan mengupayakan terungkapnya sampai tuntas pembunuhan terhadap seorang pahlawan nasional, sampai kapanpun.(*) Asvi Warman Adam Ahli Peneliti Utama LIPI

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/201464/

ARRIVEDERCI L'ITALIA

ARRIVEDERCI L'ITALIA
Setelah 80 tahun mengadopsi hukum sipil Italia, Vatikan kini ingin bercerai.
Tahun baru 2009 diwarnai Paus Benediktus XVI dengan sebuah keinginan yang mendobrak tradisi mapan selama 80 tahun: berpisah dari hukum sipil yang berlaku di Italia. "Terlalu banyak hukum Italia yang berseberangan dengan prinsip Gereja Katolik," ujar Monsignor Jose Maria Serrano Ruiz, pakar hukum kanon Vatikan yang berpengaruh, mengutip keinginan Paus yang disampaikan pada 1 Januari lalu.
Berdasarkan Perjanjian Lateran, yang disepakati pemerintah Italia dan Vatikan sejak 8 dekade lalu, seluruh hukum positif yang berlaku di Negeri Spaghetti itu akan berlaku otomatis di Vatikan, negara-kota terkecil di dunia seluas 44 hektare yang hanya dihuni 800 warga. "Kini seluruh pasal dalam kode hukum sipil dan kriminal Italia akan diuji satu per satu sebelum dinyatakan berlaku bagi warga Vatikan," Ruiz melanjutkan.
Menanggapi keberatan dari Pusat Gereja Katolik Roma, yang berdiri pada 1929, otoritas Italia menyatakan bahwa dari pandangan teknis, keberatan Vatikan bisa dimengerti. "Hukum Italia banyak yang ditulis secara buruk dan sulit dimengerti," ujar seorang menteri Italia yang tak diungkapkan namanya kepada BBC. Syahdan, saking berbelitnya, untuk memahami sistem hukum yang berlaku, kini sebuah komisi hukum yang dibentuk parlemen sedang berusaha menghapus puluhan ribu pasal yang dianggap sudah usang dari kode hukum Italia.
Sikap Vatikan yang lebih selektif ini tidak cuma diterapkan terhadap pasal-pasal hukum Italia, tapi juga terhadap perjanjian dan kesepakatan-kesepakatan internasional yang sudah diratifikasi secara global. Vatikan tak akan serta-merta menyetujui komitmen masyarakat internasional jika hal itu dirasakan berseberangan dengan hukum kanon Gereja Katolik.
Vatikan baru-baru ini menolak menyetujui Deklarasi PBB yang ingin menghapus diskriminasi terhadap homoseksual. "Rancangan deklarasi itu sudah kebablasan," ungkap seorang petinggi Vatikan menyebutkan ulang penilaian Paus atas ide kontroversial bagi Gereja Katolik tersebut.

Sikap keras Paus Benediktus XVI, yang bernama asli Joseph Ratzinger, 81 tahun, ini membuatnya mendapat julukan "God's Rottweiler" dari pengritiknya. Rottweiler adalah anjing penjaga asal Jerman yang mampu bekerja keras sekaligus galak.
Pengamat masalah Vatikan, John L. Allen, pernah memberikan perumpamaan populer antara Paus Benediktus dan pendahulunya, Paus Yohanes Paulus II, yang bernama asli Karol Josef Wojtyla. "Jika Yohanes Paulus II tak menjadi Paus, dia akan menjadi bintang film. Sedangkan jika Benediktus XVI tak menjadi Paus, dia akan menjadi profesor kampus," ulas Allen.
Menanggapi keinginan terbaru Paus Benediktus XVI, para pengamat hukum di Italia menyatakan bahwa Vatikan ingin menunjukkan kemandiriannya dalam sejumlah hal yang selama ini mengganjal mereka, seperti pernikahan sejenis dan hak menuntaskan hidup sendiri (euthanasia), dua hal yang boleh dilakukan Italia tapi membuat gusar sang "Profesor Kampus". Akmal Nasery Basral BBC AFP

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/03/Internasional/krn.20090103.152595.id.html

Televisi Nir-Ideologi

Televisi Nir-Ideologi
Veven Sp. Wardhana
Pemerhati budaya massa
PEMBERITAAN media mengenai penganiayaan terhadap Elias Agung Setiawan, yang diduga melibatkan pembalap Ananda Mikola dan selebritas Marcella Zalianty, yang fokusnya kemudian bergeser menjadi pemberitaan perihal masa lampau Setiawan yang gelap, bisa dijadikan cerminan pola penayangan televisi di Indonesia: berkelok arah makin menjauhi titik pijak awal. Pijakan awal perkara Setiawan-Mikola-Zalianty adalah benar-tidaknya serta seberapa benarnya penganiayaan itu, dan bukan pantas-tidaknya Setiawan dikerasi lantaran masa lalunya yang mungkin kelam.
Nyaris sejajar dengan perihal eksekusi mati trio pengebom Bali alias Imam Samudra cumsuis, yang makin memberat pada atmosfer betapa mengibakan nasib keluarga trio yang tak mendapat kepastian dari pemerintah perihal hari-H eksekusi. Jika kemudian publik merasakan pemberitaan media televisi berkait dengan eksekusi mati itu sebagai pengheroan atau hero(n)isasi terhadap trio pengebom--dengan term mati syahid, misalnya--bisa saja itu bukan by design dari manajemen redaksional jurnalistik televisi; namun penyebutan pada trio pengebom itu secara terus-menerus sebagai "Amrozi dan kawan-kawan" (bukan "Imam Samudra dkk" atau yang satunya), hal tersebut tak semata lantaran wajah dan postur Amrozi lebih celebritable dibanding dua kawannya, namun sesungguhnya media televisi telah melakukan “selebritisasi” atas trio pengebom maut itu. Jadinya, keangkeran dan keangkaraan kinerja trio itu jadi terselimuti oleh keselebritasan yang mau tak mau cenderung favorable.
Favorable adalah bahasa lain bagi tingginya pemeringkatan atau rating, yang menjadi pedoman pasti para pengelola industri televisi dan pemasoknya: rumah-produksi dan terutama pemasang iklan. Di mana ada rating, di situ muncul mata tayangan yang berorientasi pada yang mendapat
rating. Di mana terkalkulasi pemeringkatan yang tinggi, di situlah berbagai mata tayangan—apa pun jenisnya: kuis, sinema, news, feature, reality show, infotainment--akan dimodifikasi.
Sebagai misal, saat pertama kali sinema-televisi serial Gerhana ditayangkan, intensinya adalah kisah perihal dunia supranatural. Mungkin karena garapannya buruk, atau mungkin jenis hiburan ala supranatural yang agak ilmiah itu kurang nyambung dengan publik Indonesia yang cenderung pada model-model klenik, peringkat Gerhana tak begitu menggembirakan, kecuali ketika kemudian dibelokkan arahnya menjadi jenis komedi situasi, yang memang mengatrol rating. Jadinya, episode-episode lanjutannya pun mengkhianati ide awal berupa supranatural itu. Sama dan sebangun dengan serial Wah? Cantiknya!, yang konsep awalnya adalah semacam pemujaan terhadap keanggunan dan kecantikan salah satu sosok utama perempuannya, tapi di belakang hari, hingga akhir hayat penayangan, isinya mengeksplorasi sekaligus mengeksploitasi keidiotan sosok Cecep (dimainkan Anjasmara), yang bahkan menempatkannya sebagai sinema-televisi favorit pilihan penonton, yang tak semata hitung-hitungan rating.
Gerhana, Wah? Cantiknya, dan pemberitaan perihal Imam Samudra dkk serta Marcella Zalianty dan seputarannya bolehlah dianggap sebagai contoh-contoh pembelotan terhadap dan dalam diri mereka sendiri; atau pembelotan atau pengkhianatan terhadap ide awal sebuah mata tayangan. Sesungguhnya, pengkhianatan juga terjadi dalam konstelasi lebih besar, yakni visi dan misi stasiun penyiaran televisi bersangkutan. Awalnya, sebuah televisi menampik bersiaran musik dangdut karena stasiun bersangkutan menempatkan diri sebagai lembaga penyiaran kelas menengah-atas, sementara panggung dangdut dianggap tahap bawah--entah kelas-bawah-priayi sebagaimana didaku Rhoma Irama maupun kelas-bawah-comberan sebagaimana ditudingkan pada tipologi Inul Daratista. Namun, karena satu-satunya lembaga pemeringkatan menempatkan tayangan dangdut pada posisi di atas, visi dan misi yang kadung dirancangkan itu kemudian dikhianati sendiri, kendati awal-awalnya lewat pentas dangdut dengan penyanyi tertentu, atau diracik dalam komposisi simfoni orkestra, atau goyangnya diadaptasi dari balet, salsa, dan seterusnya.

Jadi, kalau ditanyakan: tren tayangan apa yang bakal muncul dalam layar televisi Indonesia-raya tahun mendatang, sesungguhnya tak ada tren apa pun. Dengan becermin pada siaran televisi Indonesia anno 2008, yang (tetap dan makin) ada adalah tayangan modifikasi yang makin jauh dari ideologi. Makna modifikasi adalah: sedikit mengubah mata acara yang sudah ada yang dianggap mampu mengatrol peringkat. Dua macam modifikasi: resmi dan diam-diam. Modifikasi resmi adalah yang jujur menyebutkan sebagai tayangan lisensi; modifikasi tak resmi adalah yang cenderung dekat dengan plagiarisme.
Yang resmi maupun yang tidak, keduanya sama-sama nir-ideologi. Saat bejibun sinema-televisi yang dibintangi para remaja yang berperan sebagai orang dewasa, sebagai direktur atau direktris sebuah perusahaan besar, tak pernah jelas intensi apa sesungguhnya yang hendak disosialisasi ke hadapan publik, kecuali semata seni peran yang ampang, namun harus diakui yang bisa dijual adalah berderet tampang. Berbeda, misalnya, dengan semi-seri-semi-serial Dunia Tanpa Koma (2006); betapapun yang dijadikan fokus kisah adalah dunia jurnalis, namun dalam sinema ini terkandung pemetaan dunia kriminal, atau penganatomian jagat narkotik dan seputarannya.
Empat Mata, yang awalnya sebagai fluidity acara talkshow yang kaku dan kering, pada akhirnya semata menjadi ajang meledek diri sendiri yang diimbangi ledekan yang bepercikan atmosfer sensualitas dan seksualitas para bintang tamu yang berjenis kelamin perempuan. Jika Empat Mata sempat dihentikan siarannya--oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)--dan belakang hari muncul kembali dengan nama Bukan Empat Mata (namun minus perubahan konsep), kemungkinannya adalah: (Bukan) Empat Mata sedang meledek habis-habisan teguran Komisi Penyiaran Indonesia, yang siapa tahu juga tak begitu jelas apa ideologinya. *

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/03/Opini/krn.20090103.152592.id.html

Rombongan Muslim di AS 'Dipaksa' Turun Pesawat

Rombongan Muslim di AS 'Dipaksa' Turun PesawatRachmadin Ismail - detikNews

Washington - Maskapai penerbangan di Amerika Serikat sepertinya tidak ingin 'kecolongan' lagi setelah tragedi 11 September 2001. Penumpang muslim diperiksa dengan ketat, bahkan diturunkan secara paksa jika dianggap meresahkan penumpang lainnya.Seperti yang terjadi pada rombongan keluarga Atif Irfan. Ia bersama 8 orang kerabat muslim lainnya, harus menelan kekecewaan karena tidak bisa melanjutkan penerbangan akibat 'dicurigai' sebagai teroris."Mereka hanya bilang ada masalah keamanan, lalu kami diperiksa dan diizinkan untuk memesan tiket lagi. Tapi setelah itu tidak ada klarifikasi kembali," ujar kakak Atif, Kashif Irfan saat diwawancarai CNN sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (2/1/2009).Atif dan Kashif beserta keluarga lainnya berencana terbang menuju Florida dari bandara internasional Reagan, Washington, menggunakan AirTran Airways. Pihak AirTran menurunkan mereka untuk diperiksa ulang oleh pihak keamanan bandara. Namun setelah dinyatakan bersih, rombongan tersebut tetap tidak diizinkan untuk terbang."Kami dilarang terbang karena penampilan kami," kata Kashif.Menurut Kashif, seluruh rombongan merupakan warga keturunan muslim yang lahir di AS. Lima dari 6 orang dewasa yang turut dalam rombongan merupakan warga keturunan Asia."Seluruhnya tampil dalam busana muslim. Kaum pria berjenggot dan wanita berjilbab," jelasnya.Sementara itu, pihak AirTran mengaku sudah memberi tiket tambahan bagi 6 penumpang dalam rombongan tersebut ke Florida. Namun 3 penumpang lainnya harus diamankan oleh petugas bandara, karena mengeluarkan perkataan yang tidak pantas.
(mad/mad)

http://www.detiknews.com/read/2009/01/03/042026/1062321/10/rombongan-muslim-di-as-dipaksa-turun-pesawat

Kenaikan Standar Kelulusan Unas

Kenaikan Standar Kelulusan Unas
Permendiknas No 78/2008 menetapkan standar kelulusan dalam ujian nasional (unas) 5,50 dengan nilai minimal 4,0 paling banyak di dua mapel dan 4,25 di mapel lain. Angka ini naik 0,25 dibanding tahun lalu. Apa makna kenaikan standar kelulusan tersebut? Adakah permendiknas itu akan meningkatkan prestasi belajar siswa? Atau apakah permendiknas itu justru menjadikan unas sebagai momok yang kian menakutkan banyak pihak?Sebelum menjawab dua pertanyaan tersebut, saya mencoba memahami karakteristik unas. Selama ini unas cenderung dikemas sebagai sistem evaluasi yang menggunakan asumsi pendidikan behavioristik. Dalam tradisi behaviorisme, kata Mary James, evaluasi prestasi siswa dilakukan dengan melihat level hierarki prestasi, dan menekankan benar atau salah (lihat Gardner, 2006: 55). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam bentuk objective test dengan lebih sering menggunakan sistem tertutup, seperti multiple choice, pencocokan (matching), menyempurnakan (completion), dan salah atau benar (true or false). Tes objektif dijadikan pilihan karena praktisi pendidikan behavioris memandang kekuatan menghafal siswa adalah sesuatu yang dipandang sangat penting.Dalam melihat hierarki prestasi siswa, mereka yang berada di bawah standar karena banyak kesalahan dalam jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan, dinyatakan tidak lulus. Mereka diberi kesempatan memperbaiki pada mapel yang kurang atau tidak lulus tes formatif maupun sumatif, melalui program remedial. Pemerintah menyiapkan paket C, semacam remedial bagi mereka yang tidak lulus unas.Dari Kognitif ke Metakognitif Unas tak dapat dimungkiri bukan hanya memakan ongkos material yang besar, tetapi juga biaya immaterial. Hampir bisa dipastikan, peningkatan standar kelulusan ujian nasional akan mendorong peningkatan kecemasan banyak pihak. Ancaman tidak lulus kian jadi momok. Siswa, orang tua, guru, kepala sekolah, bahkan penyelenggara unas itu sendiri, akan mengalami tekanan psikologis yang semakin besar.
Seharusnya tekanan psikologis seperti itu dihadapi dengan semakin meningkatkan proses dan motivasi belajar. Namun, praktiknya tekanan psikologis itu justru dihadapi dengan sejumlah praktik perilaku menyimpang. Setiap tahun selalu muncul kasus pencurian soal, perjokian, kepala sekolah membuat tim sukses, mengajari anak-anak didiknya sendiri bekerja sama, bukan dalam kebaikan, tetapi ketika mengerjakan soal unas. Dengan ongkos sebesar itu, unas faktanya hanya mengukur satu dimensi kecerdasan, yaitu dimensi kognitif saja dari sekian multidimensi intelegensia siswa. Walaupun unas masih mensyaratkan siswa harus lulus di ujian sekolah, betapapun bagusnya nilai ujian sekolah tidak bisa dijadikan kompensasi terhadap nilai unas yang berada di bawah standar kelulusan. Para ahli pendidikan konstruktivistik memandang dimensi kognitif belum cukup dijadikan dasar untuk menghadapi kehidupan yang kompleks. Dimensi kognitif memang menjadikan siswa cerdas dan pintar. Namun, seperti yang digagas penganut pendidikan konstruktivistik, untuk dapat menghadapi kehidupan yang kompleks ini, siswa harus memiliki kecerdasan metakognitif, meliputi kecerdasan kognitif, afektif maupun motorik. Kehidupan yang kompleks ini tidak bisa dihadapi dengan kecerdasan tunggal, dalam hal ini kognitif saja. Kehidupan yang kompleks membutuhkan respons berpikir secara divergent. Logika Jawa mengatakan, "pinter" saja tidak cukup, tetapi dalam menghadapi kehidupan ini orang harus "pinter-pinter". Menggunakan istilah Mary James, cerdas kognitif saja tidak cukup, tetapi hidup ini memerlukan kecerdasan metacognitive, yakni perpaduan antara kecerdasan afektif, kognitif, maupun motorik. Kecerdasan itulah yang memungkinkan lahirnya resilience behavior, yakni perilaku cerdas siswa dalam membangun keseimbangan menghadapi hidup dan kehidupan. Dengan resilience behavior yang baik, siswa dapat menentukan arah hidupnya sendiri (self-directing) dalam membangun masa depan. Siswa juga dapat memonitor sendiri (self-monitoring) dengan senantiasa bersikap kritis terhadap apa yang selama ini dia lakukan. Siswa juga bisa melakukan penataan dan antisipasi sendiri (self-regulation) dalam memecahkan masalah.
Bandingkan dengan model evaluasi yang diterapkan dalam unas yang memilih memakai sistem tes objektif. Pemerintah sebagai penyelenggara unas memang diuntungkan karena pekerjaan evaluasi terhadap siswa dapat dilakukan dengan gampang. Mereka dapat menggunakan komputer untuk melakukan skoring hasil tes objektif siswa dengan cepat. Namun, siswa hanya diuntungkan dalam menguasai dan menghafal pengetahuan yang dirancang kurikulum dan silabus. Dalam sistem tes objektif kemampuan siswa menggunakan kecerdasan kreatif mengantisipasi kehidupan nyata yang kompleks ini tidak termonitor secara pasti. Masalahnya, siswa hanya belajar apa yang ada dalam kurikulum dan silabus, tidak belajar apa yang ada dalam hidup dan kehidupan. Padahal, apa yang ada dalam hidup dan kehidupan sungguh lebih kompleks daripada apa yang ditulis dalam kurikulum, silabus maupun bahan-bahan ajar.Penilaian Otentik Hanya dengan mengajari siswa tentang hidup dan kehidupanlah, output dan outcome pendidikan kita akan menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten sehingga menjadikan ilmu pengetahuannya bermakna. Sistem evaluasi yang menggunakan objective test seperti yang dipakai unas sangat tidak memadai untuk dapat mengantarkan siswa menjadi manusia yang berkompeten, yang dapat menjadikan ilmu pengetahuan yang diperoleh bermakna untuk dirinya dan sesama. Seperti yang dikatakan Wiggins (1998), sistem evaluasi akan efektif jika didasarkan prinsip-prinsip penilaian otentik. Penilaian dalam hal ini dilakukan dalam konteks pembelajaran yang nyata. Lantas di dalamnya disusun model evaluasi yang mendorong siswa mampu melakukan konstruk dan rekonstruksi pengetahuan secara otentik, menumbuhkan disiplin mencari informasi, pengetahuan, dan nilai-nilai untuk memecahkan masalah. Bukan hanya memecahkan masalah di sekolah, tetapi dalam kehidupan nyata di luar sekolah.Model penilaian otentik ini tidak mengandalkan pemberian tanda dan skoring, salah atau benar, melainkan menilai kondisi mentalitas kepribadian yang dilakukan dalam setting yang nyata, seperti penyelesaian tugas tertentu.
Misalnya, dalam menyelesaikan tugas membuat desain arsitektural, pemahaman dan pemanfaatan sumber daya alam tertentu, membaca perilaku anak jalanan, membaca akar kekerasan berikut pemecahannya, perilaku ekonomi politik komunitas tertentu, dan sebagainya. Strategi penilaian otentik tidak mengedepankan tes objektif, melainkan lebih mengedepankan model evaluasi terfokus sehingga diketahui intensitas perkembangan pembelajaran siswa dalam periode tertentu, melihat profil siswa, membuat jurnal dan portfolio pembelajaran siswa, contoh-contoh penyelesaian tugas, penilaian kawan baya dan sekaligus self-evaluation siswa itu sendiri. Jika strategi evaluasi menggunakan model penilaian otentik seperti itu, lebih bisa diharapkan pendidikan menghasilkan manusia yang benar-benar kompeten, baik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan maupun dalam membangun kehidupan bermakna bagi dirinya serta sesama. Prof Dr Zainuddin Maliki MSi, ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur, rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya

http://jawapos.com/